friend with benefit(21+)

253K 1.9K 29
                                    

"Ca, bantuin gue."

Erica, perempuan yang kerap dipanggil Ica itu menoleh malas, "Apaan sih, Van."

Vando, yang notabenenya sudah menjadi sahabat sejak kecilnya Ica terlihat makin gusar, "Bacot dah lu, bantuin gue ih cepetan."

Ica berdiri dari duduknya dengan malas. Sungguh, hanya Vando yang berani mengganggu Ica saat waktu senggangnya. Apalagi disaat jamkos yang jarang terjadi disekolah tempatnya menimba ilmu.

Dengan gontai, Ica menghampiri Vando yang daritadi berdiri uring-uringan dan sesekali mengerang menahan sakit.

Kesal melihat Ica yang berjalan lambat, Vando menarik tangan Ica dengan kasar, "Apaan nih?! Sakit bodoh!"

Namun Vando tidak menghiraukan perkataan Ica, Ia tetap fokus membawa Ica ke gedung D. Gedung yang paling sepi dan hanya ada UKS di dalamnya.

Ica tetap meraung kesakitan dan mencoba melepas cengkraman Vando. Namun itu semua sia-sia. Vando tetap pada pendiriannya.

Vando menyentak pintu UKS dengan kasar dan menarik Ica untuk masuk ke dalam. Dengan cepat Ia mengunci pintu dan mematikan lampu.

Lelaki bertubuh tegap itu mendorong Ica ke pintu dan menghimpitnya. Deru nafasnya terasa memburu. Ia menahan sesuatu.

"Mo ngapain lo?" tanya Ica gusar. Ia menatap manik mata Vando yang terlihat memberat sambil mendorong mundur tubuh Vando.

Vando mendekatkan wajahnya ke arah leher Ica, menghirup wanginya, mencium dan menjilati leher mulus sahabatnya itu, "Aaakh.. apa-apaan.. Van.. Stophh.. AHH." desah Ica saat Vando mulai membuat kiss mark di ceruk lehernya.

Ica mencengkram bahu Vando. Menopang tubuhnya yang limbung akibat kegiatan lelaki berkulit sawo matang itu, "Van.. tu-tunggu duluh.. haah.."

Namun Vando makin gencar menciumi leher Ica, bahkan tangannya sudah asik bergerilya di salah satu aset kebanggaan Ica.

Vando makin menghimpit badan Ica ke pintu. Ia mengunci kaki Ica dengan menekankan kaki kanannya di tengah-tengah kaki Ica.

Ica meleguh saat merasakan benda keras yang berdenyut menekan pahanya, "Gue butuh lo, sahabat." lirih Vando tepat di telinga Ica.

"Udah sakit banget. Gue gabisa nahan lebih lama, Ca. Bantuin gue." sambung lelaki itu dengan muka memerah.

Ica menghembuskan nafas jengah. Ia mendorong pelan tubuh Vando. Ica itu tahu betul, bahwa perempuan adalah kelemahan sahabatnya yang satu ini.

Vando sangat lemah dipegang oleh perempuan sejak mendapat mimpi basah pertamanya. Sekali coel saja, birahinya akan naik sampai-sampai Ia kesakitan. Dan hal itu semakin menjadi saat mereka memasuki SMA.

Saat SMP, lelaki itu akan baik-baik saja sesudah mandi. Namun saat ini, lelaki itu butuh Ica untuk membantu menuntaskan nafsunya.

setahun yang lalu.

Itu terjadi pada hari pertama saat mereka duduk di kelas 2. Waktu itu, seorang perempuan tidak sengaja menubruknya dan membuat mereka terjatuh bersama. Perempuan itu tidak sengaja menindih aset penting Vando. Vando yang merasa turn on, langsung pergi dan membolos.

Ica yang melihat kejadian itu langsung berlari mengejar Vando kerumahnya. Saat itu rumah Vando sepi, dengan cepat Ica melangkahkan kakinya ke kamar Vando.

Ia mendegar erangan dari dalam kamar mandi. Vando terdengar sangat kesakitan dan itu membuat Ica berani membuka pintu kamar mandi.

Terlihat Vando yang terduduk di lantai dengan baju yang basah kuyub. Ia terus mengerang dibawah guyuran air dingin.

sweet scar「 adult smut  」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang