"Aku lapaaaar!" Ranpo merengek disamping kursi yang (y/n) duduki.
"Kau bisa memesan makanan cepat saji, Ranpo." Naomi yang duduk didepan (y/n) menyembulkan kepalanya diatas sekat.
"Naomi...., dia...." Tunjuk pria itu pada (y/n). ".... adikku tersayang sejak tadi mengabaikanku. Dia tidak sayang lagi pada kakaknya. Dia akan meninggalkanku seperti Direktur." Ranpo kini tak memakai kacamata, memperlihatkan mata sipit yang semakin sipit karena rengekannya.
"(y/n) sedang sibuk, Ranpo. Lihat, matanya bahkan tak berkedip menatap layar." Naomi menunjuk (y/n) yang memang tengah menatap layar sambil mengetikan beberapa laporan disana.
"Naomi, tolong ambilkan permen karamel di lokerku." Naomi mengangguk, berjalan ke arah loker milik (y/n).
"Yang lolipop juga." Naomi menghentikan langkah dan menoleh lalu mengangguk."Coklatnya juga."
Naomi kembali menoleh."Wafelnya juga."
Untuk ke sekian kalinya Naomi menoleh."Kenapa tidak semuanya saja, (y/n)!" Naomi kesal.
"Ya. Terserah saja kalau kau mau." (y/n) tak mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Apa kau sedang marah padaku?" Tanya Ranpo pada (y/n).
"Tidak."
"Kenapa kau tidak menatapku?"
"Aku sibuk."
Ranpo diam untuk beberapa saat.
"Kau dihukum oleh bos baru karena datang telat."Kini (y/n) menoleh.
"Jadi benar. Orang sinting yang menabrakmu kemarin hingga kopi Naomi tumpah adalah orang yang sama." Lanjut Ranpo.
"Kau membaca isi kepalaku?" (y/n) menghentikan kegiatan dan menghadap Ranpo sepenuhnya.
"Kau benar-benar tau segalanya ya..." Kini wajah (y/n) berubah lesu.
"Aku ini sangat jenius, apa kau lupa?" Ucapan Ranpo diangguki (y/n). "Sebaiknya sekarang kita pulang. Besok pasti dia akan menghukum mu lagi kalau datang telat." Ranpo berdiri.
"Bagaimana dengan makanannya?" Naomi berdiri dengan makanan yang ia bawa dari loker (y/n).
"Tentu saja aku bawa pulang." Ranpo mengambil alih semua makanan manis dari gendongan Naomi.
'Ranpo benar, kalau besok aku datang telat, bisa-bisa dia memakanku hidup-hidup!' Pikir (y/n).
○ ○ ○
Pagi ini (y/n) datang lebih awal. Menyapa pegawai lain yang ia temui dengan senyuman manis miliknya.
"Kunikidaaaaa!" (y/n) berlari ke arah pria tinggi yang kini berjalan di lobby.
Kunikida menoleh, "Apa kau salah minum obat?"
"Kenapa?" (y/n) berjalan disamping Kunikida masih dengan senyum yang mengembang.
"Tidak biasanya kau datang sepagi ini."
"Anggap saja memang sedang tidak biasa." (y/n) tersenyum dan masuk ke dalam lift. Mengabaikan pria yang berdiri di pojok ruangan dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf membuatmu menunggu, Mr. Dazai." Pria itu menoleh.
"Semenit lagi akan ku potong gajimu, Tachihara." Mood Dazai anjlok seketika. Terlebih setelah melihat (y/n) yang menyapa Kunikida dan pegawai lain dengan ramah.
"Jelas-jelas dia melihatku. Tapi dia tidak menyapa." Gumam Dazai sambil berjalan menuju lift khusus untuk para petinggi perusahaan.
"Kau mengatakan sesuatu, Mr.?" Tachihara menoleh. Dazai tak bergeming, seolah sibuk dengan pemikirannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sinting [ E N D ]
FanficDiantara banyak pegawai yang telat, kenapa hanya aku yang dihukum???? "Sudah tau apa kesalahanmu, hm?" Siapapun tolong beritahu CEO sinting ini kalau aku hanya menjatuhkan pena yang tak sengaja mengenai sepatu mahalnya. "Kau menjatuhkan sesuatu." Be...