Chapter 4

35 5 0
                                    

Sepulang sekolah Busdi dan Sandy menunggu jemputan dari Tantenya. Sambil berbincang-bincang soal tadi.

" San, btw tadi cewek yang ngembalikin dompet gue itu kelas mana? " tanya Busdi.

" cewek yang tadi ? Oh cewek itu tadi kayaknya kelasnya sebelah kelas kita kalo ga salah kelas XB group MENAWA ." jawab Sandy.

" Orangnya yang mana? Besok temenin gue yah, ke kelas cewek tadi yang udah ngembaliin dompet gue yang hilang." ucap Busdi dengan nada kecil yang ingin berbalas budi.

" Siap brother. Tumben elu kek gini, jarang banget ada orang kayak elu jadi gini." jawab Sandy yang mengajak lelucon. 

" Cohh, Gue kek gini juga pernah di ajarin balas budi sama Paman elu Sand. Jangan nethingin gue yang ngga ah ada-ada aja elu Sand." ucapnya Busdi dengan wajah kesal bahwa dirinya direndahkan oleh saudaranya sendiri. 

" Santai bro, tadi gue canda aja jangan bawa emosi gitu. Gue tau muka elu dah mulai kesal kan wkwk." ledek ucapnya Sandy sembari menenangkan Busdi yang wajahnya tiba-tiba kesal. 

" Yhah elu ma suka ngeledekin saudaranya sendiri." jawabnya singkat 

" Maap Busd, udah abaikan aja. Sebenarnya gue salut sama elu bisa punya saudara kek elu. Ya besok gue temenin elu janji.." ucap nya Sandy yang berjanji akan menemani saudaranya sebagai tanda minta maaf menurut Sandy.

Ternyata jemputan sudah datang, Sandy dan Busdi segera masuk ke dalam mobil untuk pulang.

" Gimana sekolahnya yang baru? menyenangkan? menyedihkan? membanggakan? Atau gimana?." tanya Tante.

" Menyenangkan.." jawab Sandy dan Busdi bersamaan.

" Sandy, jangan lupa besok temenin gue hampiri cewek yang tadi nemuin dompet gue, soalnya mau bilang terimakasih kalo udah nemuin dompet gue." bisik Busdi yang duduk bersebelahan dengan Sandy.

" Hah apa Busd? Kagak kedengeran gue. Ngapain bisik-bisik." sautnya dengan lancang keras. 

" Sand, jangan keras-keras coeng. Nanti Mamah gue dengerin gimana. Aku cuman bilang soal tadi." ucap sekali lagi dengan nada rendah. 

" Oh cewek tadi itu, ya nanti gue temenin." jawab Sandy

Tak disengaja Tante mendengar obrolan mereka berdua yang sangat lirih, namun terdengar ditelinga nya.

" Hayo, ngomongin siapa tadi Busdi?." tanya Mamah yang sedang fokus mengendarai mobil." 

" Aaaaaaapa M..mmma ?." saut Busdi dengan kaget.

" Tadi kalian ngomongin siapa?." jawab Tante.

" Mamah, ngagetin aja. Ngga ada apa-apa ko Mah." ujar Busdi dengan nada datar 

" Tadi si Busdi uang jajannya hilang Tante, untung tadi udah ditemuin sama Nita." menjawab si Sandy yang memotong pembicaraan Busdi dengan Mamahnya.

Tante tersebut kaget saat mendengar uang sakunya Busdi hilang

" Lha bisanya hilang? Ya sudahlah untungnya kalo udah ketemu." tanya Tante kepasa Sandy kemudia mobil tiba-tiba rem mendadak. 

" Ya maafin Busdi Mah , iya tadi jatuh untungnya ada cewek yang nemuin uang dompetku." saut Busdi yang cemas kecewa melihat Mamahnya rem mendadak. 

" Hmmmm." gumam hati Sandy. 

" Maaf, Mamah rem mendadak. Mamah kaget kalo soal begitu kareba Mamah tidak suka dengan hal yang menghilang." pinta Mamah maaf kepada Sandy dan Busdi

" Besok lagi hati-hati taruh uang sakunya. Cari uang itu susah payah sampai menaruhkan nyawa juga." lanjut ucao Tante kepada keduanya.

" Iyah Maah...." jawab Busdi dengan wajah kecewa.

SandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang