Setelah masuk ke kamarnya Kila segera menuju kamar mandi, ia mengunci pintu dan menghidupkan keran untuk meredam isakannya. Setelah itu Kila terusik dengan isakannya.
"Kenapa hiks kenapa hiks?"
"Kenapa Erina hiks yang gue percaya hiks khianatin gue? Sahabat kecil gue hiks jahat sama gue hiks apa salah gue? Hiks Gue sakit hiks er sakit!"
"Rando kenapa ndo? Kenapa hiks kenapa Lo hiks tega khianatin gue hiks kenapa harus Erina hiks kenapa? Kalau sama cewek lain gue bisa tahan hiks tapi kalau sama sahabat gue sendiri hiks hiks hiks!"
Setelah satu jam Kila mulai menggigil kedinginan setelah berganti baju ia meringsut ke selimut untuk tidur, mungkin tidur adalah istirahat yang ia perlukan untuk menghadapi masalahnya kali ini.
***
Setelah menghajar Rando, Arga kemudian menuju parkiran mengambil motornya, pikirannya kacau, rencana awal ia akan melupakan Kila dan merelakan Kila bersama Rando sekarang hilang sudah.
Mulai sekarang dia tak akan melepas Kila, ia akan selalu menjaga tunangannya itu. Dan tujuannya kini adalah rumah Kila, bertemu dengan gadis yang sudah setahun ini dicintainya.
Tok tok tok
Arga berdiri dengan perasaan khawatir
Tok tok tok
Tak lama wanita paru baya yang mengenakan celemek itu membuka pintu rumahnya,
"Maaf Bi, Kila ada?", Tanya Arga to the points.
"Eh den Arga ya?" Tanya Bin Nia, Memang keluarga Kila sudah mengenal Arga, sedang Kila baru mengenal saat masuk SMA.
"Iya, bisa ketemu Kila?" Tanya Arga sekali lagi.
"Kayaknya neng Kila ada di atas deh", jawab Bi Nia kemudian mengantar arga ke arah kamar Kila.
Sesampainya di sana bisa Nia mengetuk pintu,Tok tok tok
"Neng, ada temennya neng mau ketemu", ujar Bi Nia di sela-sela ketukannya.
"..."
Tak ada jawaban dari dalam kamar.
Tok tok tok
"Neng Kila baik-baik aja?", Tanya Bidan Nia khawatir.
Arga terkejut mendengar pertanyaan Bu Nia kemudian ia menoleh ke arah Bi Nia.
"Bi, emang tadi Kila kenapa?", Tanya Arga khawatir.
"Tadi bibi lihat neng Kila pulang nangis gitu pas bibi nyusul ke atas pintu dikunci, lagian suara air kamar mandi juga bikin bibi yang teriak di luar gak di denger neng Kila"
"Kila!", Panggil Arga keras.
Tok tok tok
Arga mengetuk pintu dengan keras namun masih tidak ada jawaban dari Kila.
"Kila gue dobrak pintu nya lalu Lo gak jawab", pasrah Arga karena begitu khawatir dengan Kila.
"..."
Masih tetap tak ada jawaban, kemudian Arga menyuruh bisa Nia mundur. Arga sudah mengambil ancang-ancang mendobrak.
1, 2, 3
Dalam hitungan ketiga Arga menendang pintu dengan kuat membuat pintu terbuka dan rusak. Arga segera menghampiri ranjang Kila, terlihat di sana Kila menutup seluruh badannya dengan selimut.
"Bi Nia tolong bangunin Kila ya", pinta Arga, ia mungkin tak tega membangunkannya gadis itu.
Setelah Bi Nia menyibakkan selimut hingga wajah Kila terlihat, kedua orang itu membulatkan mata. Wajah Kila pucat sekali sedang ia terus mengiggil karena kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argala
Teen Fiction"Aku mencintaimu hanya butuh waktu 1 menit, apakah 1 tahun belum cukup untuk mencintaiku?" ~arga dwiki raflesta "Awalnya aku terpaksa, karenamu aku belajar menerima luka" ~sakila hana adnan "Aku tak ingin memeluk kaktus, logikaku memberontak tapi h...