Chapter 08

15.4K 2.1K 282
                                    


Kedatangan Jaemin disambut oleh senyum manis Hina. Gadis kuncir kuda itu menghampiri Jaemin yang kini berhenti melangkahkan kaki.

"Aku pikir kamu enggak bakal masuk." Ucapnya begitu tiba di hadapan Jaemin.

Jaemin mengernyit heran, "kok mikirnya gitu?"

"Kemarin kamu bolos." Hina pun mengedikkan bahunya, "siapa tau hari ini bakal bolos lagi?"

Jaemin menggeleng seraya terkekeh pelan, "enggak mungkin hari ini bolos. Tugasnya nanti numpuk."

Memang benar, kemarin saja Jaemin tidak masuk tugas yang harus ia kerjakan sudah segunung banyaknya. Bagaimana jadinya kalau hari ini ia tidak masuk juga?

Menanggapi itu Hina hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah, kita ke kelas, yuk." Ajak Hina, Jaemin pun mengangguk singkat.

Kedekatan Jaemin dan Hina bukan hal tabu lagi bagi mahasiswa lain, mengingat sejak menjadi maba kedekatan mereka sering membuat orang-orang salah paham. Mereka sering menjodohkan Jaemin dan Hina hingga puncaknya berhenti saat kabar Jaemin yang berpacaran dengan Nana menyebar.

Tidak banyak yang melayangkan protes ketika berita itu benar adanya, pasalnya Nana yang terkenal ramah pada siapa saja dan tentu saja memiliki paras cantik dinilai cocok dengan sosok Jaemin yang sempurna. Walaupun beberapa sedikit menggunjing hubungan mereka, karna lebih menilai Jaemin cocok dengan Hina.

Terlebih sikap Jaemin ke Hina berbanding terbalik dengan sikapnya ke Nana. Makanya, beberapa dari mereka lebih setuju Jaemin bersama Hina daripada Nana terlepas dari sosok Nana.

"Hari ini kita kerjain tugas, yuk?" Ajak Hina

"Tugas?"

Hina mengangguk, "kemarin ada tugas. Kita satu kelompok."

"Kok aku enggak tau?"

"Karna aku lupa." Hina tersenyum tak enak, sedang Jaemin mengangguk paham. "Tentang apa?"

"Tentang pembedahan yang kemarin dibahas. Pokoknya rumit, deh." Lalu ia tersenyum lebar "beruntung kita sekelompok."

Menanggapi itu Jaemin tersenyum juga, menganggukkan kepalanya tampak terima-terima saja. "Nanti kita kerjain bareng."

"Pulang ini?" Jaemin mengangguk tanda iya.

Asik mengobrol dengan Hina sepanjang jalan menuju kelas, ponsel Jaemin tiba-tiba berbunyi membuatnya harus merogoh saku jaketnya untuk mengecek.

Ah, ternyata dari Nana.

Nana
Pulangnya aku bareng
kakak boleh, ya?

?

Nana
Soalnya Yangyang enggak
masuk

?

Nana
Nanti aku tungguin
di parkiran

K

Jaemin menghela napas. Hina yang di sebelahnya tidak menanggapi karna menurutnya, urusan Jaemin tidak berhak untuk ia ikut campur apalagi saat ia sempat melihat yang mengirim pesan adalah Nana, tampaknya ia tidak pantas untuk bertanya.

Hina tau batasannya, meski kadang ia suka lupa diri.

"Nanti kita antar Nana. Dia minta tebengan." Bilang Jaemin

Hina yang tidak tau harus merespon apa hanya menganggukkan kepala saja.

Sebenarnya kata tebengan tidak pantas disematkan pada Nana mengingat statusnya adalah seorang pacar. Tapi, terserah Jaemin menganggapnya seperti apa.

•••

Status | Jaemin✔️ [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang