epilog

560 25 1
                                    

Lima tahun kemudian.....

Aji menaiki tangga menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua. Sebelum masuk dia mengetuk pintu.

"Zahara? Zahara? Buka pintunya sayang, ini Papa." Aji kembali mengetuk pintu karena tidak ada yang menjawabnya. "Zahara?" Karena tidak ada jawaban lagi, Aji langsung membukanya. Dan...

"Hua!" Suara anak kecil yang manis mencoba mengejutkan Aji yang baru masuk kedalam kamarnya. Alih-alih terkejut, Aji justru tertawa sambil menggelitik perut gadis kecil itu.

"Hahah, papa geli!" Teriak gadis kecil itu disela-sela suara tertawanya karena merasa geli.

"Nakal kamu ya? Kali ini papa tidak akan beri ampun." Aji berucap diakhiri tertawa puas.

"Ampun Pa, Ampun Zahara tidak akan ulangi lagi." Zahara tak tahan lagi, tubuhnya yang kecil dan mungil terjatuh di lantai karena tak sanggup lagi berlari sambil tertawa karena ulah papanya itu.

Aji menghentikan aktivitasnya menggelitik gadis kecil itu. Matanya sayup menatap gadis kecil itu yang masih tertawa karena ulahnya.

"Zahara, Papa mau ngajakin Zahara ke suatu tempat." Ucap Aji dengan serius.

"Kemana Pa?" Tanya Zahara gadis kecil yang duduk menyilang kaki di hadapan Aji.

"Rahasia, sekarang Zahara siap-siap gih sama Mama. Papa tunggu di depan." Ucap Aji kemudian mengelus pucuk kepala putri kecilnya itu.

Zahara mengacungkan kedua jempolnya yang kecil tapi mungil itu. "Siap Pak Bos!" Ucapnya dengan tegas.

Aji yang mendengar itu langsung tersenyum. Kata itu mengingatkannya pada seseorang yang pernah hadir di masa lalunya. Tapi sayang, yang namanya masa lalu tetaplah masa lalu.

Singkat cerita yang terjadi di lima tahun lalu. Setelah Rania, gadis remaja yang berhasil masuk kedalam kehidupannya itu meninggal karena sebuah kecelakaan membuatnya frustasi atas kehilangan sosok perempuan yang baru saja mengisi hatinya.

Tapi semua itu tidak berlangsung lama. Sampai orangtuanya memutuskan untuk menjodohkan Aji dengan anak teman mereka. Tidak terlalu buruk, Aji menerima perjodohan itu karena ternyata dia dijodohkan dengan sosok perempuan yang tidak jauh berbeda dengan Rania, hingga membuat Aji merasa telah menemukan kembali Rania yang pernah hilang dari dalam hidupnya.

"Mas, sudah siap, kita berangkat sekarang." Aji yang telah menunggu di dalam mobil terperanjat kaget saat tanpa sadar sosok perempuan yang menurutnya tidak jauh berbeda dengan sosok yang pernah ada di masa lalunya itu ternyata sudah masuk kedalam mobil.

"Papa ayo berangkat, Zahara tidak sabar." Ucap gadis kecil yang dipangku oleh perempuan itu.

Aji tersenyum kepada dua orang yang ada di depannya itu. Satu tangannya mengelus pucuk kepala gadis kecil yang di pangku itu. "Kita berangkat sekarang?" Ujarnya terkesan meminta persetujuan dari Zahara.

"Iya Pa." Gadis kecil itu menyetujuinya dengan senang.

Setelah mendapatkan persetujuan dari putri kecilnya, Aji langsung melajukan mobilnya menuju tempat yang sudah lama sekali dia tidak pernah kunjungi lagi.

Selama perjalanan tidak ada perbincangan antara Aji dan putri kecilnya termasuk juga istrinya. Aji fokus menyetir mobil dan putri kecilnya sibuk melihat jalan dari luar jendela bersama dengan mamanya.

Setelah sampai, Aji langsung turun dari mobilnya kemudian berlari kecil untuk membukakan pintu mobil depan tempat istri dan anaknya duduk.

"Enggak perlu repot-repot, Mas. Aku kan bisa buka sendiri." Ucap Istri Aji saat semuanya itu sangat perhatian membukakan pintu mobil untuknya.

You Are My Everything ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang