"Kalian harus membuatnya lebih ringkas lagi. Mudah dibaca dan dipahami."
Dia Edogawa Ranpo, satu-satunya pria yang disembah bagai dewa. Ups! Bukan.
Dia adalah kepala bagian perencanaan, seorang atasan sekaligus anak buah kesayangan pendiri Armed Corp, Mr. Yukichi Fukuzawa.Setidaknya itu yang pegawai tahu sebelum jabatan CEO beralih pada penerus selanjutnya.
"(Y/n)... coba kau ajari mereka." Ranpo memasukan keripik kentang rasa karamel ke dalam mulutnya.
Seorang gadis bersurai (c/h) menyembulkan kepala dari sekat meja. Ia tak bersuara, hanya tersenyum sambil mengibas-kibaskan sebuah berkas.
"Ah! Aku melupakan sesuatu. Kau harus menyelesaikan sebelum jam makan siang. CEO baru akan memeriksanya untuk tender lusa."
Gadis bernama (y/n) mengangguk lalu kembali berkutat dengan pekerjaan yang sebelumnya ia geluti.
"(Y/n), bisa kau bantu aku sebentar?"
Pria paling tinggi diantara jajaran kepala bagian, merupakan mantan sekertaris Mr. Yukichi Fukuzawa. Seorang yang idealis dan sangat mematuhi jadwal agenda yang ia buat sendiri tanpa kecuali. Kini ia menjadi seorang implementer proyek setelah CEO sebelumnya pensiun."Tunggu 5 menit, Kunikida." Jawab (y/n) sambil mengetuk-ngetukan telunjuk kanan pada berkas dengan mata yang tak beralih dari laptop dihadapannya.
"Ha. 5 menit. Aku tunggu disini."
(Y/n) hanya melirik singkat. Lalu segera menyelesaikan pekerjaan miliknya.
Hening, hanya suara keyboard yang bersinggungan dengan jari.
Kunikida melihat jam dilengan kiri.
"Ini sudah 4 menit 52 detik."(Y/n) berdecak.
Kunikida benar-benar menghitung waktu sedemikian detail. (Y/n) menutup jendela layar dan menampilkan screensaver tokoh anime favoritnya.(Y/n) memutar kursi menghadap Kunikida yang masih setia berdiri disisi meja.
"Apa yang bisa ku bantu, Mr. Kunikida?"Kunikida membenarkan letak kacamata.
"Panggil aku Kunikida. Aku tidak mau terlihat tua didepan orang lain."(Y/n) berdiri, mendekat pada Kunikida. Tersenyum jahil saat Kunikida semakin gugup.
"Umurmu dan Ranpo itu sama, kalian sama-sama tua dan masih lajang. Dasar bujang lapuk!"(Y/n) tersenyum bangga karena berhasil membuat Kunikida kalah telak.
"Mulutmu pedas seperti biasanya." Gumam Kunikida.
"Jadi apa yang bisa ku bantu?" (Y/n) tak ingin membuang-buang waktu berharganya untuk hal yang tidak penting. Setidaknya itulah yang ia pelajari dari Kunikida.
"Aku ingin melihat data perencanaan proyek tahun lalu. Ada beberapa yang tidak sesuai implementasi. Aku harus melakukan koreksi dan mengirimkan laporan pada bos baru." Jelas Kunikida.
"Apa kau baru saja menyebut CEO baru? Pemuda yang tampan itu? Yang tatapannya membuat para wanita meleleh itu? Yang─"
(Y/n) membekap mulut Naomi. "Ssst... ini jam kantor. Tidak boleh bergosip." (Y/n) mendekatkan telunjuk di depan bibirnya sendiri.
Naomi melepas tangan (y/n) dan berucap lebih pelan dari sebelumnya.
"Tapi gosipnya begitu. Dia tampan dan mempesona."
Mata Naomi berbinar."Ehm. Ehm." Naomi dan (y/n) menoleh pada Kunikida.
"Benarkan, Kunikida! Dia itu orang yang sangat tampan, jenius dan juga menawan!" Lagi, Naomi sangat bersemangat untuk hal ini.
"Dazai adalah penerus Mr. Fukuzawa, sangat bertalenta juga berprestasi. Meraih gelar MBA diusia yang sangat muda. Di umur yang baru 22 tahun dia sudah menjadi seorang CEO." Jelas Kunikida.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sinting [ E N D ]
FanficDiantara banyak pegawai yang telat, kenapa hanya aku yang dihukum???? "Sudah tau apa kesalahanmu, hm?" Siapapun tolong beritahu CEO sinting ini kalau aku hanya menjatuhkan pena yang tak sengaja mengenai sepatu mahalnya. "Kau menjatuhkan sesuatu." Be...