"Oy napa Jong?" Jawab Taeil setelah menggeser tombol hijau di hape layar sentuhnya.
"Profesor Kwon udah sampe tuh. Baru masuk kantor. Lu tadi nyariin dia kan?" Tanya Jongin diseberang.
Taeil menggaruk tengkuknya. "I-iya... Gue t-tau,"
"Lah trus? Kenapa gak disusulin? Lu dimana sekarang? Gue dikantor hima,"
Taeil hanya diam. Bingung dia mau jawab apa.
"Apa karna Wendy ya?" Sambung Jongin.
"Hah? W-wendy?"
Terdengar cengir di seberang. "Halah lu gak usah pura-pura gak tau lah. Tadi gue liat Wendy masuk sama Profesor Kwon,"
Taeil menghembuskan nafas berat. "Auk ah,"
"Kalo masih sayang ajak balikan sana. Jangan gengsi,"
"Enak lu mah ngomong doang,"
"Ailah lu baru putus sekali juga. Gue gimana coba? Soojung berkali-kali ngambek sampe minta putus, ujung-ujungnya mau juga kok balikan setelah gue bujuk,"
"Ya jangan lu samakan hubungan lu ke gue lah. Lu kan emang udah berpengalamn di bidangnya,"
Jongin tertawa, yang ngebuat Taeil makin gedeg sama teman sekelasnya itu. "Eh sekedar info aja ya, Il. Temen gue, si Chanyeol yang anak teknik mesin itu masih demen loh sama Wendy. Hati-hati lu. Apalagi kalo sempet dia tau Wendy udah putus sama lu, beuuhh bahaya,"
"Temen macam apa sih lu, kampret. Bilang aja sono sama temen lu, emang kenapa kalo dia jadian sama si Wendy. Udah mantan juga, gak peduli," Semprot Taeil sebelum dengan kesal mematikan telefon sepihak.
"Oh jadi gitu?"
"Aigoo, kkamjjagiya!" Taeil terlonjak kaget, mendengar suara cewek yang muncul tiba-tiba dari balik punggungnya. Dia berbalik, mendapati Wendy sudah berdiri di hadapannya sambil memeluk sebuah map di depan dadanya.
"We-we--"
"We we apa? Wewe gombel?" Wajah Wendy yang selalu merona dan selembut peach itu tampak kesal.
"Wendy, k-kamu kok bisa disini?" Tanya Taeil menelan ludahnya.
"Aku mau ke perpustakaan," Jawab cewek itu. "Kamu kok disini?"
"Aahh... Itu..."
"Mau bimbingan sama Profesor Kwon ya?" Tanya cewek itu setelah mengamati penampilan mantannya itu yang biasa urakan kini rapinya udah kayak mau ngelamar kerja. "Pergi sana ke kantor dosen. Bentar lagi beliau ada kelas,"
Taeil lagi-lagi menelan ludah, tertunduk, mengamati amplop di tangannya. "Wendy sebenarnya..."
"Udah soal itu dibahas nanti aja. Sekarang temuin tuh Profesor Kwon," Ujar Wendy, mendorong bahu Taeil. "Cepetan,"
Taeil pun akhirnya berjalan meninggalkan Wendy. Dia benar-benar merasa tidak enak. Apa Wendy mendengar semua obrolannya sama Jongin? Sejak kapan cewek itu disitu? Bukannya dia tadi di kantor dosen sama Profesor Kwon? Apa dia bisa teleportasi?
***
Yuta tersenyum hangat memandangi Mark yang dengan hati-hati membawa senampan penuh pesanan mereka. Cowok satu itu udah kayak bapak ngeliatin anaknya yang baru belajar jalan. Setelah duduk, Mark dengan telaten mengeluarkan satu persatu ayam, burger dan minuman mereka dari nampan.
"Ini hyung, jalmokhaesseubnida," Kata Mark menyerahkan kartu Yuta dengan kedua tangan.
"Eh bentar-bentar," Yuta menghentikan Mark yang hendak menyentuh makanannya. "Udah cuci tangan belum?"