6. Bloom

890 97 17
                                    

Taka melewatkan sarapan dan makan siang, ia baru keluar dari dalam kamar hotel ketika Yuu mengajaknya makan di restoran yang berada dilantai dasar hotel. Raut cemas tergambar jelas diwajah cantik Yuu.

Toru tidak kembali sejak pagi. Yuu sendiri juga tidak tahu dimana boss besarnya itu, Yuu hanya mengatakan Toru memiliki urusan penting. Taka tidak ingin bertanya lebih lanjut, baginya ada atau tidaknya Toru bukanlah suatu masalah. Jika Toru ada ia hanya akan melakukan seks, sesuai dengan pekerjaannya bukan?

"Sebenarnya aku tidak makan diatas jam sembilan malam. Kau tahu? Itu bisa membuat badanku gemuk." Yuu mencurahkan isi hatinya, wanita itu mengaduk jus jambu yang dipesannya sejak tadi. Wajahnya menyiratkan kekesalan, Taka mengerti wanita benar-benar menjaga tubuhnya. Ia sudah melihat Aimer sebagai contoh nyata.

"Maafkan aku." Sedikitnya Taka merasa bersalah. Pasti Yuu sampai melanggar jam makannya demi menemani dirinya.

Yuu menggerakkan tangan. "Tidak apa-apa. Kalau kau dalam keadaan tidak baik, aku bisa dibunuh Yamashita-sama!"

Tapi itu tidak akan mungkin terjadi. Yamashita Toru tidak akan pernah mengkhawatirkan dirinya. Kecuali, Toru takut melewatkan seks sehari saja jika ia sakit. Namun sekali lagi, walau dirinya sakitpun Toru tetap melakukannya. Apa yang ia harapkan? Yamashita Toru tidak akan pernah perduli pada oranglain.

"Bagaimana? Kau sudah lebih baik?" Yuu mengalihkan topik pembicaraan. Ia mengeluh kemudian karena tidak bisa menghabiskan kentang gorengnya dan menawarkannya pada Taka.

"Yeah, um, terima kasih atas bantuanmu. Semalam aku sangat merepotkan." Taka menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tertawa dengan miris, Yuu mengangguk.

"Merepotkan." Taka selalu suka bagaimana Yuu mengatakan dengan jujur isi hatinya. Yuu tahu bagaimana cara menghapuskan kecanggungan diantara mereka berdua, apalagi mereka belum terlalu dekat. "Oh ya, apa pekerjaanmu?"

"Huh? Aku menjaga toko bunga." Yuu menaikkan salah satu alisnya. Benar dugaannya, Taka bukan teman Yamashita Toru. Lantas Taka sebenarnya apa? Kekasih Toru? Ah? Jika iya seingatnya Toru tidak menyukai laki-laki.

"Kau tahu? Wajahmu mengingatkanku pada seseorang." Yuu menopang dagu dengan tangan kanannya.

"Seseorang?"

"Um, mantan kekasih Yamashita-sama." Yuu menampilkan senyum simpul. Ingatannya kembali pada seorang gadis bermata bulat identik dengan milik Taka, Moriuchi Anna. Gadis beruntung yang menyandang gelar sebagai kekasih Yamashita Toru.

"Oh, dia pasti sangat cantik." Komentar Taka.

Yuu mengangguk. "Cantik dan cerdas." Kekehnya pelan. Kemudian kembali menyeruput jus jambunya.

Pembahasan mereka selesai sampai disana.

.
.
Udara dingin pagi hari menyentuh pipi Taka, menyebabkan kedua pipinya kemerahan karena hawa dingin. Langit masih ditaburi oleh bintang, pertanda pagi belum benar-benar datang.

Toru datang mengetuk pintu hotelnya pukul tiga lebih. Mengajaknya pergi, Toru mengendarai mobil sport hitam yang tampak sangat keren dimata Taka.

Taka tidak tahu kemana Toru akan membawanya, Taka hanya diam ketika Toru menyuruhnya masuk kedalam mobil. Didalam mobilpun hanya keheningan yang melingkupi keduanya, Taka bukan orang yang pintar memecahkan kecanggungan. Sementara Toru yang memang tidak suka banyak bicara hanya fokus menyetir mobilnya.

Mata bulat Taka berbinar ketika mobil hitam membelah jalanan ditengah padang pasir. Taka bisa melihat beberapa pohon kaktus berdiri dengan tegak, Taka tidak pernah melihat ini sebelumnya. Mungkin pernah, ditelevisi. Namun secara langsung baru pertama kali ini.

Polaris [ToruKa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang