08. Because, i need you.

6.7K 546 93
                                    

Mau cepat up?

Komen banyak saja, easy right?

Mau lihat trailernya LangitSenja?

Cek aja di ig Etnilee123😘

***

Abaikan cacian dari seribu orang. Cukup pedulikan perhatian dari satu orang.

__LangitSenja__

Setelah berganti pakaian, Anggia keluar dari kamarnya. Di temuinya di sana Langit sedang menunggu di sofa. Laki-laki itu mengenakan kemeja. Sangat terlihat tampan.

"Sudah, Tuan Putri?" Langit berdiri. Kemudian maju satu langkah. "Bajunya muat kan?"

"Kakak sebut saya gendut?" Kesal Anggia. Kenapa juga Langit harus bertanya seperti itu.

Langit terkekeh, "Sensi!" Kemudian ia segera berjalan mendahului Anggia yang masih cemberut.

"Cepetan! Malah diem!" Teriak Langit, ketika Anggia malah berdiri di tempatnya.

"Kak Langit ngapain sih beliin gue baju kaya gini?" Anggia mengikuti. Meski wajahnya masih saja tak bersahabat.

"Memangnya mau di beliin baju kaya gimana?" Langit membukakan daun pintu mobil. "Mau bikini!?" Bisiknya, membuat Anggia memukul lengannya cukup kuat. Sehingga Langit berteriak.

"Ngeselin!" Anggia memasuki mobil tersebut. Sedangkan Langit mengusap lengannya yang terasa panas. "Jahat banget sih, sakit tahu!"

Tak ada jawaban. Karena gadis cantik itu malah asik menyalakan musik. Kemudian, setelah menutup pintu. Langit berkeliling, dan memasuki bagian kemudi.

"Mau denger lagu apa?" Melihat Anggia yang terus memutar lagu setengah-setengah. Membuat Langit bertanya.

"A thousand years, cristina peri." Jawab Anggia. Masih terus memutar lagu itu, setengah-setengah, kemudian di gantikan dengan lagu lainnya.

"Sini, gue yang nyari!" Langit menyentuh tombolnya ketika tangan Anggia masih menempel di sana.

"Eh," Anggia terkesiap. Ia segera menarik tangannya. Namun tentu saja Langit tidak membiarkan itu. Ia membuat tangan lentik itu berada di sana. "Kak Langit, ikhh!" Keluhnya.

"Pelit banget! Nyentuh dikit aja gak boleh!" Goda Langit, dengan senyuman menyebalkannya. Kemudian malah menggenggam tangan itu erat.

"Lepasin coba!" Anggia terus mencoba menarik tangannya.

"Lo lihat deh, tangan lo itu pas banget buat gue genggam!" Dasar Langit, malah dengan lancangnya ia memasukan jari-jemarinya. Pada jari-jemarinya Anggia. Kemudian mengangkat tangan itu ke depan mulutnya.

"Gue suka tangan ini." Langit mencium punggung tangan gadis itu. Dan berhasil membuat Anggia ternganga kesal.

"Udah ah! Lepasin. Gaje!" Anggia menarik tangannya. Kemudian membuang tatapannya ke arah jendela. Dan Langit, ia hanya tersenyum penuh arti.

Gerasi rumah Langit ini sangat luas. Membuat Anggia terkagum melihatnya. "Kak Langit tinggal sendirian di sini?"

Langit menyalakan mobilnya, "Iya, kenapa? Mau nemenin?"

Anggia memutar kedua bola matanya jengah. "Maksud gue, kenapa tinggal sendirian di rumah yang geude kaya gini. Emang gak kesepian?"

"Enggak ko, kan gue sengaja!"

Langit Senja (Dilanjut Di Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang