4) Let it Flow

468 96 15
                                    


"AHJUSSI!!! TUNGGU AKU!!!"

Saat hendak berangkat sekolah pagi tadi, rantai sepeda Jeongyeon tiba-tiba terlepas di tengah jalan. Membuat gadis itu memutuskan untuk naik bus sejak tak ada kendaraan lain yang bisa dinaikinya. Ironisnya lagi, bus yang menjadi harapan terakhir Jeongyeon itu kini telah pergi meninggalkan dirinya. Jeongyeon benar-benar telah mengeluarkan semua suara yang ia punya untuk memanggil supir bus itu. Namun alih-alih berhenti, bus tersebut malah bergerak semakin jauh hingga menghilang ditelan persimpangan.

Jeongyeon duduk di bangku pada halte bus itu, sekadar mengistirahatkan diri dan mengatur nafasnya yang terengah. Setelah berlari dan berteriak sekuat tenaga tadi, energinya seketika terkuras. Matanya kemudian melirik arloji di tangan kirinya. Masih ada dua puluh menit hingga bel masuk. Kalau ia berjalan kaki sampai sekolah, tentu saja waktu dua puluh menit itu takkan cukup. Namun kalau naik taksi, Jeongyeon harus merelakan semua uang jajannya dan harus menahan lapar selama di sekolah.

"Ah entahlah!" teriaknya frustasi sambil mengacak rambutnya yang ia gerai hari ini. Tiba-tiba wajah Taehyung muncul di benaknya. Pangeran keberuntungannya.

Aku harap Taehyung datang menolongku

Batin Jeongyeon penuh harap sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada dengan mata yang ia pejamkan erat.

Tin! Tin!

Mendengar bunyi klakson itu, kedua mata Jeongyeon langsung terbuka sempurna dan mendapati Taehyung sedang membuka helm full facenya duduk di atas motor hitam besar yang terparkir tepat dihadapan Jeongyeon.

"Ayo naik! Nanti kita terlambat" ujar Taehyung sambil menepuk jok belakangnya.

"Eh iya!" jawab Jeongyeon dengan antusias. Ia bahkan berjalan sambil melompat menuju motor Taehyung tanpa berniat menutupi kegirangannya sedikitpun, membuat Taehyung terkekeh pelan melihat tingkah gadis itu.

Namun wajah girang Jeongyeon langsung terganti saat menyadari bahwa motor Taehyung benar-benar tinggi dan ia tak tahu bagaimana ia bisa duduk di atasnya. Jeongyeon belum pernah naik motor seperti ini sebelumnya. Biasanya sangat mudah baginya duduk di motor biasa seperti milik Nayeon karena kakinya yang jenjang itu.

Taehyung yang menyadari Jeongyeon tak kunjung duduk langsung mengalihkan pandangannya pada gadis itu, menatap Jeongyeon heran.

"Aku tak tau caranya"

Tanpa sadar Taehyung menghembuskan nafas pelan sambil menggelengkan kepala. "Baiklah, pertama kau pegangan disini.." ujar Taehyung lalu menarik pergelangan Jeongyeon ke pundaknya. Sentuhan Taehyung dipergelangannya itu, entah kenapa membuat Jeongyeon terasa tersetrum.

"...lalu kau berpijak disini.." lanjut Taehyung sambil menunjuk pijakan kaki pada sisi motornya, "...dan kakimu yang satunya akan bisa mencapai joknya. Mengerti?"

Jeongyeon mengangguk mengerti lalu mulai naik keatas motor sesuai arahan Taehyung tadi. Setelah memastikan Jeongyeon duduk dengan baik, Taehyung langsung menarik gasnya menuju sekolah mereka.

***

"Wah kau benar-benar ya, Taehyung" Jeongyeon bersungut-sungut sambil merapikan rambutnya yang makin berantakan lantaran Taehyung yang mengebut tadi.

"Aku terpaksa agar kita tak terlambat. Lagipula waktu kita habis untuk mengajarimu cara naik motor, jadi itu juga salahmu." Ujar Taehyung setelah memarkirkan motornya. Sedangkan Jeongyeon hanya bisa diam dengan bibir kerucutnya karena ia juga sadar itu salahnya. "Mianhae"

"Baiklah coba kulihat." Tiba-tiba Taehyung menarik Jeongyeon menghadap padanya. Dengan lembut, tangannya langsung merapikan rambut Jeongyeon yang masih berantakan. Lagi-lagi gadis itu merasakan hal aneh, kali ini bukan sengatan listrik atau semacamnya. Rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu yang berterbangan memenuhi rongga dadanya hingga membuatnya sesak nafas.

"Sudah selesai"

"Terima kasih"

***

"Jeongyeon-ah apa-apaan yang tadi itu? Kau datang bersama Taehyung? Sepedamu bagaimana? Dia menjemput dirumahmu? Ayolah ceritakan semuanya padaku" serbu Nayeon segera setelah bokong Jeongyeon menyentuh bangkunya. Rasa penasaran gadis dengan gigi kelinci itu tiba-tiba meluap saat melihat Jeongyeon yang memasuki kelas yang diikuti Taehyung dibelakangnya.

"Pelan-pelan saja, okay? Santai" Jeongyeon mencoba menenangkan Nayeon yang terlampau exited itu.

"Baiklah, jawabannya adalah iya aku datang bersama Taehyung. Rantai sepedaku tadi terlepas di tengah jalan dan kami bertemu di halte saat aku ketinggalan bus. Sudah jelas, tuan putri?" jelas Jeongyeon pada Nayeon yang hanya mengangguk mengerti.

"Oh iya, bagaimana dengan tahap pertamamu? Berjalan lancar kan?"

"Tentu saja. Kita bahkan sudah bisa berbicara santai sekarang" ujar Jeongyeon sedikit membanggakan diri.

"Kau berkembang dengan baik, muridku. Kerja bagus" Nayeon sambil mengelus-elus puncak kepala Jeongyeon bak seorang guru yang merasa bangga pada muridnya.

"Jadi kita pindah ke tahap selanjutnya?"

"Tidak tidak. Kurasa tak perlu"

Kening Nayeon mengerut, ia sama sekali tak memprediksi jawaban Jeongyeon itu. "Kenapa?"

"Aku sudah memutuskan untuk membiarkan semuanya terjadi secara alami. Aku yakin kita bisa dekat tanpa harus berusaha dengan keras. Kurasa Taehyung memang ditakdirkan untukku. Kau tak lihat? Dia selalu datang disaat yang tepat"

Mendengar ucapan Jeongyeon itu, wajah Nayeon seketika berubah masam "Apa apaan itu, Yoo Jeongyeon. Kurasa Taehyung memang ditakdirkan untukku... Ew" ledek Nayeon menirukan cara bicara Jeongyeon dengan wajah yang dibuat buat.

"..biarlah semuanya terjadi secara alami..."

"Yah hentikan!" Jeongyeon mendorong Nayeon dengan wajahnya yang semakin bersemu. Sedangkan Nayeon benar-benar merasa puas karena berhasil meledek Jeongyeon. Meledek Jeongyeon dan membuat gadis itu bersemu malu kini resmi menjadi hobi barunya.

***
26-06-2019

Karena aku ngaret, jadi hari ini ku kasih 2 part sekaligus hehe
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Makasih udah ditungguin❤️

Fortuna PrincepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang