#98

2K 220 35
                                    

Bunny
Aku tahu ini terlambat
Tapi maafkan aku
Aku harap saat bertemu nanti
Kamu tak akan marah
Aku mencintaimu, selalu 💜

Setelah membuang napas panjang, Taehyung pun mengirim beberapa baris pesan tersebut ke kontak dengan nama 'Bunny' di ponselnya.

Tak berhenti di situ, Taehyung lalu membuka aplikasi vlive yang terinstal di ponselnya dan dengan tangan yang agak bergetar ia memilih pilihan siaran langsung.

"Semoga ini jalan yang tepat," pintanya dalam hati sambil memasok udara sebanyak mungkin ke dalam paru-parunya dan membuangnya dengan kasar.

Hanya hitungan detik ribuan komentar telah masuk ke akun grupnya. Taehyung hanya tersenyum dan membaca dalam hati beberapa komentar yang dikirimkan oleh hampir lima belas juta pengikut akun vlive milik BTS.

Hatinya tersentuh akan pesan dukungan yang dikirimkan penggemarnya. Ia tak yakin setelah ia mulai berbicara nanti, pesan tersebut masih akan ia terima atau tidak.

Sebelum ia mulai berbicara, Taehyung menatap enam orang pria yang sudah ia anggap saudara kandungnya sendiri yang tengah berdiri di belakang kamera yang sedang merekamnya. Mereka tersenyum dan melemparkan kalimat dukungan. Walaupun tanpa suara, bagi Taehyung itu sudah cukup membuat keberaniannya kembali tumbuh.

"Hai, Army," ucap Taehyung sebagai pembukaan hari itu.

"Army, aku tak tahu apa aku berhak menerima cinta dari kalian setelah ini, tetapi kalian harus tahu jika aku tetap dan akan selalu mencintai kalian bagaimana pun keadaannya."

Taehyung mengambil napas panjang lalu kembali berbicara, "Army, kalian tahukan kita tidak mampu menentukan pada siapa kita akan jatuh cinta?

Seperti kalian yang telah mencintai seorang Kim Taehyung yang bukan siapa-siapa tanpa cinta kalian, aku pun merasakan jatuh cinta pada seorang gadis.

Aku tahu, aku tak pandai bersyukur. Telah mendapatkan cinta sebanyak ini dan aku masih menginginkan cinta yang lain.

Egois bukan?

Akan tetapi, izinkan kali ini aku menjadi pria yang egois karena menginginkan cinta Army dan cintanya."

Tiba-tiba saja wajah Nayeon yang sedang tersenyum terlintas di kepalanya membuat bibir Taehyung otomatis ikut membentuk sebuah senyuman.

"Dia seorang gadis yang mampu merenggut atensiku agar hanya tertuju padanya. Dia yang hanya dengan memikirkannya membuatku tersenyum.

Karena posisi kami sebagai idol membuat semuanya terasa tidak mudah. Apa kalian tahu, berapa kali gadis itu menolakku? Aku bahkan tak dapat menghitungnya. Dia benar-benar gadis yang sok cantik dan sialnya aku jatuh cinta padanya. Untung saja pada akhirnya ia jatuh juga pada pesonaku.

Army, apa kalian bisa menebak siapa gadis itu?

Namanya Im Nayeon.

Mungkin kalian telah mengenalnya.

Army, aku tahu meminta kalian untuk mencintainya seperti kalian mencintaiku adalah permintaan yang berlebihan.

Jadi, aku hanya meminta kalian untuk merestui hubungan kami. Apa bisa?

Tidak, ya?

Tak apa. Aku mengerti.

Kalian bahkan boleh membenciku. Silakan benci aku semampu kalian. Namun, jangan pernah melampiaskan rasa benci kalian pada Nayeon. Gadis itu terlalu berharga untuk dibenci.

Jadi, bisa kah?"

Matanya kini telah membentuk gumpalan kristal yang siap tumpah, karena telah merasa cukup dan tak tahu harus mengucapkan apalagi, Taehyung pun memilih untuk mengakhiri sesi vlive-nya kali ini.

"Aku harap ini bukan yang terakhir kalinya. Army, saranghae."

Taehyung tak mampu lagi membendung emosinya ketika siaran langsungnya benar-benar berakhir. Kristal-kristal di pelupuk matanya kini telah bercucuran.

Member BTS yang dari awal berada di ruangan yang sama dengan Taehyung pun menghampiri pria yang sedang menangis tersebut. Tak ada suara yang terucap, hanya tepukan di bahu yang mereka berikan. Tetapi, itu semua telah cukup bagi Taehyung untuk mengetahui jika mereka mendukungnya.

***

Nayeon yang sedang tertidur setelah meminum obat penurun panas, tiba-tiba terbangun dan langsung memeluk Jeongyeon yang duduk di samping kasurnya.

"Unnie, kau kenapa?" tanya gadis berambut sebahu tersebut dengan panik, apalagi mendengar Nayeon yang  mulai terisak.

"Sepertinya aku bermimpi buruk, Jeongyeon ah."

Gadis dengan rambut sebahu itu pun mengelus-elus punggung Nayeon berharap itu dapat menenagkannya.

"Mimpi itu hanya bunga tidur. Memangnya, Unnie bermimpi tentang apa?"

"Hubunganku dan Taehyung diketahui oleh publik," jawab Nayeon dengan suara seraknya. Entah pengaruh demam atau tangisnya.

"Lalu?" tanya Jeongyeon lagi dengan hati-hati. Ia tak ingin Nayeon kembali terisak.

"Jawaban apa yang kau harapkan, Jeongyeon ah? Tentu saja publik jadi membenciku dan melemparkan berbagai komentar yang menyakitkan. Mereka bahkan mengatakan aku seorang penggoda yang rela melakukan apasaja untuk mendapatkan Taehyung."

Berusaha untuk mengingat kembali mimpinya membuat dada Nayeon berdegup sakit. Ternyata sakitnya begitu nyata, tak sekadar buah tidur.

Nayeon tak dapat membayangkan bagaimana jika mimpinya benar-benar menjadi nyata.

"Sudahlah. Tak usah dipikirkan. Unnie, lebih baik kau lanjutkan tidurmu."

Nayeon mengikuti perintah Jeongyeon dan kembali membaringkan kepalanya di bantal berbentuk kepala kelinci miliknya.

"Jeongyeon ah."

"Hmm."

"Kenapa aku merasa hal buruk akan terjadi?"

Tbc....

25 Juni 2019

IDOL (KTH-INY) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang