5) Jangan Terluka lagi

490 100 16
                                    


Jeongyeon mengikuti gerakan Taehyung yang menjadi pengarah pemanasan di depan sana. Matahari bersinar begitu terik menemani Jeongyeon dan teman-temannya berolahraga hari ini, titik-titik peluhpun terlihat menghiasi kening gadis itu.

"Jeongyeon-ah, sejak tadi Taehyung memperhatikanmu" bisik Nayeon tiba-tiba.

Refleks Jeongyeon mengalihkan pandangannya pada Taehyung, membuat kedua pasang mata itu bertemu.

"Kenapa?" Jeongyeon sekadar menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara, karena jarak antara dirinya dengan Taehyung cukup jauh.

"Perhatikan langkahmu" balas Taehyung dengan gerakan bibir tanpa suara, seperti Jeongyeon tadi.

Detik berikutnya, Jeongyeon memasang wajah bingungnya karena ia tak paham maksud pemuda itu.

Taehyung yang mengerti raut kebingungan Jeongyeon tak berniat mengulang ucapannya tadi. "Lupakan saja" ujarnya lagi tanpa suara yang malah membuat Jeongyeon semakin bingung.

Pemuda itu dibuat terkekeh melihat raut double bingung milik Jeongyeon. Entah mengapa kebiasaan Jeongyeon yang ceroboh itu membuat rasa ingin melindungi muncul dalam dirinya. Matanya selalu ingin mengawasi gadis itu, menjaganya dari jauh kalau saja ia terpeleset atau tersandung kakinya sendiri.

"Baiklah semua. Sekarang kalian bentuk kelompok, hari ini kita main voli" ujar Ok Taecyeon, guru olahraga mereka.

Jeongyeon langsung membentuk kelompok bersama Nayeon dan keempat temannya yang lain. Lalu mereka langsung mengambil tempat di lapangan karena kelompok mereka mendapat giliran bermain pertama melawan kelompok kelas tetangga.

Murid-murid lain menepi ke pinggir lapangan, bersiap menonton pertandingan dan memberi semangat kepada teman-teman mereka disana. Seketika lapangan berubah menjadi heboh saat Taecyeon meniup peluitnya tanda permainan dimulai.

Karena tubuh Jeongyeon yang tinggi, ia diposisikan paling depan. Meskipun gadis itu tak begitu mahir bermain, ia terlihat begitu percaya diri berdiri di depan net.

"Jeongyeon!" Kode dari Nayeon itu membuat Jeongyeon mengambil ancang-ancang, bersiap memukul bola yang kini melesat dengan cepat dari arah lawan.

"Yoo Jeongyeon! Tali sepatumu!"

Jeongyeon mendengarnya tapi ia terlanjur tersungkur ke lantai. Siku dan lututnya menjadi korban kasarnya lantai lapangan sekolahnya. Darah segar mengalir deras dari siku dan lututnya.

*****

Taehyung benar-benar tak membiarkan gadis berkuncir satu itu hilang dari pandangannya. Matanya mengikuti setiap gerakan  yang dilakukan Jeongyeon di tengah lapangan sana.

"Jeongyeon!"

Gadis itu langsung bersiap hendak memukul bola yang kini semakin mendekatinya. Namun sedetik sebelum Jeongyeon mulai berlari mengejar bola, netra Taehyung menangkap tali sepatu gadis itu yang terlepas.

"Yoo Jeongyeon! Tali sepatumu!"

Tapi terlambat

Gadis itu kini telah tersungkur dengan siku dan lutut yang terus mengeluarkan darah. Taehyung segera menghampiri Jeongyeon dan langsung menerobos kerumunan teman-temannya.

"Aw Sakit"

Entah kenapa lirihan Jeongyeon itu membuat telinga Taehyung memanas. Ia benar-benar tak tahan melihat Jeongyeon kesakitan seperti itu. Taehyung tak lagi mempedulikan seragamnya yang mungkin terkena darah, ia langsung mengangkat tubuh Jeongyeon dengan kedua tangannya dan membawa gadis itu ke UKS.

Sepanjang perjalanan ke UKS, Taehyung benar-benar diam seribu bahasa dengan mata yang menatap lurus ke depan. Jeongyeon juga tak berani membuka suara karena Taehyung yang terlihat sangat dingin dan membuat perjalanan mereka menjadi canggung.

Segera setelah Taehyung mendudukkan Jeongyeon di ranjang UKS, pemuda itu langsung mengambil kotak P3K. Ia duduk di samping Jeongyeon lalu menarik lengan gadis itu untuk melihat luka di sikunya.

Taehyung meringis pelan melihat luka di siku Jeongyeon yang lumayan besar itu. Kedua tangannya kemudian dengan telaten membersihkan luka Jeongyeon dengan alkohol. Lalu ia mulai mengoleskan betadine dengan perlahan sambil meniup pelan siku Jeongyeon, berharap hal itu bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan gadis itu. Bahkan hingga Taehyung selesai membalut luka Jeongyeon, ia masih belum mengeluarkan sepatah katapun dan menyisakan suara ringisan Jeongyeon memenuhi ruang UKS itu.

"Seragammu terkena noda darahku" ujar Jeongyeon saat melihat noda darah pada seragam Taehyung.

"Apa itu hal yang penting sekarang?" ujar Taehyung tanpa menghentikan aktivitasnya membersihkan luka di lutut Jeongyeon. Saat ini pemuda itu telah duduk pada kursi yang berhadapan langsung dengan gadis itu.

Jeongyeon yang merasakan aura dingin dari Taehyung memilih kembali menutup mulutnya. Padahal gadis itu tadi hanya berniat memecah keheningan, tapi ia malah memilih topik yang salah dan membuat Taehyung semakin terlihat mengerikan.

"Taehyung-ah, kau marah padaku ya? Apa aku buat salah padamu?" ujar Jeongyeon tiba-tiba. Gadis itu benar-benar tidak bisa lagi menahan mulutnya lantaran tak tahan dengan Taehyung yang terus saja diam. Ia ingin tahu dimana letak kesalahannya. "Aku minta maaf ya, jangan marah lagi"

Ucapan Jeongyeon itu membuat Taehyung menyadari sikapnya. Mengapa juga ia kesal pada Jeongyeon padahal gadis itu tak melakukan apapun? Kalau dipikir lagi, sebenarnya ia bukan kesal pada Jeongyeon melainkan pada dirinya sendiri. Kesal karena ia tak becus menjaga Jeongyeon hingga membuat gadis itu terluka seperti ini.

Taehyung menghembuskan nafasnya berat lalu mengalihkan pandangannya pada Jeongyeon, menatap gadis itu begitu lembut. "Kau tak salah apapun, aku yang salah disini"

"Jadi kumohon jangan terluka lagi. Aku tak suka"

***
Makasih buat yang masih nungguin❤️
Next akanku usahain gak ngaret ya hehew
18-07-2019

Fortuna PrincepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang