akhir dari segala cerita

58 9 2
                                    

Hembusan rokok dan entah keberapa kalinya dia menghembuskan asap rokok ke udara. Hatinya hancur berkeping keping setelah mendengar kabar yang ia tidak ingin dengar sampai kapan pun. Disisi lain Bagas merasa bersalah dan disisi lain pun ia sangat menyanyangi Callya.

Dia teringat bahwa keluarga Panji lah yang membantu dana untuk perusahaan ayah nya. Intinya keluarga Bagas banyak Berhutang budi kepada keluarga panji. Tetapi ia juga masih sangat sayang kepada Callya. Ia menyesal, benar benar menyesal meninggalkan Callya tanpa selembar surat dan sepatah kata.

Bagas sangat sayang kepada Callya, benar benar sayang. Tetapi hatinya hancur ketika mendengar kabar bahwa Callya dan Bagas menjalin hubungan lagi. Ia marah, sangat marah. Tetapi apa yang bisa dilakukannya lagi? Mencelakai Callya? Berat rasanya,  atau bahkan mencelakai Panji? Jika ketahuan bakal di keluarin dia dari Kartu keluarga.


















Di pantai, bersama dengan hembusan angin membawa mereka ke dalam pikiran masing masing.

"sunset nya bagus banget gak sih" Callya kegirangan sambil menatap sunset.

"menurut aku lebih bagusan muka kamu"

"ish apaan sih" ucap Callya sambil menyembunyikan pipi nya yang merona.

Setelah sunset, Callya dan Bagas melanjutkan perjalanan menuju rumah, sebelumnya mereka mampir untuk makan malam, tidak begitu mewah, mereka hanya makan di warung pinggir jalan ademnya Kota Bandung.

Di perjalanan menuju rumah Callya, panji mendapat telpon tertera Di layar ponselnya bernama Bagas.

Tit.

Panji meng-akhiri sambungannya alias tidak menjawab telfon dari Bagas.

"kenapa di matiin? " tanya Callya

Panji hanya menatap callya senyum " gapenting juga" dan callya hanya menganggk anggukan kepala nya.

Tak lama setelah itu Ponsel Panji kembali berdering, tetapi callya sempat melihat nama yg tertera disitu.

"itu bagas, kenapa gak diangkat? "

Panji hanya diam.

"kalo ada masalah tu diselesain, bukan diem dieman gitu. Aku gasuka ya kamu jadi kek gini"

Panji mendengus kesal akhirnya dia mengangkat telfon nya dengan tidak niat

Assalamualaykum

Hm, kenapa buruan ngomong. Gue lagi sama Callya. Panji menekan setiap kalimatnya

Gue mau ketemu lo bisa?
Ajak callya juga sekalian.

Buat apa

Gue gak bisa jelasin disini. Gue share langsung alamat nya.

Tap-

Tit.

"kenapa? "

"dia ngajak ketemuan,ajak kamu juga"

"owh yaudah, gapapa. Sebentar aja sebelum kita pulang"

Ckk akhirnya panji pergi ke tempat alamat yg sudah di send oleh bagas.





Di caffe, Bagas terlihat gusar. Ia ingin menyerah, ia mencintai Callya tanpa harus memiliki. Sudah saat nya ia memulai hidup baru dengan lembaran baru.

Bagas mendongakan kepala keatas, ternyata sudah ada Panji dan Callya. Kini mereka tengah duduk. "pesen dulu menu nya"

"kita uda makan, lagian kenapa sih malam malam ngajak ketemuan"tanya panji jutek dan langsung di pukul oleh callya.

cold beloved ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang