Taman Musholla Kampus

55 0 0
                                    

           Beberapa hari merasa ada yang ngeganjal dihati, apa ya? Tanya ku dalam hati, padahal hari ini ramai sekali mahasiswa yang ada disekitar kampus, berlalu lalang dengan situasi yang berbeda. Ada yang sedang murung mungkin baru diputusin sama pacarnya atau baru ditolak gebetan eh tapi ngga lebih sakit dari di PHP-in Dosen yang sudah janjian nyatanya dosen ngga ada disana malah bilang dengan mudahnya "besok saja kita bimbingan ya" ini lebih sesak daripada sekedar di PHP-in doi, ada yang sedang berbahagia karena skripsinya di ACC doping setelah berjuang melawan rasa malas mengetik kata-kata indah di layar komputer, mungkin juga baru ketemu doi atau ketemu temen lama yang sudah lama sekali tidak ada kabarnya. Sekilas setelah aku melewati taman musholla jadi teringat sesuatu. Temen-temen yang sudah lama tidak aku temui disana, tidak ada lagi pembahasan obrolan seputar materi kuliah yang tidak dipahami, tidak ada lagi pembahasan tugas kuliah yang buat sakit kepala, ghibahin dosen yang keren, ghibahin senior yang cakep, ghibahin temen yang lagi PDKT, ngejitak kepala temen, iya tanganku ringan sekali untuk jitakkin kepala mereka atau sekedar tepuk jidat mereka. Ah iya, sudah lama sekali. Aku rindu, bener-bener rindu.

          Hari ini, mood lagi hancur parah karena beberapa drama yang dipaksa untuk tetap baik-baik aja, padahal jika boleh jujur naluri ingin bilang "Aku pengen berhenti sejenak, ini sakit sekali". Namanya juga hidup ya dinikmati, kadang pengen menyerah, pengen percaya bahwa kita bisa tapi ya ada saja hambatan dari kalangan sekitar yang buat down, aku bener bukan?

         Biasanya ketika mood sedang hancur-hancurnya aku bakal duduk di taman musholla, bercerita kepada temen yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri, atau sekedar menggodai temen-temen yang mangkal ditaman mushola, biasanya akan aku boom chat whatsapp waktu mereka lagi hebohnya main PUBG atau game lainnya yang tidak ku mengerti, kemudian mereka akan teriak "woi Fina kampret ganggu aja lo susah ini ngelawannya" dan aku bakal cekikikan ngga jelas, blaass hilang sudah mood yang hancur tadi.

        But now, semua serasa ada yang berbeda dimana mereka tak lagi disana ketika aku membutuhkannya, ketika aku bener-bener ingin menangis yang bahkan mereka tau aku ini ngga mudah untuk menangis, aku tipe yang sok jadi pemain sinetron yang berperan menjadi wanita sok kuat, terkadang lelah pengen bilang "Hari ini aku badmood, ada waktu ngga?" pengen ada yang bener-bener mendengarkan tanpa harus di cela dan bilang "Hari ini aku ada waktu mau ngobrol terus ngopi dimana?". Tapi ya bersyukurnya aku memiliki tiga kakak perempuan yang bener-bener worth it,  baik, yah aku paham sih kadang mereka juga jengah denger obrolanku tapi ya paling mereka cuma diam mendengarkan "ini bocah labil banget ya, ngga nampak 22thn nya" Apalagi ketika tiga hari berturut-turut aku didalam situasi yang bisa dibilang pengen lari dan udahan aja, tapi mereka ngga lari, mereka ada malah akunya yang lari pengen cepat pulang terus numpahin segalanya dikamar, sungguh titik lemah terberat saat itu, mereka mendengarkan dan mencoba menghibur gitu dan blaass aku jadi punya kakak keren dengan segala kedewasaan yang mereka miliki. Walau sebenarnya ketika aku mendengarkan cerita tentang papa mereka aku pengen nangis lagi, yaa maap cengeng habis emang ga pernah berada diposisi yang sedang mereka bagikan itu. Papaaaa rindu, tapi kata mama suatu saat nanti pasti ada pengganti papa yang memiliki tanggung jawab, memahami diriku, dan menerima ku apa adanya, bukan papa pengganti, tapi seseorang yang kelak akan dipercayakan mama untuk menjaga ku. Aku jadi tidak sabar. HEhe.

          Tiap tempat memiliki hal unik tersendiri, kadang kita merasa jengah, jenuh, kadang pengen seterusnya disana, tapi ya siklus ga bakal tetap disana karena skenario bukan kita yang bikin, kita cuma merencanakan,  jalani, dan usahakan, selebihnya Allah yang mengatur. Itu semua biar kita paham bahwa hidup bukan selalu hepi hepi aja, hidup kudu berjalan dimana kau akan belajar yang namanya sakit, dimana kau akan belajar menguatkan diri sendiri, dimana kau akan memetik pelajaran dari orang orang yang memiliki tipe watak yang berbeda, dan kita tidak berhak untuk membuat mereka memahami kita, kita juga ga harus mendengarkan semua yang buat kita jatuh, yaudasih mereka punya mulut dan kita punya hati besar untuk diam sembari sandiwara dikit ikut-ikut tertawa untuk benar-benar belajar menjadi pribadi yang kuat, dan mereka ngga berhak untuk mengatur apa yang kita mau, ini hidup kita bukan hidup mereka. Tenang, doakan saja semoga mereka paham atas segala yang buat kita sakit. Kita punya batas, tapi yang mengatur batas itu diri kita sendiri, bukan mereka. Jadi, semangatlah.

          Setelah duduk bareng malam itu jadi banyak kesan dan pesan dari ketiga kakak-kakak yang aku kenal di kantor. Aku beruntung, yakinlah di setiap tempat yang akan kau singgahi tidak semua bisa kau kenali dan kau yakini, begitu pula yang sejalan denganmu. Ada yang baik dan ada pula yang buruk, itu semua tergantung kita yang memulai dan belajar memahami. Capek? Yaa jelaslah ini lebih sulit daripada rumus matematika yang kau kuasai, ataupun bahasa pemrograman yang kau tekuni.

         Tadi setelah dari kelas-kelas, aku bertemu dengan teman lama kampus. Biasanya aku akan berlari dan menyapa mereka, tapi aku ngga tau apa yang membuat hari ini bener-bener yauda aku mau ketempat lain, padahal rindu. Pengen tanya, gimana kabar kalian? Gimana hari ini? Apa kabar skripsi sudah bab berapa? Pengen ngejailin mereka dengan boom chat atau jitakki mereka dengan pulpen atau buku. Pengen putar balik terus lari ke arah mereka biar moodku kembali, tapi tetap saja ada batu besar gengsi di salah satu temen gaduhku. Apa ya hmm. Aku sudah memaafkannya tapi tidak ingin memulai bersapa. Gila aku sungguh kekanakan, gengsi yang sangat berlebihan. Tapi ya aku harap kamu baik-baik selalu beserta skripsi yang sedang kamu jalani. Padahal aku ingin sekali sekedar bergurau di taman musholla tadi. Tapi ku fikir mungkin nanti hal konyol serta tawa sepeti kemarin akan kembali, gatau kapan. Yaa tunggu ajasih, sampai saat kita akan saling melupa sama segala hal yang buat jauh..

Untuk kamu yang sekarang tidak bisa aku temui sesering dulu lagi namun masih sempat menasehati dengan kesoktahuannya walaupun itu bener, iya sih bener temenan dari main guli pulaknya hoho, terimakasih untuk kiriman cappuccino dengan cream coklat dan dimsumnya seperti biasa. Doakan aku menyusul ke jogja kelak dengan jodohku, dan kamu dengan jodohmu

Yaaa Maap cerita gajeee, soon setelah sok sibuk ini usai akan dilanjutkan dengan cerita yang semoga kalian suka ya. :)

Barisan SajakWhere stories live. Discover now