Rumah Berhantu Part 3

29 1 0
                                    

Saat aku dan Ayah
pulang dari rumah sakit, tiba-tiba rumah sudah berantakan dan kotor seperti ada orang yang sudah masuk, karena pintu depan dan pintu belakang terbuka.
Aku dan Ayah coba menelusuri ke pintu belakang, tetapi tidak sampai keluar. Kami hanya melihat dari pintu dapur. Terlihat jejak-jejak kaki berlumpur yang mengarah masuk ke dalam hutan. Namun ukuran kaki ini lebih kecil dibanding manusia pada umumnya. Terlihat seperti jejak kaki anak umur 3 tahun. Aku pikir mana mungkin ada anak kecil malam-malam di tempat seperti ini.
Ayah terus menyoroti senternya ke dalam hutan kemudian aku panggil Ayah.
"Yah, ayo ah udah, kakak takut besok aja kita cari."
"Sebentar kak, tunggu."
Karena aku sudah kesal melihat kelakuan Ayah, lalu aku tarik tangannya.
Tiba-tiba aku melihat raut wajah aneh mengerikan. Wajah dengan mata yang merah di balik pohon. Aku ingin segera memberitahu Ayah saat itu, tetapi suaraku seperti tidak mau keluar dan sialnya aku sulit bergerak. Badanku seperti mati rasa karena takut.
Ternyata Ayah juga cepat menyadari adanya sosok mahluk itu, kemudian Ayah arahkan senternya ke arah pohon tadi.
"Astagfirullah al adzim, kak ayo cepet masuk, lari kak!"
Kemudian Ayah berlari dengan menarik tanganku sampai aku terseret. Dengan cepat Ayah menutup pintu dapur. Dengan napas yang masih ngos²an, aku bertanya pada Ayah.
"Apa itu tadi, Yah?"
Ayah menjawab seperti orang bisik²,
"Pocong, kak."
"Pocong? Kenapa Ayah baru takut sama pocong sekarang? Kemarin² waktu kita antar adek berobat lewat jalan gelap, Ayah gak takut tuh sama pocong. Padahal kita udah ketemu pocong 3 kali kemarin malam di jalan, Yah."
Dengan suara tidak percaya Ayah menjawab,
"Ngga ah, masa? Ayah cuma liat bola api muter² di depan, Ibumu juga tidak bilang apa² soal penampakan di jalan."
"Itu artinya cuma kakak yang melihat sosok² hantu itu sepanjang perjalanan?" Ayah menjawab dengan mengejek
"Iya, kak." Ayah malah tertawa geli.
"Kak, Ayah minta maaf ya, udah bawa kamu, ibu ,sama adek ke situasi kayak gini. Sebetulnya Ayah gak mau. Ayah merasa bersalah nggak ada pilihan lain."
Aku menjawab dengan lirih,
"Nggak apa², Yah. Kaka nger ...."
Belum selesai aku berbicara, tiba² terdengar suara di atas atap plafon rumah,
"Yah, apa lagi itu?"
"Ayah gak tau kak, tunggu sini Ayah periksa dulu."
"Ngga usah, Yah. Biarin aja loh ngapain sih."
"Kak, kalau sampai dia turun lewat lobang lebih bahaya kak mending Ayah periksa di atas."
"Ya udah tapi kaka ikut."
"Ya udah ayo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Creepypasta Nightmare SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang