Satu

2.2K 299 8
                                    

"Gue suka sama lo"

Yohan tercengang natap orang didepannya, pasang tampang melongo yang mungkin keliatan bodoh banget, tapi saat ini Yohan nggak peduli, dia bukan lagi di posisi dimana bisa mentingin tampangnya,

"G-gimana tadi ?" Tanya Yohan, masih agak syok dengar pernyataan orang yang berdiri pede didepannya.

Orang tersebut mengehala nafas, lelah me-replay omongan yang sudah susah payah dia ungkapkan.

"Gue suka sama lo, Yohan"

"Bentar deh bentar, gue tarik nafas dulu"

Yohan menarik nafas panjang, berusaha mencerna dengan tenang omongan nggak masuk akal yang baru didengarnya.

"Gini ya, siapa nama lo tadi ?"

"Yuvin"

"Nah itu, pertama gue nggak kenal lo sama sekali" mulai Yohan.  "Kedua, omongan lo ngawur banget, oke ?"

"Oke. Terus ?" Orang asing bernama Yuvin mengangkat alis, malah keliatan lebih bingung dari Yohan sendiri.

"Kok terus sih" agaknya Yohan makin pusing. "Maksud lo apaan coba ?"

"Gue nyatain perasaan lah"

"Ya gue nggak siap lah woi!" Balas Yohan mulai ngegas, siap ngajak tubir kalau ini cowok ngomongnya makin ngawur.

Yuvin mutar bola mata, "Gue kan bilang suka doang, bukan ngajakin kawin" ucapnya santai.

"Tetep aja lo gak jelas! Gue belom kenal lo juga"

"Makanya itu kenalan"

Yohan mengerjap, kehabisan kata buat meladeni cowok dengan tingkat kepedean level saturnus satu ini. Udah terlanjur emosi jiwanya. Kalau aja ini bukan lokasi kampus, Yohan yakin banget si Yuvin Yuvin ini lagi mabok.

"Gini deh, kayaknya lo beneran bingung" Yuvin buka resleting tasnya, lalu mengeluarkan binder dan ngambil satu lembar kertas dari sana. Dia nulis sesuatu di lembar kertas itu.

"Nih nomor gue"

"Eh, eh ngapain ?" Yohan panik, tangan Yuvin gerak sendiri buat masukin kertas kedalam saku celananya.

"Gue tau lo mungkin syok denger orang yang nggak lo kenal tiba-tiba bilang suka, tapi gue serius, gue suka sama lo, yang penting lo tau itu aja dulu" ucap Yuvin panjang lebar, puas setelah bisa masukin kertas berisikan nomor hpnya kedalam saku celana Yohan.

"Terus buat pdkt dan tetek bengeknya, boleh kan gue usahain belakangan ?" Yuvin ngangkat satu alis sambil senyum miring.

"Gue nggak ma-"

"Udah nggak usah dijawab, telfon gue ya, atau kalau nggak juga gapapa, biar gue cari sendiri nomor lo nanti, yaudah gue balik ke fakultas gue dulu, ada kelas, bye"

Yohan lagi-lagi dibuat tercenang ngeliat pria tinggi itu yang melengos pergi kayak nggak ada dosa, tangannya reflek menyentuh bagian rambut yang barusan di usak-usak oleh Yuvin.

"Apaan sih ?"


"Apaan sih ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Tbc

Kalau ada yang baca, minta dukungan dan saran aja deh hehe

Tamed ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang