Part 5 "Kedekatan"

19 1 0
                                    

'Gue gak minta dilirik ataupun disanjung, yang gue perlu cuma dihargai keberadaannya'

-Arga

Pagi ini Kila bangun, ia melirik ke sofa dituangkan itu terlihat arah masih memejamkan matanya. Kemudian Kila berbagai dari brankar menuju ke kamar mandi, ia akan membersihkan badan baru membangunkan Arga.

Setelah selesai membersihkan badan Kila berjalan menghampiri Arga walau jalannya agak tertatih karena daya tahan tubuhnya masih lemah.

"Ga! Ga, bangun dah pagi!", Kila menepuk bahu Arga.

Arga menggeliat, setelah matanya terbuka yang pertama ia lihat adalah wajah cantik Kila, Arga tersenyum tipis melihat itu kemudian memejamkan matanya lagi.

Kila mendengus,
"Gaga Lo bangun dah pagi woiii", teriak Kila membuat Arga langsung bangkit dan duduk dengan malas.

"Apaan sih! Pagi-pagi berisik aja", dumel Arga masih memejamkan matanya.

"Lo gak sekolah?", Tanya Kila.

Arga membulatkan mata, ia tak ingat sekarang ia  di rumah sakit. Dan tadi ia pikir Kila adalah bagian dari mimpi nya makanya ia tidur kembali.

"Eh? Ini beneran Kila?", Tanya Arga linglung.

"Lo amnesia ga? Lo geger otak?", Tanya Kila khawatir.

"Eh, maaf gak kok gak", jawab Arga gelagapan.

"Aneh!", Gumam Kila pelan.

"Apa Lo bilang?", Tanya Arga dengan tatapan menyelidik.

"Gapapa hehehehe", jawab Kila dengan cengirannya.

"Buruan deh, Lo berangkat sekolah kagak", suruh Kila.

"Buruan kemana?", Tanya Arga.

"Ya sekolah Gaga", jawab Kila memutar bola mata malas.

"Gak, gue temenin Lo", jawab Arga santai kemudian pergi ke kamar mandi.

Setelah cuci muka Arga keluar kamar mandi kemudian duduk kembali ke sofa, di sana sudah ada kila yang duduk di sampingnya.

"Mending Lo pulang, sekolah sana! Kan nanti ada bang Vando", suruh Kila.

"Bang Vando Dateng paling cuma bentar, dia kan harus sekolah juga", jawab Arga santai sambil mengambil beberapa camilan dari kresek yang ia bawa kemarin.

"Tapi Lo nanti gak sekolah", ujar Kila merasa bersalah.

"Gapapa, demi Lo apa yang nggak", goda Arga namun nadanya datar.

"Aneh ya?", Tanya Kila.

"Kenapa?", Arga mengerutkan keningnya.

"Lo kayak mau romantis tapi gagal, apalagi pake nada datar, hahaha", ujar Kila disertai kekehan.

Arga mendengus kesal kemudian memakan kripik kentangnya yang sudah ia buka bungkusnya.

"Lo mending bebaring aja, daripada ngomel Mulu", suruh Arga.

"Cih, nyuruh nyuruh Lo pikir gue pembokat Lo?", Ledek Kila sambil menaikan alisnya.

"Maybe", jawab Arga mengedikan bahunya.

"Mau kemana?", Tanya Arga  ketika Kila bangkit dari duduknya.

"Cari makan", jawab Kila enteng.

"Makanan rumah sakit bentar lagi Dateng", jawab Arga.

"Gak suka, gak enak", jawab Kila jujur. Kemudian ia melangkah dengan tumpuan tangannya ke tembok.

"Lo masih sakit, gue beliin aja", saran Arga kemudian menghampiri Kila yang sudah ada diambang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArgalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang