Enam

1K 185 4
                                    

Pagi itu, Yuvin lagi nongkrong di kantin fekon seperti biasa, hari ini dia telat masuk kelas, dan sialnya, pas banget lagi kelas Dosen yang nggak ngizinin mahasiswa untuk masuk walau telat dikit.

Jadi di sini dia sekarang, duduk-duduk gabut bersama dua temannya yang tentu saja sama-sama telat.

Yuvin jadi khawatir kalau mereka bertiga di satuin bakal jadi calon mahdi, mahasiswa abadi.

"Hp an mulu Hangyol, mie goreng lo tuh ngembang"

Hangyul yang memang dari tadi lagi megang hp menoleh, cuma buat menyerngit nggak peduli pada seseorang yang duduk di sampingnya.

"Di bilangin" decak Seobin sebagai orang yang menegur Hangyul tadi.

"Namanya juga lagi membucin" tambah Yuvin ikut nyimak.

"Ngaca malih" sahut Hangyul.

Yuvin mengangkat bahu. "Gue nggak tuh"

"Halah vin, vin. Bilang aja Yohan nggak balas chat lo" timpal Seobin, yang sayangnya langsung ngena tepat sasaran.

Yuvin memainkan bibir, pengen ngelak tapi emang benar apa yang di bilang Seobin. Tadi pagi dia sempat chat Yohan, tapi cuma di read doang.

"Kali aja dia duduk depan, nggak bisa main hp" ucap Yuvin berusaha ngehibur diri sendiri.

"Lah, kata Sihoon malah nggak ada dosen di kelas"

Yuvin terdiam, jadi makin murung, bukan apa, soalnya dia juga ngerasa Yohan berusaha jaga jarak lagi sama dia.

Ada saatnya cowok manis itu bisa ngajak Yuvin vidcall ber jam jam, ada juga saatnya Yohan ngabaikan Yuvin kayak gini. Pokoknya sejak nongkrong di cafe seminggu yang lalu, hati Yuvin semakin di buat kacau sama Yohan.

Yohan ini, demen banget tarik ulur ya ?

"Beda kelas kali" Seobin yang diam-diam menyadari perubahan muka Yuvin menambahi, kasian sama temennya masih pagi udah galau.

"Eh, iya kali" sahut Hangyul, walau diam-diam dia tahu kalau Sihoon dan Yohan lagi sama-sama.

Semenjak dekat dengan Yohan, Yuvin jadi agak beda, dulu temannya nggak akan se sensitif ini masalah hubungan. Tipe-tipe, mau ya ayok nggak ya udah. Tapi sekarang kayaknya hal kecil tentang Yohan bisa buat Yuvin jadi kepikiran nggak habis-habis, apa emang Yuvin udah kelewat pake rasa sama Yohan ?

"Ngomong-ngomong, lo bedua kok jadi deketin yang sama-sama temenan, gue gimana dong ?" Celetuk Seobin.

"Kan masih ada satu lagi tuh, gebet lah kalau mau" sahut Hangyul.

Seobin menaikkan alis. "Yunseong maksud lo ?" Dibalas anggukan malas dari Hangyul.

"Dia mah 'sejenis' sama gue bego" marahnya nggak terima.

"Kali aja lo mau pindah haluan, bin" Yuvin ikut-ikutan menambahi, ngebuat muka Seobin jadi makin masam. "Lumayan tuh, anak donatur kampus"

"Enak aja, nggak ngaruh" misuh Seobin, nyeruput es jeruknya kesal.

"Tapi beneran anak donatur kampus, vin ?" Tanya Hangyul.

"Kata Mini sih begitu"










"Nah loh, ngomongin gue ya ?"

Nggak ada angin nggak ada ujan, tiba-tiba aja yang lagi di sebut udah ngambil posisi duduk di samping Yuvin.

Bawa plastik gorengan sama teh botol di tangannya.

"Eh, ngapain di sini ?" Tanya Yuvin heran. Ini masih jam kelas dan adek tingkat sekaligus tetangganya satu ini udah keluyuran aja ke kantin.

Tamed ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang