"Oppa?"
Dengan perlahan-lahan, cowok yang terbaring di sofa itu membuka matanya dengan berat. Cahaya oranye petang itu menembus celah jendela, hangatnya jatuh tepat di wajahnya yang tampan.
"Chaeyoung?" suaranya terdengar parau. Dia berdeham, sebelum bangkit untuk duduk. Kepalanya terasa sakit seperti ditusuk-tusuk. "Jam berapa ini?"
Cewek bertubuh tinggi dan kurus itu duduk disampingnya, sambil membawa secangkir teh hangat dan memberikannya pada cowok itu. "Ini Oppa, aku buatin teh chamomile,"
Cowok itu menerima cangkir teh dan menyeruput sedikit. Lidahnya tidak bisa merasakan apa-apa selain panasnya teh itu. Dia langsung memberikan kembali cangkir tersebut pada cewek disampingnya. "Oppa harus pulang sekarang, Chaeyoung-ah,"
"Tapi Oppa masih sakit, jangan dipaksakan,"
"Oppa udah terlalu sering nginap diluar. Ibu kos juga udah mulai curiga," ujar Taeyong hendak berdiri, namun kepalanya masih berputar dan penglihatannya kabur. "Hape Oppa mana?"
"Itu lagi di-charge," Chaeyoung menunjuk soket listrik dekat TV. "Bentar ya aku ambilin,"
Taeyong hanya mengangguk pelan. Dipijatnya pelipisnya dengan lembut, kelopak mata dikedip-kedipkan. Dengan perlahan dia mencoba berdiri lagi.
"Ini, Oppa," Chaeyoung menyerahkan hape Taeyong padanya. Taeyong langsung menghidupkan benda itu dan notifikasi langsung bermunculan. Saat melihat pesan dari Johnny, Taeyong langsung ingat janjinya untuk menjaga adik sahabatnya itu.
Baru saja Taeyong mau menelfon Johnny, Johnny ternyata sudah menelfonnya duluan. "Ya John?"
"Astaga lu darimana aja Yong? Daritadi nomer lu engga aktif. Lu juga enggak dikos, lu dimana sih?"
"Lu tau darimana gue enggak di kos?"
"Gue di kosan lu ini, sama adek gue. Betewe tuh suara lu kok serak-serak banjir gitu kenapa? Sakit?"
"Enggak enak badan aja. Lu pergi aja sana ngedate, gue langsung kerumah lu ini. Adek lu langsung balikin kerumah lu, oke?"
"Yakin lu? Udah lu pulang aja istirahat sana. Besok mid test loh,"
"Gak apa. Di rumah lu kan gue bisa istirahat juga,"
"Lu dimana, biar gue jemput aja,"
"Enggak usah, gue udah di jalan kok ini,"
"Ya udah deh, gue tunggu ya,"
Taeyong pun langsung mengambil tasnya di lantai dan berlari ke pintu. "Entar Oppa telfon ya, Oppa buru buru,"
Chaeyoung belum sempat membalas ucapan cowok itu, karena sosoknya telah hilang dibalik pintu.
***
Tak terhitung sudah berapa kali dalam sejam terakhir Irene meneriaki Seulgi yang tengah bekerja di garasi. Cewek tomboy itu menggeber-geber motornya yang suaranya sangatlah berisik. Tapi dia tak peduli, dia adalah singa, raja di kontrakan tersebut. Setidaknya begitulah penghuni-penghuni kontrakan disitu memanggilnya. Irene memang bawel, tapi mereka lebih baik bicara dengan Irene daripada dengan Seulgi. Bicara dengan Seulgi seperti bicara dengan radio rusak. Tidak akan digubris.
"Yaaakkk Seulgi babo!!!" kali ini Irene dengan kesal menepuk keras kepala Seulgi. "Lu jangan nyesel ya kalo besok pagi motor lu udah enggak disini. Esmosi gue, dari kemarin gebar geber motor mulu lu. Bener kagak nih motor, yang ada malah makin rusak, sama kayak otak lu!"
Tapi Seulgi tidak melawan. Dia hanya menundukkan kepalanya. "Eonnie," sayup sayup suaranya terdengar lewat untaian rambutnya yang jatuh menutupi wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/192290312-288-k16606.jpg)