Terlalu terpaku pada satu tujuan. Menjadikan-ku tak sadar, bahwa ternyata kamu adalah wanita idaman, yang sempat ku lewatkan.
(Ini Kisah Kami)
——————————————-"Papa berangkat tadi malem, kak?" Tanya gadis itu, pada kakak nya yang tengah membanting-banting adonan donat.
Karena ini hari minggu, dan sekolah libur, Renata dan Luna, kakaknya, bermaksud membuat donat kentang yang nantinya akan di goreng.
Luna mengangguk "iya. Emang gak nyadar papa masuk kamar kamu? Cium kamu malahan!" Ujar Luna.
"Hehe.. nggak." Jawab Renata dengan cengiran kuda.
"Kebo sih!" Ledek Luna "eh, dek. Kita udah lama ya gak maen, kemana... kemana gituh"
"Iya ya... semenjak mama gak ada, kita jadi... eh—hmm, Gimana kalo entar sore, kita ke mall aja?" Ajak Renata, sekaligus mengalihkan perkataan nya yang barusan sempat melengsong.
Luna tersenyum tipis, lebih tepat nya kaku "yuk! Boleh. Udah lama juga kita gak maen timezone." Jawab Luna, yang dijawab anggukkan oleh Renata.
🌸🌸🌸
"Bim. Minggu ngeden aja nih, di rumah?" Tanya seseorang yang tengah santai di atas sofa sambil memainkan Gadget nya.
"Iya." Jawab nya singkat tanpa ekspresi, dan fokus dengan laptop yang ada di depan nya.
"Ahelah! Ayo dong bim! Boring nih gue, gak ada hiburan sama sekali." Ucap seseorang itu lagi.
Seseorang yang di panggil "bim" tersebut, menoleh ke arah seorang lawan bicaranya "mau hiburan?" Tanya nya.
Orang itu lantas mengangguk dengan polos nya.
"Ngaca aja, tar juga ngeliat topeng monyet" ucapnya. kemudian, ia kembali fokus pada laptop nya.
"Bimaaa... dedek arka nggak mirip monyet!" Teriak nya dengan suara di manja-manja kan.
"Gue nggak bilang lu mirip monyet kan?" Jawab bima, masih terfokus pada laptop nya
Arka terdiam sejenak, "tapi kan tetep aja—"
"Mau mejeng?" Tanya nya lagi, kali ini menoleh ke arah arka.
"Iya" jawab arka dengan nada sedikit jutek.
"Ayo. Tapi nggak sekarang, sore aja" ucap nya, kemudian fokus kembali pada laptop.
"Yaudah" jawab arka dengan nada sok jual mahal, tanpa melihat ke arah bima.
Bima menoleh sesaat ke arah teman yang ada di pinggirnya tersebut, dan mengedikan bahu, tanda tak peduli dengan wajah sebal yang tengah di pasang nya.
Arka kembali menoleh kepada bima "tapi kemana?" Tanya nya—gengsi-gengsi.
"Kemana lagi? Paling ke mall depan. Masa ke Bali" jawab nya, lagi-lagi tanpa ekspresi.
Arka menghela napas, tak habis pikir dengan sikap teman nya yang "DINGIN" melebihi apapun. Saking dingin nya, arka bahkan pernah ingin mencoba menyimpan minuman di atas kepala bima, kali aja beku.
"Oke. Kebetulan di mall kalo sore banyak ciwi-ciwi" ambek arka mulai mereda.
Bima hanya menyeringai, pertanda "tak peduli"
"Ohya! Lupa. Sorry bro. Gue gak inget, lu kan gak doyan cewek." Ledek nya, dan dibalas oleh tatapan tajam dari bima.
"Hehe... maap. Gak maksud." Arka mengangkat dua belah tangan nya "Hmm, gue kaya nya kudu balik deh. Belum Nyuci sempak. Bye!" Dengan cengiran kaku khas nya, arka berjalan ke arah jendela, dan... Lompat, melesat seperti super boy, rasanya terlalu menyeramkan kalau bima sudah menatap seperti barusan.
Bima hanya menggelengkan kepala nya, heran dengan kelakuan arka, dan bima hanya berdoa, semoga arka segera bisa menjalani hidup secara normal, nggak gila mulu kaya gini.. hehe..
Bima kembali mengetikkan jari-jari nya di keyboard laptop nya, dan kembali fokus.
Ya, ini dia. Bima setia Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Me
Teen FictionKisah cinta, memang suatu hal yang sangat sulit untuk di mengerti. Mulai dari alurnya yang sulit untuk di tebak, dan kisah nya yang memang jarang tak rumit. Renata almira. Kalian bisa memanggil nya dengan sebutan Renata. Seorang gadis cantik...