Chapter 01

34K 2.6K 161
                                    

"Udah gue bilang-" Shuhua menghela napasnya menatap sang sahabat, "-jangan pacaran sama si Jaemin, Na. Dia enggak tertarik sama lo."

Sedangkan yang ditatap cuma acuh tak acuh, fokus dengan hidangan bakso yang ada di depan nya mengabaikan sosok Shuhua yang berwajah kesal karna tau diacuhkan,

"Udahlah Shu," cewek dengan potongan rambut sebahu di sebelah Nana bersuara, "Biarin si Jaemin pacaran sama Nana. Lagian, heran banget tiba-tiba masuk kuliah jadi begitu."

Nana tersenyum mengembang. Memeluk sang pembicara yang menurutnya sangat mengerti dia. "Jena lo tuh emang yang paling ngerti gue, ya!" Serunya semangat memeluk Jena.

Sedangkan Shuhua diam di tempatnya sesekali mendengus kesal saat Nana dengan terang-terangan nya menjulurkan lidah tanda mengejek ke arahnya.

Shuhua heran dengan Nana, sahabat nya yang satu ini. Bucinin si Jaemin dari awal masuk kuliah enggak selesai-selesai, walaupun pernyataan cintanya diterima Jaemin dan akhirnya mereka pacaran. Tapi, sikapnya yang terang-terangan cuek bak nolak kehadiran dia.

Yah, namanya juga Nana. Enggak bakal berhenti kalau enggak capek sendiri.

"Tapi kenapa deh, Na, kak Jaemin beda sama yang lo bilang waktu kalian SMA?" Tanya Nana menoleh ke arah Jena dengan mulut yang masih mengunyah.

Begitupun Shuhua, tidak munafik ia begitu penasaran dengan kakak tingkatnya yang satu itu. Jena bercerita, entah sejak laki-laki itu menjadi mahasiswa kedokteran, sifatnya dengan perempuan berbanding terbalik waktu laki-laki itu duduk di bangku SMA.

Jena mengedikkan bahunya, "mana gue tau. Lo kira gue Jaemin?"

Nana berdecak kesal, "bukan gitu, Na. Lo kan barengan dia dari SMA. Pacar lo kak Renjun juga sahabatan sama dia. Bahkan, abang-abang lo juga sahabatan sama dia." Shuhua mengangguk setuju, "masa enggak tau?"

"Ya mana gue tau sih, Na." Jena menatap Nana gemas, "Jaemin tiba-tiba aja berubah gitu. Tapi, dia sama temen temen nya enggak berubah sama sekali."

"Kalian ada nanyain, enggak?" Tanya Shuhua kini.

Jena berpikir sebentar, sebelum mengangguk dengan rasa ragu. "Kalau enggak salah, Jeno cerita dia sama yang lain pernah nanyain. Kak Renjun juga cerita masalah itu karna mereka kasihan liat Nana ngemis cinta-"

Shuhua langsung tertawa pelan mengejek Nana yang udah merengut tidak suka dikatai pengemis cinta.

"-tapi Jaemin selalu aja ngalihin pembicaraan dan itu bikin yang lain nya males bahas. Katanya yang terpenting si Nana sama dia udah pacaran sekarang." Final Jena, dan Nana hanya manggut-manggut. Sedikit sedih, dimana cerita Jena tidak bisa memberikan nya jawaban.

"Pacaran rasa jomblo." Desis Shuhua.

"Kak Mark memangnya enggak ada cerita sama lo?" Jena balik bertanya, Nana menggeleng pelan.

"Kak Mark kan enggak setuju gue pacaran sama kak Jaemin. Ngapain dia pake cerita?" Dan kini beralih Jena yang manggut-manggut.

Memang sih, enggak heran kalau Mark kakaknya sendiri tidak merestui hubungan Nana dan Jaemin, atau lebih tepatnya hubungan yang dipaksa oleh kehendak Nana.

Secara, Mark sangat mengenal kedua belah pihak, dan bagi Mark, sakit hatinya sang adik juga menjadi sakit hatinya. Jadi, jika Nana masih saja berhubungan dengan Jaemin yang terang-terangan terpaksa menerima cinta Nana, Nana yang sakit hati tentu saja buat Mark sakit hati juga.

Kurang apalagi Mark sebagai sang kakak? Tapi ya gitu, dasarnya si Nana yang bandel, sukanya sakit hati. Mau diacuhkan berapa kali kayaknya udah kebal asalkan itu Jaemin.

Padahal apasih yang dikejar dari Jaemin? Menurut Jena juga Shuhua masih ganteng juga kak Hendry. Kakak tingkat jurusan kimia yang terang-terangan menaruh perhatian lebih ke Nana, si bucin Na Jaemin.

Gila. Karna Nana, pamor Hendry jadi kalah sama Jaemin.

Bikin heran aja tuh.

Tapi namanya juga selera, siapapun punya selera masing-masing.

Selera Nana enggak bisa disalahkan.

Nyatanya ia bahagia bahagia aja tuh, biarpun diacuhkan sama Jaemin setiap hari setiap waktu.

Ting!

Satu pesan masuk ke ponsel Nana, buru-buru ia mengecek. Firasatnya, sang kekasih baru saja mengirimkannya pesan.

Dan benar, Jaemin baru saja mengirimkan pesan singkat. Menyatakan lelaki itu tengah menunggunya di parkiran Fakultas Kedokteran.

Padahal Nana sedang ada di fakultasnya sendiri, dan jarak menuju fakultas Jaemin cukup jauh. Dasarnya Jaemin yang sengaja ingin dihampiri daripada menghampiri dan Nana yang sudah cukup senang diajak pulang bersama si terkasih.

Sudahlah urusan mereka berdua sendiri.

"Nana, Ish!" Dengus Jena hendak mencubit Nana tapi diurungkan karna wajah sumringah gadis itu.

Gadis bucin itu hampir saja menumpahkan es nya ke baju Jena.

"Gue pergi duluan ya gaes. Kak Jaemin nungguin gue." Bilang Nana kegirangan.

Shuhua melotot, "loh?! Gue pulang sama siapa tai kalau lo pergi?!"

Bukan nya peduli, Nana justru berlari menjauh meninggalkan Jena dan tentunya Shuhua yang bingung bagaimana ia pulang.

"Ojol aja deh Shu, kalau perlu sama gue tapi tungguin kak Renjun." Jena menenangkan, tersenyum miris melihat Shuhua.

Shuhua menghela napas lelah, "awas aja si Nana adeknya Mark Lee. Gue sumpahin dicuekin kak Jaemin lagi."





Susah ya, punya temen bucin yang gila-gilaan gitu. Temen nya dilupain.







***




Luv rumputdeul 🌱

Status | Jaemin✔️ [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang