prolog

1.8K 63 1
                                    

Happy Reading!
###

Terlihat seorang gadis yang memakai seragam putih abu-abu berlari masuk kedalam rumahnya. Ia melempar tasnya sembarangan, begitupun dengan sepatunya yang dilepas dengan cepat dan dilempar sembarangan.

"Mama! Mama! Rania pulang!" Teriak gadis yang bernama lengkap Rania Santoso.

Tidak ada yang menjawabnya. Bahkan rumahnya terlihat sepi dan sunyi.

Rania langsung masuk ke dapur berharap mamanya mungkin sedang memasak untuknya. Tapi nyatanya tidak ada siapapun. Rania menatap tudung saji yang ada di atas meja dan segera menghampirinya dan membukanya.

Makanan yang lezat tidak seperti biasanya disajikan di atas meja sangat menggugah selera. Rania pun bergegas mengambil piring dan mengisi piringnya dengan makanan lezat itu. Tapi sebelum makan Rania mendapati sepucuk surat dari bawah piring lauk.

'Makan yang banyak ya sayang, Mama dan Papa sayang Rania'

Rania membaca surat itu beberapa detik kemudian menyingkirkannya karena ia sudah tidak sabar ingin menyantap makanan enak yang ada di hadapannya. 

Setelah menghabiskan semua makanan yang ada dimeja ia langsung bergegas ke kamarnya dan mengganti seragamnya dengan pakaian kasual yang sering digunakan dirumah.

Hari sudah menjelang sore tapi kedua orangtuanya masih juga belum pulang. Entah kemana mereka pergi.

Gadis 18 tahun itu pun mulai gelisah dan sedikit panik pasalnya ia belum terbiasa sehari pun tanpa kedua orangtuanya terutama Mamanya yang selalu sabar memenuhi kebutuhannya.

Tiba-tiba gadis itu mendengar suara ketukan pintu. Ia bergegas lari menuju pintu dengan penuh harap itu adalah orangtuanya yang sudah pulang. Tapi sayang ketika ia membuka pintu ternyata yang datang adalah saudara orangtuanya.

Dengan segera Rania mempersilahkan mereka masuk. "Silahkan masuk Om, Tante."

Mereka pun masuk dan kini berada diruang tamu.

Terlihat Om dan Tantenya yang saling menatap gelisah.

"Ada apa Om, Tante?"

"Rania, untuk sementara waktu kamu mau kan tinggal bersama Om dan Tante?" Pinta Dewi, Tantenya Rania.

"Sampai orangtuamu kembali" tambah Yuda, Omnya Rania.

Ekspresi Rania terlihat sedih. "Memangnya Mama sama Papa kemana?"

Dengan berat hati Yuda berkata. "Om sama Tante juga tidak tau, tapi sebelum mereka pergi Mamamu memberikan amanah untuk menjaga kamu sementara waktu sampai mereka kembali."

Rania menghembuskan nafasnya. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, apa ia sanggup menjalani hari-harinya tanpa orangtuanya?.

Rania mengangguk paham. Orangtuanya pergi meninggalkannya dan menitipkannya pada Tante Dewi dan Om Yuda sampai waktu yang tidak di tentukan kapan mereka akan pulang. Rania seketika menunduk sedih, tapi apa boleh buat ia hanya bisa berharap orangtuanya akan segera kembali dan berkumpul bersama seperti dulu lagi.

"Rania siap-siap dulu." Ucap Rania lalu bergegas menuju kamarnya untuk mengemasi barang-barang yang akan ia bawa.

Tak lama kemudian Rania keluar sembari membawa beberapa tas yang berisi barang-barang yang akan berguna nantinya.

Dewi dan Yuda membantu Rania membawakan barang-barangnya dan memasukkannya kedalam mobil. Dan bergegas menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah Rania kembali dibantu oleh Dewi dan Yuda untuk memasukkan barang-barangnya kedalam kamar.

"Sekarang kamu istirahat" titah Dewi.

Rania mengangguk patuh dan segera menutup pintu kamar.

Dewi menatap kearah suaminya yang mematung memandangi pintu kamar Rania.

"Mas, aku mau bicara sesuatu sama kamu." Ucap Dewi lalu berjalan ke arah ruang tengah dan langsung diikuti oleh Yuda.

Mereka berdua kini duduk diruang tengah.

Dewi menatap suaminya dengan mata yang sedih. "Mas, sampai kapan dia akan tinggal di sini?"

"Maksud kamu apa Wi?" Tanya balik Yuda.

"Mas! Kamu tau kan kita sudah tidak seperti dulu!"

"Dewi! Dia itu anak dari kakak saya, tidak mungkin saya menelantarkan dia"

"Mas! Kamu sudah di pecat dari pekerjaan kamu, kamu pengangguran sekarang, makan aja kita susah! Sementara aku, penghasilan ku tidak seberapa." Jeda beberapa detik Dewi menunjuk kearah kamar Rania. "Dan sekarang dia tinggal sama kita, dia masih sekolah sementara orangtuanya pergi gak tau kemana dan orangtuanya juga tidak meninggalkan sepeserpun sama kita!"

Yuda dibuat frustasi oleh ucapan Dewi. "Saya akan cari kerja."

"Kerja? Kerja kamu bilang? Mas! Sudah sebulan kamu bilang cari kerja tapi sampai sekarang nyatanya apa? Kamu gak kerja tuh sampai sekarang!" Ucap Dewi dengan tegas.

"Saya akan usahakan!" tegas Yuda.

"Aku tuh capek Mas! Tiap hari kita terus bertengkar karna masalah ekonomi!"

Ditengah pertengkaran Dewi dan Yuda ternyata disisi lain ada Rania yang sedang berdiri diambang pintu kamarnya mendengar pertengkarannya. Rania merasa sedih mendengarnya. Ternyata dia hanyalah beban bagi orang lain, dan mungkin itu juga menjadi penyebab orangtuanya pergi meninggalkannya. Sungguh malang nasib gadis itu.


TBC

You Are My Everything ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang