Murid-murid SMA Nusa Bhakti dibuat gempar oleh murid baru yang dibonceng Jirayut. Rara yang saat itu juga menyaksikannya dari koridor kelas 10, hanya terdiam.
Niatnya ia ingin menghindari Jirayut agar cowok itu menyadari kesalahannya, tapi dia malah membonceng cewek lain.
----!------
"Rara." Jirayut berlari pelan hendak menyusul sang pacar yang sejak pagi tadi menghindarinya.
Lagi-lagi, Rara seolah tidak mendengar dan malah berjalan lebih cepat seperti sudah-sudah.
"RARA! TUNGGUIN SAYA! KALAU SAYA ADA SALAH SAMA KAMU JANGAN NGEHINDAR KAYAK GINI!" Jirayut berteriak di koridor kelas yang sepi karena sudah jam pulang.
Sedang di tempatnya, Rara menghindar sebisa mungkin. Ia sedang tidak ingin bertemu Jirayut.
Tapi sialnya, Rara harus tersandung tali sepatunya sendiri dan tersungkur.
Brugghh...
Darah merembes dari lututnya yang memang sudah terluka sejak kemarin. Baru kali ini ia menyesali kecerobohannya yang tidak bisa untuk tidak jatuh sehari saja.
Karena setelahnya, Jirayut sudah berjongkok di hadapannya. Tepat ketika matanya bertumbukan dengan iris cokelat terang Jirayut, bayangan Puput yang terus tersenyum senang membuat kesan menyebalkan sekaligus menyesakkan datang.
"Kaki kamu luka, Rara." Jirayut tatap khawatir lutut Rara. Setelahnya memilih meniup lutut gadis itu lembut.
Bukannya senang, bayangan ketika dulu Jirayut pernah melakukan hal ini juga pada Puput saat SMP malah membuat Rara semakin kesal.
Rara memilih mengalihkan pandangan. Matanya tiba-tiba memanas. Tangisnyapun pecah dalam seketika.
Ia tidak suka diperlakukan sama dengan gadis lain oleh Jirayut.
"NGAPAIN MASIH DISINI?! ANTER SANA PUPUT PULANG! TADI KAN BERANGKATNYA SAMA KAMU!" Rara berteriak keras disela isakannya.
"Maksud kamu apa, Rara?" Jirayut tatap Rara tak mengerti.
"Kamu suka sama Puput, kan?! Udah sana, temani dia ke Mall! Anter jemput dia setiap hari! Ajak ke Rumah kamu sampai petang! Tinggalin aja aku yang nyusahin ini. Puput nggak pernah minta es krim, dia nggak pernah minta gendong, dia nggak pernah nyusahin kamu. Kita nggak jadi aja pacarannya!" Rara meracau sembari memukuli lengan Jirayut dengan tenaga yang tak seberapa.
Jirayut perlahan mengerti sesuatu. Cowok itu malah menyunggingkan senyum.
Ditariknya Rara kedalam dekapan.
"Kemarin itu Mamanya Puput nitipin Puput ke mama. Dia pesen aku buat nemenin Puput ke Mall buat beli baju ganti dan perlengkapan sekolah."
"Berarti tujuan utama kamu ajak aku ke Mall buat jadi nyamuk diantara kalian berdua gitu?!" Rara berteriak dalam dekapan Jirayut.
"Bukan gitu. Saat itu aku emang udah niat ngajak kamu ke Mall. Tapi karena ada Puput, aku ajak dia juga deh sekalian." Jirayut menjelaskan.
"KALAU YANG TADI PAGI?!" Rara kembali berteriak.
"Tadi pagi niatnya aku mau pulang sama kamu. Tapi kamu-nya malah udah berangkat kata Tante Monica. Jadi sekalian aja aku ajak Puput yang kebetulan nelpon mintak jemput." Jirayut menjelaskan penuh kesabaran.
Rara masih diam. Terlihat masih tidak puas. Bukannya mereda, tangisnya justru semakin pecah.
"Tapi kamu mau-mau aja dekat sama Puput. Biarpun cuma disuruh sama Tante, kamu nggak pernah ngebantah. Kamu selalu mau! Kalau aku pasti dianggap ngerepotin." Rara terisak nyaring.
Jirayut semakin menarik Rara erat ke dalam dekapannya sembari berucap pelan,
"Jangan nangis! Saya suka direpotin sama kamu. Disamping kamu, saya ngerasa dibutuhkan. Jadi... jangan pernah ngira saya ada hubungan spesial sama Puput. Buat kemarin dan hari ini, saya minta maaf karena sudah buat kamu cemburu sama sikap saya ke Puput."
TBC
Ada yang nungguin?😆
Maaf akhir-akhir ini Author jarang update. Soalnya lagi persiapan buat daftar masuk SMA.
Belum lagi beberapa hari udah mau seleksi dan satu harinya lagi pengumuman.
Hari-hari yang berat dan mendebarkan banget😣
Nah kan, Author jadi curhat sekarang😅
Intinya happy reading guys
Enjoy my gaje story and don't forget Vomment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Koplak [TAMAT]
FanfictionRara itu cantik. Sayang, kelakuannya kelewat bikin sakit kepala. Sikap kekanakan dan julidnya bikin orang selalu siaga satu. Jika sudah dianggap kenal, jangan harap kamu bisa terhindar dari marabahaya oleh segala macam ide jahil yang berkeliaran dal...