بسم الله الرحمن الرحيم
°°°°°°
Rissa mengernyitkan halisnya bingung siapa yang menelpon nya karena pasalnya tidak tertera nama sang penelponnya.
Rissa yang enggan mengangkat telpon trsebut hanya menatap nomer trsebut mengehela nafas secara perlahan dan memberanikan diri untuk mengangkat telpon trsebut.
"Hal l o?"
"Iya hallo?, apakah benar ini dengan adinda Rinaura rissa chou?"
"Iy a, ada apa ya? Ini dengan siapa?" tanya rissa sedikit kikuk dan sambil membawa pesanannya dan sahabtnya ke tempat meja yang tadi di tempatinya.
"Ahh,ini saya dengan.."
-tut tutttt
"Loh kok mati sih?!"
"Kenapa?" tanya anya dengan santainya meminum minuman yang tadi ia pesan.
"Ini loh nya yang tadi nelpon gak ada namanya sama sekali dan baru aja dia ngobrol ama gue, tapi anehnya kenapa dia tau nama gue ya? Apa dia orang kampus juga? Karena kenal ama gue?."
"Yee emang orang kampus aja yang harus kenal ama lo, mungkin dia salah satu pengagum rahasia lo ca."
"Yee ngacoh lo nya!,mana ada yang begituan lah. Itu mah khayalan-khayalan lo aja yang jauh."
"Tapi ca, gue masih penasaran deh tadi pas tadi lo kaget karena gue panggil lo tadi baca apaan? Mantra?." tanya anya sambil memicingkan matanya ke arah rissa.
"Ish paan si lo nya, itu bukan mantra - mantra yng lo pikirin."
"Terus apaan ca?!" anya penasaran
"Belum waktunya lo tau Nya, pasti suatu saat nanti lo bakalan ngerti juga kok nya." - batin rissa
"Helloo? Caa!? ko ngelamun si."
"Eh maaf nya ,gak kok nya itu bukan apa apa." jawab rissa sedikit gugup dan sedikit tersenyum tipis.
Anya pun hanya mengangguk mengerti sebagai jawaban dan melanjutkan meminum minumannya.
°°°°°'allohuakbar allohuakbar'~~
"Nya, gue balik duluan ya udah sore, ntr gue di marahin omah lagi karena telat balik."
"Lahh tumben lo ca, biasanya juga lo pulang jam set 5an ato paling telat juga jam7 maleman ."
"Sekarang mah beda lagi nya,aturannya. yawdah deh gue duluan ya nya,bye!" pamit rissa sambil melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dapatkah Aku Menjadi Seperti Fatimah Az-Zahra
FantasyCerita yang mengisahkan seorang gadis mualaf yang ingin memperdalam agama yang suci yaitu islam.ia masih ragu dengan keputusannya,karena orang tua, teman dan keluarganya yang tidak mendukung.... ••• "Aku sama sekali ti...