Chapter 06

16.2K 2.3K 317
                                    


"Sumpah-" Haechan menutup mulutnya, menatap Jaemin tak percaya. "-lo absen kelas buat jengukin Nana yang sakit?"

Jeno yang asik bermain PlayStation berhenti bermain. Ia menoleh, memandang Haechan yang baru saja bersuara dengan tatapan tak percaya. "Beneran?"

Lalu matanya beralih pada Jaemin yang duduk manis di atas sofa besar nya. "Sumpah Jaem? Lo-maksudnya, yang si buluk bilang bener?"

Haechan mendesis, melempar Jeno dengan bantal sofa setelah dikatai buluk oleh lelaki itu.

"Anjing!" Jeno mengumpat kesal.

Jaemin menggeleng pelan melihat tingkah kedua temannya. Dia sekarang mengerti bagaimana menjadi Mark juga Renjun, yang pusing menghadapi ia bertingkah bersama Haechan juga Jeno. Tanpa dirinya ikut bertingkah, Jeno dan Haechan sudah membuat kepalanya pusing.

Hari ini mereka berkumpul di rumah Jeno. Sebenarnya hanya Haechan dan Renjun. Mengingat Jaemin yang sebenarnya ada kelas, tapi sudah terlanjur absen. Sedangkan Renjun, cowok itu sejujurnya ingin mendatangi Jena sang pacar daripada Jeno sang sahabat.

"Jaem." Panggil Jeno, ia pun menoleh, "yang Haechan bilang beneran?"

Jaemin menghela napas. "Gak sengaja absen."

"Gak sengaja?" Haechan tertawa mengejek, "lo yakin? Lo absen karna gak sengaja? Bukan karna khawatir sama Nana?"

"Iyalah." Jawabnya tegas, "kalau bukan Mark yang telepon gue, gue enggak mungkin datang tiba-tiba gitu terus bela belain absen."

Mendengar itu Jeno berdehem pelan di tempatnya, sedangkan Haechan yang awalnya memasang wajah mengejek kini menjadi datar. Entah kenapa suasana nya menjadi sedikit canggung.

"Dia pacar lo Jaem-" Jaemin melirik ke arah Jeno yang kembali bermain PlayStation, "-sengaja absen atau apapun itu enggak salah kok."

"Lo lupa kalau status pacaran itu cuma status bagi gue?"

"Maksud lo?"

Jaemin mengedikkan kedua bahunya, "kalian enggak lupa kan? Kalau gue nerima Nana jadi pacar gue karna enggak enak sama Mark?"

Jeno memutar tubuhnya kini sepenuhnya menghadap Jaemin melupakan PlayStation yang baru saja memulai permainan nya. Masa bodoh dengan itu, perhatian nya kini hanya tertuju pada Jaemin. Rahangnya mengeras, membuat Haechan yang menyadari buru-buru panik sendiri.

Tolong, ini kalau Jaemin sama Jeno baku hantam bukan mereka yang bonyok nanti Haechan yang bonyok.

"Guys-kita bahas yang lain aja yuk." Haechan memotong. Tapi sayang, Jeno enggak peduli. Dia keburu emosi.

"Kita tau kalau lo terpaksa, dan bahkan, Mark sama Nana sendiri tau. Tapi lo gak coba nutupin buat sekali aja, gitu?"

"Buat apa? Kan udah tau."

"Lo temen gue emang-tapi-kok lo keterlaluan gini, sih?"

"Guys-"

"Lo tau kan, kalau yang lo lakuin ini salah?" Dengan yakin Jaemin mengangguk. "Dan lo enggak ada rasa bersalah nya?" Kini Jaemin terdiam.

Menyadari keterdiaman Jaemin atas ucapan nya, Jeno menghela napas berat. Bangkit dari duduknya, melayangkan tatapan tajam ke arah Jaemin.

Melihat Jeno yang tiba-tiba bangkit, alam bawah sadar Haechan memerintah dirinya juga ikut bangkit dan kini berdiri di antara mereka. Sumpah demi apapun, Haechan takut bayangan nya jadi kenyataan.

"Lo bakal nyesel Jaem."

Jaemin diam.

"Kalau lo lupa, biar gue ingetin." Jeno kembali menghela napas, "gue suka sama Nana. Dan itu masih belum berubah."

Haechan menggaruk kepalanya yang entah kenapa terasa gatal, berdoa di dalam hati Renjun datang bersama Jena untuk menghentikan hawa dingin ini.

Terlebih, pandangan Jeno dan Jaemin yang beradu, tampak menyeramkan bila diperhatikan dengan saksama.

Tidak begitu lama tatapan Jeno dan Jaemin beradu, sampai Jeno yang memutus terlebih dahulu dengan pergi menuju dapur rumahnya.

Melihat Jeno yang pergi sedang Jaemin yang masih diam di tempat, tidak tampak tanda-tanda akan terjadinya perkelahian, Haechan bernafas lega dan kini meluruh di lantai.

"Sumpah! Kalau kalian adu jotos gue do'ain cepet mati!" Bilang nya lega, diacuhkan oleh Jaemin yang mendengar jelas. Tidak tau dengan Jeno, karna laki-laki itu tampak acuh tak acuh juga.

Pertama kalinya, Haechan nyesel bertingkah.

•••

Status | Jaemin✔️ [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang