8

11 0 0
                                    

Tokoh baru, datang, gue gak yakin itu hal yang baik.

***

Nath menutup wajahnya dengan buku, mencoba untuk tak terlihat. Dadanya bergemuruh, sesak akan apa yang ia lihat. Di sisi lain, ia menatap Fatimah yang antusias atas kedatangan si murid baru itu.

"Kenalin nama gue Sarah Husain. Gue masuk ke sekolah ini gara-gara Fatimah, temen SD gue. Ada pertanyaan?" ucap Sarah santai. Ia sudah terbiasa dengan situasi ini. Sejak kecil ia memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup tinggi, memiliki kepribadian supel dan mudah berbaur. Bahkan saking mendominasi karakternya, ia sering membully teman sekelasnya.

"Aish, tuh anak jujur banget, ya gak?" tanya Fatimah iseng sambil menyikut sikut Nath.

Akhirnya Fatimah menyadari diamnya Nath, dan tubuhnya bergetar hebat. Kedua tangannya dilipat di atas pahanya. Ia memejamkan matanya. Fatimah pun gelisah, lalu menatap Nath. Ia menempelkan punggung telapak tangannya di dahi Nath, namun tak panas. Hanya keringat dingin yang mengucur.

"Nath, kamu gak apa-apa?" tanya Fatimah terkejut dengan kondisi Nath yang tiba-tiba.

"Gak apa-apa," balas Nath dengan bergetar. Lalu mengacungkan tangan dan pergi ke wc.

"Yakin temen lo gak apa-apa?" tanya Sarah saat melewati Fatimah untuk duduk di bangku paling belakang.

"Oh iya! Aku harus susulin dia, thanks, Sar!" teriak Fatimah heboh lalu berlari ke luar tanpa mempedulikan Pak Anton yang tengah mengajar.

"Your welcome, Timah."

Fatimah berlari di sepanjang koridor, hingga akhirnya sampai di depan pintu toilet. Ia menggedor-gedor pintu. Lalu tiba-tiba ia mendengar suara jatuh, dan langsung mendobrak pintu yang merupakan sumber suara. Pintu terbuka dan menampilkan Nath yang terbaring tanpa daya.

"Ya ampun, Nath!" teriak Fatimah heboh. Lalu langsung masuk ke dalam dan mencoba memeriksa keadaan Nath. Ia keluar lalu berlari ke luar untuk mencari pertolongan.

Akhirnya Nath dibawa oleh beberapa orang ke uks, sementara Fatimah mengekori di belakang. Ia merasa bersalah karena tidak peka dan membiarkan Nath ke toilet sendirian. Kemudian Fatimah menungguinya.

Perlahan, setelah hampir setengah jam berlalu, Nath tersadar. Ia menatap Fatimah yang duduk di pinggir ranjangnya. Jam menunjukkan pukul 09.55, sebentar lagi bel istirahat berbunyi. Ia melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya lalu bangkit, dirasainya seragamnya basah.

"Oh, Nath, udah bangun?" tanya Fatimah refleks ketika melihat Nath. Ia bangkit dan pergi mengambil seragam di atas nakas yang sebelumnya telah ia bawa dari loker. Sementara Nath hanya diam, tanpa menjawab pertanyaan Fatimah.

"Gue balikin besok," ucap Nath sambil membawa seragam yang disodorkan Fatimah.

Ia berdiri dan berjalan menuju toilet, diikuti dengan Fatimah di belakangnya.

"Ngapain lo?" tanya Nath sembari tetap berjalan dengan wajah lurus ke depan.

"Aku trauma sama kejadian tadi, ntar kamu pingsan di wc lagi. Kamu pikir aku punya banyak seragam?!" ucap Fatimah dengan diakhiri nada yang meninggi sambil menjitak punggung Nath.

"Terserah," ucap Nath sambil menghela nafas, bisa-bisanya ia pingsan di kamar mandi. Lalu tiba-tiba Fatimah menggandeng lengannya, sambil bercerita panjang lebar.

Sesaat sesudah Nath berganti seragam, dari ujung koridor toilet muncul Sarah. Fatimah yang tengah menggandeng tangan Nath sontak merasakan getaran tubuhnya. Sementara Sarah dengan santainya menghampiri mereka.

Fatimah tak tahu, Nath setakut ini pada Sarah teman sekolah dasarnya dulu.

"Timah, lo ke wc lama amat," ucap Sarah sambil menepuk pundak gadis itu. Sementara lawan bicaranya hanya menanggapi dengan tersenyum kikuk.

"Kok muka lo gak asing, ya?" tanya Sarah sambil mendekati Nath yang sedari tadi hanya diam. Aura mengintimidasi dirasakan Nath menyesakkan dadanya.

"Kamu kan baru masuk, yok aku anter keliling," ucap Fatimah sembari merangkul pundak Sarah untuk mengikutinya.

"Apaan, sih," ucap Sarah sebentar, lalu akhirnya berjalan dengan Fatimah.

Nath berjalan perlahan menyusuri koridor kelas. Pandangannya jatuh tertuju pada sepatunya. Tubuhnya lemas dan moodnya hancur. Rasa intimidasi dari gadis itu tak berkurang sedikitpun. "Apakah aku harus pindah sekolah?" batinnya bertanya-tanya.

Ia tidak tahu mana yang lebih parah, sekelas dengan orang yang pernah membullymu dan membuatmu trauma, atau terjebak dan tak pernah memiliki kemungkinan bertemu teman lama yang sangat kau harapkan pertemuannya.

Ia duduk di kursi kantin setelah memesan menu andalannya. Biasanya di sebelahnya, duduk Fatimah yang berbicara tanpa jeda. Bel istirahat berbunyi dan kantin mendadak sesak. Nath merogoh headset dari saku roknya dan menyetel lagu.

Tiba-tiba muncul Budi dan Rafa. Mereka langsung duduk di sebelah Nath. Lalu Rafa mengambil salah satu headset di daun telinga Nath. Ia memakai headset itu tanpa mempedulikan Nath yang menatapnya tajam.

"Wah, gak nyangka lo suka lagu beginian," ucap Rafa terkejut dengan lagu yang bermelodi keras.

"Maksudnya?" tanya Nath cuek. Pupus sudah harapannya untuk hanya makan dan menikmati istirahatnya. Biasanya Fatimah, sekarang Rafa.

"Gue mau denger," ucap Budi sambil merebut headset di telinga Rafa. Mendengar lagu yang terputar, Budi langsung tersenyum dan tak mempedulikan Rafa yang tengah mengoceh.

Linkin Park - In The End🎵

Tiba-tiba sepasang tangan merangkul pundak Nath. Wajah pemilik tangan itu berada di samping kepala Nath.

"Gue tau lo siapa."

Jantung Nath berdegup kencang, wajahnya memucat dan tubuhnya membeku. Budi, Rafa, dan Fatimah menatap Sarah dengan penuh tanda tanya.

"A-ap-apa?" tanya Nath refleks dengan terbata-bata.

"Lo yang kemaren di cafe deket ... hftt," ucap Sarah terpotong karena kaki kirinya diinjak Fatimah. Sementara orang yang menginjak sepatu dengan kekuatan supernya itu hanya tersenyum menahan amarah.

Sarah menatap Rafa. "Eh lo juga kan yang kemaren sama Fatimah ngintipin ... hfft," ucap Sarah kali ini terpotong karena Rafa yang menginjak kaki kanannya.

"Sialan kalian berdua!" seru Sarah sambil membuka sepatunya untuk memeriksa kakinya yang berdenyut.

"Bisa lepasin, gak?" tanya Nath lebih dingin dari biasanya dengan wajah super datar.

***
A/N:

Hi readers😆, aku dateng lagi yow😊, gimana seru gak ceritanya? Komen-komen yok, di 💬

For A SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang