02 • Galak tapi Baik

1.1K 39 0
                                    

Happy Reading!

***

Terlihat Rania keluar dari kamarnya yang sudah siap dengan setelan sekolahnya begitupun dengan Rannia yang juga sudah siap dengan setelan sekolah merah putihnya.

Mereka berdua pun bergegas menuju ruang makan. Terlihat semua orang tengah berkumpul di ruang makan. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaan baru Rania semenjak ia resmi menjadi pengasuh Rannia.

Makan bersama dengan tuan rumah adalah suasana yang jarang sekali terlihat di keluarga manapun. Tapi dirumah ini sama sekali tidak membedakan antara tuan rumah dengan asisten rumah, semuanya sama-sama orang rumah. Dan itulah yang membuat Aji sedikit berprikemanusiaan di mata Rania, walaupun katanya Aji itu orangnya galak.

Aji yang duduk di kursi utama sambil menikmati sarapan paginya. Tapi kedatangan Rania membuatnya sedikit kehilangan selera makan, pasalnya ia mulai meramalkan bahwa ia dan Rania pasti akan berantem lagi seperti kemarin. Segera ia menarik nafasnya dalam-dalam saat melihat senyuman ponakan kesayangannya, jika bukan karena Rannia sudah pasti ia akan menendang Rania keluar dari rumahnya. Karena Aji tipikal cowok yang tidak banyak bicara dan tidak suka berdebat dengan cewek manapun, tapi ia justru di pertemukan dengan Rania yang bawel dan tidak mau kalah debat.

Rania menyipitkan matanya dan memanyunkan bibirnya saat ia melihat Aji menatapnya sinis. Ia segera menatap penampilannya dari bawah sampai atas, apakah ada yang salah?.

Tiba-tiba Rannia menarik tangannya dan menyadarkannya dari lamunannya. "Kak, ayo sarapan." Ucap Rannia dengan lembut.

Rania tersenyum masam kemudian duduk di kursi yang sudah disediakan dan segera menyantap sarapan paginya.

Ditengah mereka menikmati sarapannya, tiba-tiba Aji berdiri menyudahi sarapannya. "Rannia jangan lupa di minum susunya, Om tunggu kalian di mobil." Jeda beberapa detik Aji menatap tajam Rania. "Dan kamu Santoso, makannya jangan sambil ngelamun, cepat di habiskan!." Ucapnya dengan sedikit nada tinggi. Kemudian bergegas keluar.

Rania melongo sambil mengerjapkan matanya berkali-kali. Pikirannya, apakah dia tidak ikhlas memberinya makan?. Andai saja dia bukan bos-nya sudah pasti Rania mencekik leher lelaki sombong itu. Dengan susah payah Rania menelan sisa rotinya yang sudah terlanjur masuk kedalam mulutnya.

"Sabar ya, Kak. Om Aji itu emang galak kalo ngomong tapi sebenarnya dia orangnya baik kok." Ucap Rannia.

"Iya, Pak Bos tuh emang gitu kalau ngomong sama cewek, dimaklumi saja." Ucap Mbak Ilmi, asisten rumah yang ditugaskan khusus di dapur.

"Galak-galak begitu tapi banyak yang suka loh." Ucap Mbak Tuti diakhiri ketawa kecil, asisten rumah yang ditugaskan khusus untuk bersih-bersih.

Rania tersenyum masam walaupun sebenarnya dia ingin sekali memuntahkan semua isi perutnya saat mendengar ucapan Mbak Tuti.

Tiba-tiba Aji dengan sengaja membunyikan klakson mobilnya dengan keras, hingga membuat kedua Rania berlari terbirit-birit ke depan rumah.

Kedua Rania segera masuk kedalam mobil. Mereka sama-sama duduk di bagian belakang sementara Aji sudah siap di kursi pengemudi. Seketika Aji kembali menarik nafasnya dalam-dalam. Kali ini kekesalannya tidak bisa dibendung lagi.

"Kenapa duduknya di belakang semua!? Kalian pikir saya ini supir kalian!?" Ucap Aji dengan nada super tinggi.

Dengan spontan kedua gadis itu bergegas duduk di bagian depan, walaupun sebenarnya mereka kesempitan. Tapi tidak masalah daripada Aji tambah marah.

Aji kembali menarik nafasnya sambil menepuk jidatnya, konyol sekali tingkah laku kedua gadis yang ada di depannya. Maksudnya adalah salah satu dari mereka duduk di depan bersamanya agar ia tidak terlihat seperti supir, tapi mereka berdua malah duduk bersama di satu kursi yang terlihat seperti ibu dan anak yang tidak terpisahkan. Sabar, ini ujian.

You Are My Everything ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang