06. Terciduk.

8.4K 633 138
                                    

percayalah, saya gak semangat kalau gak ada komen banyak dari kalian. Jadi, berikan saya komen. Biar saya semangat. OK.

***

"Saya sedang tidak ingin bicara! kenapa anda terus menelpon saya!" 

"Saya ini papah kamu! kenapa saya harus meminta ijin. untuk bicara sama kamu?'

"Memangnya ada urusan apa? bukannya saat ini anda sedang happy dengan istri baru anda!"

"Langit!"

"Ah! iya, saya lupa. Kan anda memang akan cepat bosan dengan setiap perempuan. Palingan dua minggu. Anda pasti akan membuang perempuan mainan anda itu!"

"Langit!"

"Bilang sama saya, kapan terakhir kali anda mengunjungi makam mamah? kapan terakhir kali anda datang dan bicara padanya, kapan! Tidak pernahkan? IYAKAN!?"

"Dengerin dulu Papah, Langit," mendengar intonasi suara sang Papah yang melembut. Langit merasa seolah menjadi anak yang tidak sopan. Namun....

"Sayang, ayo kita pergi lagi ke Mall. Aku mau belanja baju baru!"

Terdengar ucapan manja seorang perempuan di balik telpon sana. Dan Langit tahu siapa perempuan laknat itu. Dia perempuan jahat yang merebut perhatian sang Ayah. Kemudian membuat Ibunya pergi dari rumah. Dan terjadilah kecelakaan itu. kecelakaan yang menyebabkan sang Mamah meninggal. Sebuah mobil telah menabraknya. Langit memejamkan kedua matanya. Meski kejadian itu sudah terjadi sangat lama. Tapi rasa pedihnya, masih terasa membekas dihatinya. masih sakit, dan masih parah lukanya. Papahnya masih belum berubah, dan Langit harus menerima kenyataan itu. lantas dengan menahan sesak di dadanya, ia segera mengakhiri panggilannya. setelah berkata.

"Langit sedang di sekolah Pah, permisi!" 

Langit segera mematikan ponselnya. kemudian memasukannya ke dalam saku celananya. lalu ia berjalan ke arah lapangan. Di sana kedua sahabatnya sedang bermain basket. sepertinya cukup seru, terdengar dari teriakan histeris para gadis Mutiara yang saat ini sedang berisik dilapangan tersebut.

"Ya ampun, Kak Langit!" 

"Dia tuh kalau jalan keren banget sih!"

"Apalagi kalau lagi natap, masa gue jadi pengen pingsan. terus, di gendong deh, sama dia!"

"Yang ada lo bakal di gusur. Kaya penggusuran rumah-rumah gubuk di pinggir sungai tuh, bila perlu pake doser. Biar lo nyadar!"

"Anjirrr! masa iya, pake doser!"

"Hahahaa!" Kemudian terdengar tawa nikmat dari gadis yang lainnya. Sementara si tampan saat ini sama sekali tidak peduli dengan celotehan para gadis itu. Karena saat ini meluahkan emosinya lebih penting. Ia segera mengambil bola basket di tangannya Dido. Kemudian bermain sendiri dengan penuh nafsu. Membuat kedua temannya saling melirik penuh tanya.

"Tuh bocah kenapa?" tanya Rayan pada Dido.

"Gak tahu gue, lagi sinting kali, soalnya si Senja lagi gak sekolah!"

"Lah, bukannya tuh cewek sedang dipenjara di rumahnya. Kenapa dia gak happy?"

"Ada masalah kali,"

"Masih sendiri ko punya masalah!"

"Setiap manusia pasti punya masalah bodoh! Emangnya lo, bebas kaya guguk!"

"Eh, si bego!" Kemudian kedua manusia itu saling mengejar, mencoba mendapatkan kepala masing-masing. Untuk menjadi target jitakannya.

Dari sisi lapangan seorang gadis cantik menatapnya penuh cemas. Dia Dea anastasia, cewek teman sekelasnya Langit. Yang terlihat selalu mencari perhatiannya Langit. Dia tersenyum lembut, Kemudian menghampiri cowok itu. 

Langit Senja (Dilanjut Di Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang