-Happy Reading-
________
Aji berjalan kearah kamar Rannia dan segera membukanya. Ia datang untuk mengecek apakah Rannia sudah tidur atau belum. Tapi sampainya disana ia tidak hanya melihat Rannia yang tertidur pulas tapi terdapat pula Rania yang tanpa sadar tertidur dengan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang sambil memangku beberapa buku dongeng. Gadis itu pasti kewalahan membacakan dongeng pada Rannia hingga ia tidak sadar telah tertidur juga.
Aji kemudian menutup pintunya kembali. Tidak baik mengganggu orang yang sedang tidur. Mata Rania terbuka saat telinganya mendengar ceklek pintu berbunyi. Ia melihat beberapa pakaian yang tergantung di belakang pintu mengayun dengan sendirinya. Tapi tidak mungkin pakaian itu mengayun sendiri, pasti ada seseorang yang telah membuka pintu itu.
Karena penasaran yang tidak bisa di dibendung membuatnya untuk mencari tahu siapa orang yang membuka pintu itu. Rania pun bergegas mencari tahu.
Saat keluar dari kamar ia melihat pintu utama yang terbuka. Pikirannya tumben malam-malam jam segini pintu belum di kunci, apakah itu pencuri yang datang?. Ia pun bergegas mengeceknya dan ia pun mendapatkan jawabannya. Ternyata itu adalah Aji yang kini duduk di teras sambil melihat bintang.
"Angin malam tidak baik untuk kesehatan." Ucap Rania.
Aji spontan menoleh kebelakang saat mendengar suara Rania dibelakangnya. Ia bahkan terlihat mengusap matanya saat Rania mendekat di sampingnya.
"Bapak nangis?." Tanya Rania sedikit khawatir.
"Tidak! Bisa-bisanya kamu bilang saya nangis. Saya bukan anak kecil!." Tegasnya.
"Memangnya cuma anak kecil yang suka nangis? Orang dewasa juga juga boleh nangis kok. Nangis itu kan wajar kalau hati sedang tidak baik-baik saja."
"Kamu itu cuma pintar ngomong, tapi kamu gak ngerasain gimana rasanya."
"Maka dari itu saya bilang, nangis itu wajar! Bapak nih ngajak ribut mulu."
"Ya karna kamu sok pintar!."
"Saya kan emang pinter." Jeda beberapa detik. "Nanti kalau misalkan saya lulus SMA boleh kan kalau saya kerja di kantor bapak, jadi pengacara. Saya kan jago debat." Ucap Rania dengan suara yang seimut mungkin.
"Memangnya kamu pikir jadi pengacara segampang itu? Kamu butuh ijazah sarjana untuk bisa jadi pengacara. Setelah lulus kuliah hukum, ada beberapa tahapan lagi yang wajib kamu lalui untuk menjadi seorang lawyer mulai dari Pendidikan Khusus Profesi Advokat, Ujian Profesi Advokat, terus magang di kantor advokat kurang lebih sekitar dua tahun, hingga pengambilan sumpah advokat." Jelas Aji secara rinci.
Seketika Rania berdecak kagum mendengarnya. "Wah, itu artinya bapak hebat dong karna bapak berhasil melewati semua itu bahkan bapak juga punya kantor sendiri sekarang."
"Oh jelas dong. Saya itu mahasiswa yang paling berprestasi, IPK saya saja empat. Saya juga sering mendapatkan penghargaan dalam perlombaan debat. Saya juga lulus dengan predikat cumlaude." Ucap Aji sedikit menyombongkan dirinya.
Rania melongo mendengarnya. Pantas saja dia tidak mau kalah debat. Ternyata dia orang hebat sedari dulu.
Aww... Rania tiba tiba memegangi matanya saat sesuatu yang entah apa itu masuk kedalam matanya. "Sakit." Ia meringis kesakitan matanya tidak bisa terbuka dan air matanya juga terus mengalir. Perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything ✓ [SUDAH TERBIT]
Roman d'amourTidak ada yang spesial dari kisah mereka, karena saat tokoh utama pria menyadari perasaannya, di situ juga dia telah kehilangan tokoh utama wanitanya ~ Publish: 26 Januari 2023 Finish : 03 Februari 2023