Setelah kejadian beberapa hari yang lalu Jaehyun lebih banyak terdiam, Grassie menyadari itu. Seperti saat sekarang ketika dirinya mengajak laki-laki itu berbicara Jaehyun hanya menjawab seadanya tidak ada respon yang menyenangkan seperti dulu.
"Mengapa kau menatapku? Sebaiknya kau cepat habiskan makananmu Tuan Puteri karena aku harus menyelesaikan tugasku dengan segera." Jaehyun hanya melirik Grassie sekilas lalu kembali sibuk dengan makanannya. Memang benar laki-laki itu menepati janjinya untuk makan bersamanya, tetapi ini tidak sesuai dengan harapan Grassie, mengapa laki-laki itu berubah? Apa kesalahan yang pernah ia buat?
Bahkan Jaehyun terus memanggilnya dengan sebutan Tuan Puteri, tidak menyebut namanya dan Grassie membenci itu.
Grassie meletakan garpu dan sendoknya secara kasar membuat suara dentingan menggema di ruang makan Istana. Dayang-dayang serta beberapa prajurit yang ada di dalam ruangan menoleh menatap tempat meja makan dengan tatapan tidak mengerti namun ketika Grassie menatap mereka semua, kepala mereka langsung menunduk.
Jaehyun mendesah pelan melihat tingkah gadis itu. "Bisakah kau bertingkah layaknya seorang Puteri?"
"Apa salahku?" Tanya Grassie to the point dirinya benar-benar tidak tahan jika Jaehyun terus memperlakukannya seperti ini. "Jika aku punya salah katakan padaku, aku akan mencoba untuk memperbaikinya."
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."
Grassie memutar bola matanya. "Kau tahu apa maksudku."
"Tuan Puteri, itu tidak sopan."
"Lalu bagaimana denganmu?! Hah? Kau mendiamkanku seolah-olah aku telah berbuat salah padamu! Bahkan aku tidak tahu salahku apa! Kau mendiami seorang Tuan Puteri, apakah itu sopan?!" Suara keras Grassie kembali berhasil membuat orang-orang yang ada di ruang makan Istana menoleh. "Berhenti menatapku!" Teriak Grassie kesal karena mereka memandangnya.
"Tuan Puteri!"
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu! Kau menyebalkan, Jaehyun! Sungguh!"
Jaehyun mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan dia tidak salah lihat dan dengar ketika Grassie membentaknya lalu menunjuknya dengan jari telunjuk. Itu benar-benar tidak mencerminkan seorang Puteri kerajaan.
"Aku membencimu!" Ucap Grassie, lalu berjalan keluar meninggalkan ruang makan dengan wajah merah karena kesal menahan amarah.
"Tuan Puteri!" Jaehyun berteriak tetapi gadis itu tidak menoleh, ia malah semakin mempercepat langkahnya meninggalkan Jaehyun yang masih terdiam menatap kepergiannya.
🌱🌱🌱
"Aku benar-benar tidak tahu jalan pikirannya!" Jaehyun menarik busur panahnya lalu tepat mengenai sasaran. "Aku berusaha untuk melindunginya!"
"Tetapi cara kau salah," Yuta, salah satu prajurit terbaik Istana menemani Jaehyun meluapkan emosinya dengan bermain panah. Yuta juga merupakan salah satu teman dekat Jaehyun yang ada di Istana. Ia menarik busur panahnya lalu menembak sebuah botol yang terletak beberapa meter di depannya. "Jika kau berniat untuk melindunginya tidak seharusnya kau menjauhi Tuan Puteri, dia telah bersamamu sejak lama. Dia membutuhkanmu Jaehyun."
Hanya kepada temannya ini, Jaehyun berani menceritakan semua hal yang terjadi kepadanya dan juga Tuan Puteri tidak ada yang tahu jika beberapa hari yang lalu mereka pergi meninggalkan Istana dan Sang Puteri hampir saja mengalami hal buruk.
Sungguh, Jaehyun berniat menceritakan apa yang terjadi sebenarnya ketika Sang Ratu melihat kondisi Puterinya, tetapi sebelum itu Grassie telah memberinya peringatan agar tidak mengatakan apapun pada pihak Istana karena gadis itu tidak mau Jaehyun di keluarkan dari Istana, tetapi kejadian yang terjadi pada Tuan Puteri benar-benar tidak bisa di tolerir oleh pihak Istana dan Jaehyun tahu resiko apa yang akan ia terima. Tetapi Sang Puteri mengatakan bahwa dia baik-baik saja selama Jaehyun menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD
Fanfic"Aku benci kau." "Aku tahu." "Tapi aku mencintaimu!" "Bisakah kau diam?"