Chapter 2

31 7 0
                                    

Pagi hari yang cerah secerah dunia sendiri
Sehangat rindu ditemani secangkir kopi
Pak Ahmad(Paman) hari ini berangkata kerja lebih awal dari hari sebelumnya.
" Mah, Ayah pamit dulu. Mau berangkat kerja, doain Ayah biar pekerjaan proyek Ayah bisa selesai dengan cepat." Sorak-sorak Pak Ahmad.
" Iyah, Yah. Semoga pekerjaaan  Ayah bisa mencukupi keluarga kita untuk bulan ini ." jawab Mamah.

"Amiin, Ayah berangkat dulu..." ucap Ayah.

Tanpa disadari, Sandy terbangun setelah mendengar suara mobil Paman saat berangkat. Ternyata Sandy melihat jam nya pukul 05.00 WIB
" Tante, Paman tumben jam segini keluar naik mobil. Paman pergi kemana?" rasa keponya yang terungkapkan.

" Oh, alhamdulillah Pamanmu dapat pekerjaan proyek baru dan disuruh berangkat pagi untuk menghimbau lokasi proyeknya." jawab Tante sembari masak di dapur

" Alhamdulillah. Memangnya pekerjaan proyek dimana ya Tante?" ucap Sandy " Paman membuat proyek gedung  perusahaan yang dekat dengan SMA 01 Barussalam." ucap Tante.

Setelah mendengarkan perkataan Tante Sandy bahagia senang bahwa Pamannya mendapatkan pekerjaan proyek baru. Sandy bersiap-siap untuk berangkat sekolah dan semua peralatan tulis ia masukan kedalam tas, serta tugas-tugasnya ia bawa.

Pukul 06.30 bergetar keras

" Busdi bangun nak, sudah jam 06.30. Sandy aja udah bangun kamu Busdi belum lhoh." ucap Tante diruang makan. 

" Tante, biar aku aja yang membangunkan Busdi." saut Sandy kepada Tante.

" Busdi, ayo bangun waktunya sekolah. Tuh tugas elu udah gue kerjain semya. Buruan bangun, udah telat nih!" ucap Sandy .

" Apa sih Sandy, memang nya ini jam berapa?!?!?" jawab Busdi dengan marah
Sandy gugup saat melihat Busdi marah, lalu dia menunjukan jam tangannya di depan matanya Busdi.

Akhirnya Busdi bangun dan gercep untuk berangkat sekolah dengan mata ngantuk.

" Btw nih tugas elu udah jadi. Elu masukin tasmu sendiri aja." ucap Sandy disebelah Busdi.

" Makasih saudaraku. Maaf ya repotin nih." jawab yang wajah nya kasihan Busdi.

" Sama-sama brother. Santuy jangan panik." lanjut ucap Sandy.

" Sandy, elu udah makan? Aku laper sakit perut keroncongan." bisiknya kepada Sandy .

" Udah tadi, ya udah nanti kita makan di kantin." ucap Sandy.

Sesampainya disekolah. Sandy dan Busdi keluar dari mobil, keduanya melihat gadis yang cantik, manis, senyum mempersona, tinggi, dan hidung pesek.
Gadis tersebut berjalan menaiki tangga atas menuju kelasnya sembari melewati kelas lain. Sandy dan Busdi yang semangat ini berada di belakang gadis.

Bel apel pagi berbunyi
Kringg kringg krengg

Mereka berdua mengabaikan pandangannya ke arah gadis tersebut.  Langkah nya dipercepat setelah mendengarkan suara bel itu berbunyi. Lalu meletakkan tasnya ke bangku baris nomer dua dari awal sembari mengambil topi agar tidak terkena marahan oleh kakel. Saat melewati koridor Busdi lupa mengambil nametagnya didalam tas.

" Dek nametagmu mana,  kok ngga dipake? " tanya kakel dari samping arah. 

" Oh ya Kak lupa tadi aku taruh dalam tas. Belum aku ambil." wajah kaget seketika. 

" Kamu mau nyepelein aturan Kakel ya? Buruan ambil nametagnya!!!." nada keras keluar dari ucapan kakel tersebut.

Busdi kembali lagi kedalam kelasnya untuk mengambil nametag yang ada di tasnya. Tak menyangka Busdi kembali lagi ke lapangan dirinya disuruh Kakel agar mengikuti apel di barisan yang berbeda.

Matahari mulai nampak hingga menyinari keseluruhan. Panas matahari semakin membara

Bel berbunyi
Kringg kringg krengg.

Apel pagi sudah selesai. Waktunya kembali ke kelas untuk mendapatkan bimbingan dari kakel pembina.

" Busdi,  tadi lu ngapain baris didepan pojok ?." tanya Sandy yang melewati Busdi. 

" Tadi gue dihukum anjay, cuman gara-gara nametag ga dipake ketinggalan ditaa eh disuruh baris di depan." jawabnya ngegad si Busdi. 

" Wkwkwk sante, jangan nggas gitu. Ntr ada kekel yang punya telinga tajem elu dihukum lagi." ucap Sandy yang terbahak-bahak.

" Ah bodoamat. Kesel gue sama kakel yang nyuruh gue baris di depan." saut jawab Busdi dan langsung duduk di bangku.

Kak Mahesa, Kak Bunga, dan Kak Putri masuk ke kelas langsung menutup pintu kelasnya.
" Tolong siapkan, ketika berdoa dulu." ucap Kak Bunga di depan kelas. 

" Siap Grak, berdoa mulai." suasana kelas semuanya tenang. 

" Berdoa selesai,  beri salam. "

" Selamat Pagi Kakak." saut nya dengan serentak.

Kakel bertiga tersebut langsung berdiri dengan posisi siap tubuhnya.

" Selamat Pagi adek-adek." jawab Kak Mahesa, Bunga,  dan Putri. 

" Tadi kelas inu apakah ada yang terkena hukuman sampai disuruh baris di depan. " tanya Kak Putri.

" Saya Kak. "

" Aku Kak. "

" Ehm saya Kak dihukum."

" Saya ngga donk Kak."

" Sudah gpp Kak Put. Mendingan kita bahas pentas seni acara besok, Kak." saut Kak Mahesa pada pertanyaan Kak Putri. 

" Eh ya bener Kak Mahesa. Kelas ini dapetnya puisi berantai deh."jawab Kak Putri sambil melihat jadwal pentas seni di handphonenya. 

" Puisi berantai? Wah kayak MPLS kakak dulu kelasnya dapet puisi berantai." ucap sautnya Kak Bunga dari belakang.

Kak Mahesa berjalan-jalan mengelilingi adek kelasnya yang sedang duduk mendengarkan perkataan Kak Bunga.
" Kalo gitu,  disini ada yang pinter berpuisi?. " tanya Kak Mahesa.

Keadaan menjadi sunyi tidak ada jawaban sama sekali. 

" Busdi uy,  gue takut kalo nanti gue kepilih anjay. Gue paling ga suka sama puisi." bisik Sandy didepan telinga Busdi.

" Alah slow ae, intinya elu diem aja. Jangan bisikin gue,  ntr kakel ada yang ngeliat elu bisik." jawab lirih Busdi.

Akhirnya terpaksa Kak Bunga berdiri untuk menunjuk 2 anak laki-laki agar mengikuti pentas seni. Kak Mahesa menunjuk 2 anak perempuan dan Kak Putri menunjuk 1 anak laki-laki belakang..
-----------------Next Chapter--------------------
Sengaja author singkatin chapter 2 ini🙏🙏
BAGAIMANA PENGGEMAR SANDY MASIH TETAP TERTARIK UNTUK MEMBACA?
TINGGAL LIKE + KOMMENT NEXT, NANTI AUTHOR SEGERA PUBLIK CHAPTER SELANJUTNYA

JIKA ANDA PENGGEMAR SETIA KLICK TOMBOL "FOLLOW"😚😚
.
.
.
.
.
HqqS_23😎

SandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang