Fatim dibopong lagi ke kantin oleh temannya. Sekarang hanya Indri saja yang membopong, karena Ulfa ada urusan.
"Nih, duduk"
Indri melepaskan Fatim."Aaa, sakit perut"
Keluh Fatim sambil memegangi perutnya yang sakit karena maag."Gue pesen makanan dulu,"
Indri pergi begitu saja.Fatim memegangi perutnya. Perih sekali rasanya memiliki maag. Fatim dari kecil terbiasa sarapan terlebih dahulu, jadi bila ia tidak sarapan, akan langsung terkena maag. Fatim baru memiliki maag ketika dia berumur 11 tahun, saat itu pola makan dia tidak teratur, jadi di situlah maag-nya muncul untuk pertama kalinya.
Indri kembali dengan pesanannya.
"Nasi goreng habis, adanya roti bakar. Makan sampai habis!"
Perintah Indri pada Fatim. Fatim mengambil satu potong roti bakar dan mulai memakannya. Baru juga satu gigitan, ia merasa ada yang aneh."Rasa... Kacang?"
Tanya Fatim."Iya, gaada lagi. Lu sih lama ulangannya, jadi telat ke kantin"
Ucap Indri. Fatim menyimpan kembali roti bakarnya."Nanti aja gue makannya,"
Fatim menggeser piring yang berisi empat potong roti bakar itu ke Indri."Yeh.. ini makan satu aja... Nih, ada satu rasa strawberry"
Indri menunjuk ke roti bakar berselai merah. Fatim langsung mengambil roti bakar tersebut dan memakannya dengan lahap. Tapi ia merasa ada yang aneh lagi. Fatim melihat Indri yang tampaknya menahan senyum. Sial, batin Fatim."Ini selai strawberry tambah selai kacang!"
Indri cengengesan.
"Parah Lo, Ndri"
Ketus Fatim."Halo!"
Ulfa yang baru datang langsung menyapa kedua temannya itu dan duduk di sebelah Fatim."Halo juga"
Balas Indri."Fey, udah makan?"
Tanya Indri. Ulfa menggeleng."Nih, roti bakar, ambil aja"
Indri menyodorkan roti bakar pada Ulfa."Beneran?"
"Iyaaa"
Ulfa langsung mengambil sepotong roti bakar dan memakannya dengan lahap.
"Fatim gak mau?"
Tanya Ulfa saat melihat Fatim hanya diam saja dengan tangan kanan menutup mulut dan tangan kiri memegangi perut. Fatim menggeleng cepat."Tuh, sisanya habisin,"
Ucap Indri mengambil satu potong roti bakar untuk dirinya. Wajah senang terpancar di wajah Ulfa.Fatim's POV
Ah, mual banget. Udah maag, ditambah makan yang gak gue suka lagi. Sialan. Alhamdulillah tu roti bakar gak mubasir, ada Ulfa yang makan. Gue tutup mulut gue, berusaha nahan mual. Perut gue juga masih perih.Gak tahan! Gue berdiri dan langsung lari ke toilet.
Huek! Gue langsung muntah di kloset. Beruntung toilet lagi sepi. Indri yang baru dateng langsung usap punggung gue. Selesai itu, gue langsung tekan tombol flush di kloset dan ngambil tisu.
Ini semua gara-gara lu, Ndri.
"Gimana?"
Tanya Indri. Dia senderan di wastafel."Udah enakan?"
Indri nanya lagi. Gue ngangguk pelan.Gue langsung basuh muka di wastafel. Gak lama, Ulfa dateng.
"Ada apa? Ada apa?"
Tanya Ulfa. Gue cuman geleng kepala pelan.Akhirnya kita ke UKS.
"Nih,"
Indri ngasih obat maag. Gue langsung minum itu obat.Bel bunyi, waktunya masuk kelas. Oh ya, di kelas gue duduknya di pojok, baris ketiga dari depan. Indri di sebelah gue, sedangkan Ulfa di depan Indri.
Baru juga duduk di bangku, Bu Ati udah masuk. Bawa kertas-kertas. Gue udah tebak, itu hasil ulangan kemarin.
"Oke, semuanya. Ini hasil ulangan kemarin,"
Bingo.
"Dan ibu akan sebutkan satu-persatu nilai kalian"
What?!
"Dari absen pertama ya,"
Dan Bu Ati sebutin nilai-nilai kami dari absen 1 alias dari murid yang berawalan huruf A. Gue tajemin pendengaran supaya bisa denger nilai-nilai yang lain.
"... Pradita Indriani,"
Gue bisa liat muka Indri tegang."52."
Indri langsung buang nafas berat. Bu Ati sebutin lagi nilai-nilai absen selanjutnya."... Siti Fatimah Halilintar,"
Oke, sekarang gue tegang."45"
Fyuh... Akhirnya,But wait.
HAH?! 45?!
Yang bener aja?"... Ulfa Roshida,"
Nah, sekarang giliran Ulfa."70"
What?!"Yang di bawah 67, remedial. Yang gak diremed, ke luar"
Bu Ati langsung simpen kertas ulangan yang tadi dia bacain nilai-nilainya di meja guru. Gue akhirnya, sobek kertas bagian tengah buku dan siapin pulpen + pensil + penghapus.
Sial. Gue termasuk 5 besar nilai MTK paling bawah:5. Siti Fatimah Halilintar: 45
4. M. Aydin : 42
3. Mutia Ramadhani : 37
2. Ghufron Sakti : 35
1. Annas Putra : 25Gue bisa liat Ulfa keluar dari kelas dengan wajah bahagia. Cih, pengkhianat, harusnya dia sama kayak gue dan Indri.
Bu Ati bagiin soal remedial. Ada 23 murid yang diremed dari 44 murid di kelas.
S u p e r !
Sekarang udah jam pelajaran bahasa Inggris. Jamkos. 30 menit lagi pulang. Hujan. Dan gue lemes banget. Kayaknya mau demam sih ini.
"Tim, kenapa? Sakit?"
Indri duduk di bangku depan gue yang kebetulan kosong. Gue cuman geleng kepala pelan. Indri pegang kening gue."Panas lu, Tim. Mau ke UKS?"
Gue geleng kepala lagi.
"Gue gapapa, kok"
Jawab gue."Tadi udah makan belom?"
Aah~ makan~ bener juga. Gue belum makan dari pagi. Jam istirahat pertama malah muntah. Istirahat kedua, shalat Dzuhur dan gak nafsu makan.
"Tuh, belum, kan?"
Ucap Indri membaca pikiran gue. Gue menghela nafas berat."Ayo ke UKS, rebahan di sana,"
Gue tetep nolak.
"Udah, ke UKS aja"
Ulfa yang dari tadi cuman nyimak doang dari bangkunya mulai ngomong. Gue tetep nolak.Tiba-tiba Ulfa ngambil sesuatu di tasnya.
"Nih, aku tadi sempet beli roti pizza sama nasi timbel di kantin,"
Ulfa ngasih kantong plastik yang isinya nasi timbel sama sebungkus roti."Nggak, gak usah"
Gue senyum kecil."Tim, makan aja. Lu mau maag kambuh lagi?"
Ucapan Indri bikin gue diem. Mau gak mau, gue harus nurut. Akhirnya gue makan timbel yang lauk-pauknya ayam goreng, ditambah makan roti pizza. Gue berterimakasih banget ke Ulfa.''''''''
Belum ke konflik ya, hehe~-(1 Juli 2019)-
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Family! •Fatimah Halilintar•
FanfictionBagaimana jadinya jika adik-kakak memiliki kekuatan unik? Tapi ini tidak hanya soal membahas keunikan mereka, tetapi lebih tepatnya kehidupan mereka.