"Yangyang! Yangyang! Yangyang!" Teriaknya sampai pintu Maroon itu terbuka menampilkan wajah baru bangun tidur Yangyang.Laki-laki itu mendengus kesal semakin kesal melihat Nana yang cengengesan tanpa dosa, "Apaan sih?! Rumah gue lagi enggak terima sumbangan!"
"Eh-" Nana dengan gesit menahan gerakan Yangyang yang hendak menutup pintu kembali. "-gue butuh bantuan, nih!"
"Gak terima permintaan tolong dalam bentuk apapun."
"Ah, sekali ini aja deh, gue butuh ini." Rengek Nana, memelas kan wajah hampir bersimpuh.
"Hah?" Alis Yangyang naik sebelah, "sekali ini aja?"
Nana mengangguk.
Yangyang berdecak kesal, "mana ada lo minta tolong sekali ini aja. Kemarin juga minta tolong bilangnya sekali ini aja. Eh-malah ngelunjak."
"Tega banget lo jadi tetangga gue."
"Justru karna tetangga, gue jadi tega." Sergah Yangyang cepat.
"Beneran nih, gue minta tolong." Bujuk Nana lagi, wajahnya kali ini tampak sedih. Entah itu sengaja atau tidak, di mata Yangyang itu hanya siasat si bungsu Lee aja.
Merotasikan bola matanya malas, Yangyang terpaksa mengangguk. "Minta tolong apa? Cepet. Sebelum gue berubah pikiran-"
"-anterin gue ke kampus." Nana tersenyum sok manis, "sepuluh menit lagi gue masuk, nih. Tolong anterin."
Menatap si gadis sebentar, sebelum akhirnya menghela napas. "Tunggu di depan rumah lo. Nanti gue ke sana." Nana mengangguk.
•••
"Kenapa enggak minta dianterin pacar lo, sih?" Tanya Yangyang setelah cukup di keheningan. Tidak ada pembicaraan, hanya suara tape yang mengisi ruang.
Nana menggeleng, tangannya sibuk mengganti saluran tape. Mencari lagu yang menyenangkan. Melihatnya Yangyang hanya acuh tak acuh. Si gadis sudah terlalu sering mengotak-atik barang yang ada di mobilnya.
"Doi masuk pagi. Jadi gak bisa minta dianterin dia." Yangyang pun mengangguk dua kali, "eh-lagunya kok enggak ada yang seru, sih?"
"Lagu lama semua." Nana mendengus kesal.
"Ini mobil di pake bokap kemarin. Kasetnya belum diganti." Nana pun mengangguk paham.
"Dah, turun." Titah Yangyang begitu sampai di depan fakultas Nana.
Nana tersenyum lebar, "aduh, makasih Yangyang ku"
Melepas sabuk pengaman, turun dari mobil tak lupa melayangkan flying kiss pada si Adam.
Yangyang hanya bertingkah sok ingin muntah, sebelum akhirnya terkekeh melihat wajah kesal yang Nana tampilkan. Nana pergi, Yangyang hanya menggelengkan kepala.
Sahabatnya sekaligus tetangga nya yang satu itu terkadang menjengkelkan, tapi kadang-kadang juga menggemaskan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Status | Jaemin✔️ [TELAH DITERBITKAN]
FanfictionHanya sebuah status, tanpa perasaan lebih. Ada yang sama sakitnya dengan tak dianggap, atau lebih? Book2 from Mantan | Renjun Status | Jaemin Dyudyu, 2019 Cerita nct lainnya dari Dyu Mantan - Renjun BoyFriend - Jisung Pacar - Haechan Rich - Chenle...