Hay, ini trailer LangitSenja kalian.
Silahkan buka di you tube dan kasih jempol wkwkwkkw.
Bantu cek typo biar saya bisa Langsung revisi.
***
"Lo mau minum apa?" Langit bertanya.
Anggia menatap satu - persatu minuman yang tersaji di sana. "Gue ambil sendiri aja,"
Anggia berjalan ke arah meja yang di mana di atasnya memang tersaji macam-macam minuman yang berwarna-warni, dan di susun rapi di dalam gelas kristal.
Langit baru saja mengangguk, membiarkan gadis itu melangkah darinya. Namun ia segera kembali meraih gadis itu, ketika seorang pelayan yang menbawa macam-macam makanan di atas nampan. Dari arah yang berlawanan hampir menabrak gadis itu.
"Arhhggg!"
Anggia kaget,
Langit menatap tajam si pelayan itu. Seolah baru saja nyawanya akan di cabut. Padahal ini cuma di tabrak orang lho, Langit. Bukan di tabrak colt diesel, atau sebuah mobil.
Entah kenapa laki-laki itu menjadi lebay, kalau ada hubungannya dengan Anggia.
"Lo baik-baik aja?" Dengan begitu cemas. Langit menatap pada gadis yang saat ini ada di dekap hangatnya.
"Gu-gue baik-baik aja Kak, ma-maaf. Gue sesek."
Anggia gugup. Posisi gila ini membuatnya menjadi pusat perhatian.
Langit jadi salah tingkah. Ia segera melepaskan gadis itu, "Hati-hati kalau jalan coba!"
Anggia mengerucutkan kedua bibirnya. Laki-laki itu kenapa marah-marah tidak jelas seperti itu. Menyebalkan!
"Gue jalannya bener ko, ngeselin!" Gumam Anggia, sembari kembali melanjutkan jalannya ke arah meja sana.
Dan Langit, ia tersenyum tipis melihat tingkah judesnya. Suka....___laki-laki itu segera menyembunyikan senyumnya ketika kedua temannya datang.
"Cie ileeehhh. Terus aja pandangin Lang, terus! Anggia cantikan?" Goda Aryan, menaik turunkan sebelah alisnya.
"Tapi jangan lama-lama natapnya Lang, kasihan Anggia. Bisa-bisa habis lo telen!" Sambung Dido.
"Lo kira gue buta ijo. Mau nelen dia," Langit mendengus jengah.
"Ya habisnya, kalau natap Anggi tuh emang beda, enggak kaya natap gue. Cih, kaya natap tai." Kata Dido dengan gaya jijiknya.
"Yaiyalah, wajah lo kan emang kaya tai!" Aryan mendorong mukanya Dido. Membuat laki-laki itu menghindar.
Mereka terus saja berisik. Ketika sang empunya pesta menghampirinya.
"Lo dateng, Lang?" Dengan sumringah,
Dea berkata pada Langit. Dan sayangnya hanya di tanggapi anggukan saja."Hay Dea! Cantik banget sih," goda Dido,
"Hay, makasih ya udah dateng." Dea menyapa balik dengan ramahnya.
"Eh, ulang tahun yang ke berapa?" Aryan ikut bertanya.
"Yang ke tujuh belas." Jawab Dea, namun tatapannya terarah pada Langit, yang malah sibuk memperhatikan seorang gadis di sebelah sana. Yang sedang asik melihat-lihat minuman yang terjejer. Mungkin gadis aneh itu sedang bingung mau mengambil minuman warna apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja (Dilanjut Di Dream)
TeenfikceSilahkan folow dulu! Sebelum membaca. Biasakan menghargai karya orang. Dan hati-hati, setiap plagiat yang kamu lakukan. Akan ada sangksinya! Dan aku tidak main-main! *** Masa lalu kelam yang dialami Anggia. Membuatnya menghindari mahluk yang bernama...