Prolog

7.6K 394 3
                                    

"Yang mulia!"

Seorang wanita paruh baya datang berlari tergesa-gesa menghampiri sang Raja yang sedang menikmati hidangan makanan di ruang tengah. Ia di kenal sebagai salah satu orang kepercayaannya Istana Neuschwanstein. Keringat dingin mengalir di dahi wanita itu saat Sang Raja menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Raja, kau harus segera pergi ke tempat yang aman sekarang." Sang Ratu, yang duduk di sampingnya angkat bicara.

"Aku akan tetap berada di sini." Keputusan Sang Raja yang tidak bisa di ganggu gugat. "Cepat bawa Ratu-ku untuk segera pergi dari Istana!" Perintahnya.

"Tidak! Aku tidak akan pergi tanpa kau!" Sang Ratu menggeleng keras dan berusaha menronta ketika para prajurit Istana sudah menariknya. "Putriku belum kembali! Jangan menarikku! Raja!"

Sang Raja mendekat ke arah Sang Ratu yang sudah menangis, ia memeluk istrinya dan mengecup dahi Sang Ratu dengan sayang. "Kau harus cepat pergi, aku akan mencari Putri kita, dia akan menyusulmu."

"Lalu bagaimana dengan kau?"

"Aku akan menyusul. Cepat bawa Ratu pergi dari sini dan lindungi dia!" Perintah Sang Raja, ia langsung melepaskan pelukan dan segera berlari menjauhi Sang Ratu yang masih meneriaki namanya.

"Mereka semakin mendekat. Kita harus segera berlindung ke tempat yang aman sebelum mereka tiba di ruangan ini dan mencelakai Yang Mulia!"

"Aku tidak bisa meninggalkan Putriku! Dimana Putri Grass?" Sang Raja berteriak panik, karena Putri satu-satunya belum juga kembali ke Istana. "Jaga gerbang depan dan tutup semua pintu Istana!" Perintahnya.

Semua perajurit mengangguk paham, mereka langsung berpencar dan melaksanakan perintah Raja mereka.

"Ayah!"

Yang berada di dalam ruangan itu menoleh ketika Sang Putri datang. Putri Grassie Annastasya seorang Putri cantik kerajaan
Neuschwanstein.

"Ayah ada apa? Dimana Ibu?" Tanya Putri Grass tidak mengerti. Namun, ia dapat melihat bahwa seluruh penghuni Istana terlihat sangat panik.

"Putriku, kau harus segera pergi dari Istana, perajurit bawa Putriku pergi!"

"Tetapi, bagaimana denganmu Raja? Jika kami membawa pergi Putri Grass, bagaimana denganmu?" Tanya salah satu prajurit. "Kami hanya tersisa 10 di dalam ruangan ini."

"Jangan memikirkanku! Keturunanku harus ada yang tetap hidup! Cepat bawa Putriku keluar sekarang juga!"

"Baik!"

"Aku menitipkan Putriku padamu." Sang Raja menunjuk salah satu prajurit.

Prajurit itu mengangguk  dan langsung Sang Putri langsung segera di tarik oleh beberapa prajurit Istana dan menggiringnya untuk segera keluar dari Istana, Putri cantik itu meneteskan air matanya ketika melihat beberapa orang yang tidak ia kenal menerobos masuk ke dalam Istana dengan pedang dan juga senjata yang mereka miliki.

Ia di bawa oleh para prajurit untuk bersembunyi di sesuatu tempat lebih dulu, ia mengigit bibirnya keras ketika terjadi perang di tempat tinggalnya. Ia dapat melihat semua yang terjadi dari sini, ia melihat Ayahnya bertarung di sana.

"Putri, cepat!" Teriak salah satu parjurit.

Sang Putri berteriak keras ketika melihat pedang panjang menembus tubuh Ayahnya.

"Tutup matamu!" Prajurit itu menutup kedua mata Sang Putri dengan tangannya, "Kau akan baik-baik saja, percaya padaku Putri." Ia berusaha untuk menenangkan Sang Putri yang menangis dengan keras.

"Jaehyun! Cepat! Kita tidak ada waktu untuk memperhatikan Raja, kita tidak bisa menolongnya! Kita harus bergerak cepat!" Teriak prajurit yang lain.

Jaehyun mengangguk dan merangkul Sang Putri sambil menutup kedua mata gadis itu agar tidak melihat apa yang terjadi. Kenyataan bahwa Istana telah hancur dan Sang Ayah meninggal dunia.

Mereka semua berlari dan masuk ke dalam mobil, meninggalkan Istana Neuschwanstein dalam keadaan perasaan hancur.

🌱🌱🌱

THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang