"Oh─ nona (y/n)!" Sapa Atsushi, sekertaris CEO baru.
"Atsushi!" (y/n) menyapa balik.
"Kenapa dengan bajumu?"
"Ada orang sinting yang menumpahkan kopi ku." (y/n) mengibas-kibaskan tangan di lengan kemeja yang ia pakai.
"Sebaiknya kau segera mengganti bajumu. Tanganmu juga merah. Pasti kopinya panas." Atsushi terlihat khawatir.
"Begitulah..." (y/n) mengangguk dengan bibir yang mengatup.
"Sebaiknya kau cepat obati lukamu. Sini. Biar aku saja yang membawakan belanjaanmu. Milik Ranpo kan?"
Sudah bukan rahasia lagi jika hubungan (y/n) dan Ranpo benar-benar seperti kakak beradik. Tapi bagi Atsushi ataupun yang lain, (y/n) yang 6 tahun dibawah Ranpo terlihat seperti seorang kakak yang selalu membelikan adiknya makanan ringan.Ranpo selalu merengek pada (y/n) jika persediaan makanannya habis. Dan (y/n) dengan sigap segera membelikan itu semua untuk Ranpo.
Seperti itulah hubungan kedekatan keduanya terjalin. Tidak heran semua pegawai menganggap mereka kakak beradik tidak sekandung ataupun sedarah.
"Terima kasih, Atsushi. Sampaikan pada Naomi, kopinya akan ku belikan lagi nanti."
"Hm."
○ ○ ○
"Apa tanganmu masih sakit?"
Ranpo duduk dengan sebuah koran ditangan."Tidak terlalu. Hanya perih." (y/n) tak beralih dari layar laptop.
"Ah.. sepertinya mataku lelah." (y/n) mengucek mata yang dalam pandangannya sudah terlihat kabur.
"Kompres dengan ini." Naomi membawakan ice gel mini.
"Terima kasih." (y/n) menerima dan segera mengompres matanya dengan ice gel pemberian Naomi.
"Kau seharusnya menggunakan kacamata. Jadi pandanganmu akan jauh lebih baik." Naomi mendudukan diri disamping (y/n).
"Besok pagi aku pergi ke dokter mata untuk memeriksanya. Mungkin mataku hanya lelah."
"Jangan memaksakan diri. Sebaiknya ikuti apa kata dokter." Ranpo membalikan koran.
(y/n) meletakan ice gel di meja.
"Bukankah kacamata mu pemberian dari Mr. Fukuzawa?""Kau benar. Ini benda paling berharga yang ku miliki." Jawab Ranpo.
"Seandainya masih ada Mr. Fukuzawa... pasti mataku tak akan selelah ini..." Tanpa sadar semua melirik pada (y/n). Baru kali ini gadis itu mengeluh.
"Ayo sebaiknya kita pulang. Ini sudah lewat jam lembur. Tidak baik anak gadis pulang larut malam." Ranpo melipat koran dan bangkit.
"Eh─ tapi datanya belum selesai." - (y/n).
"Dilanjutkan besok saja. Tendernya kan baru akan dimulai lusa. Kau masih punya waktu besok untuk menyelesaikan semuanya."
"Ranpo benar, ayo kita pulang, (y/n)." ─ Naomi.
"Baiklah... ayo kita pulang. Badanku juga sudah pegal." (y/n) bangkit setelah mematikan laptop. Berjalan bersama Naomi dan Ranpo meninggalkan ruang kerja.
○ ○ ○
Keesokan harinya...
(y/n) berlari dari halte bus menuju lobby kantor. Dirinya hampir tertabrak mobil sport yang dikendarai oleh pria yang kemarin bertabrakan dengan dirinya.
"Tidak punya mata, ya?" Ucap pria itu saat menurunkan kaca mobil.
(y/n) menoleh dengan wajah malasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sinting [ E N D ]
FanficDiantara banyak pegawai yang telat, kenapa hanya aku yang dihukum???? "Sudah tau apa kesalahanmu, hm?" Siapapun tolong beritahu CEO sinting ini kalau aku hanya menjatuhkan pena yang tak sengaja mengenai sepatu mahalnya. "Kau menjatuhkan sesuatu." Be...