Happy Reading:)
Jangan lupa voment ya!
"Mungkin awalnya akan terasa sakit, tapi gue akan terus mencoba walau gue harus nangis setiap hari."
-Wulandari Gita-***
Sekarang, Gita sudah sampai di Rumahnya. Dia juga sudah mengganti baju seragam sekolahnya. Dan sekarang disini lah Gita, berbaring diatas kasur yang berada dikamarnya.
Dia kembali teringat tentang kejadian di rumah Bryan tadi. Dia memikirkan perkataan Bryan padanya. Jujur saja, dia masih bingung. Apakah keputusannya untuk menjauh adalah yang terbaik atau tidak? Sungguh, ini sangat membuatnya pusing.
Karena terlalu lama sibuk dengan pikirannya, Gita pun perlahan mulai memasuki ruang mimpi. Mungkin karena hari ini dia terlalu lelah. Yah, lelah semuanya. Lelah menangis, menahan sakit, dan semuanya.
***
Gita pun terbangun dari tidurnya jam 5 Pagi. Ia merasa kepalanya sedikit pusing. Mungkin, karena tidur terlalu lama. Bayangkan saja, dia tidur dari jam 5 sore lalu bangun pada jam 5 pagi. Wow! 12 jam dia tidur. Sangat tak terasa, mungkin dia pantas untuk dijuluki dengan sebutan 'kebo'.
Setelah bangun, Gita pun turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Tak butuh waktu lama bagi Gita untuk menyelesaikan ritual mandinya. Ya, karena dia tidak suka berlama-lama. Menurutnya, itu hanya membuang waktu.
Gita pun bersiap mengenakan seragam sekolahnya dan menyiapkan perlengkapan lainnya. Setelah dirasa siap, dia pun keluar kamar lalu menuju ke ruang makan.
Disana, sudah ada kedua orang tuanya. Gita pun segera bergabung ke meja makan. Dia merasa sudah sangat lapar. Sebenarnya Gita sangat suka makan apalagi cemilan. Namun, entah kenapa badannya terlihat biasa saja.
Setelah makan, Gita pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah pada orangtuanya.
"Bagaimanapun kondisi gue sekarang, orangtua gue gak boleh tau yang sebenarnya. Mereka hanya boleh lihat senyuman gue aja. Enggak dengan tangisan gue," lirih Gita dalam hati sebelum meninggalkan rumahnya.
Setelah pergi meninggalkan Rumahnya, Gita pun melangkahkan kakinya menuju sebuah halte yang berada dekat dengan rumahnya. Tidak, dia bukan ingin menunggu bus, melainkan hanya merenung sebentar berhubung waktu masih sangat Pagi. Dia memikirkan apa yang harus ia lakukan saat di Sekolah nanti? Bagaimana cara bersikap pada mereka? Apa lagi Bryan. Ya, semenjak Bryan mengetahui perasaannya, Gita tidak bisa berhenti memikirkannya.
"Shit!, kenapa gue gak bisa lupain dia anjing?!" berontak Gita pada dirinya sendiri.
Sebenarnya, dia sudah berusaha untuk melupakan semuanya yang terjadi kemarin. Tapi, entah kenapa dia tidak bisa untuk melupakannya. Ternyata tidak semudah yang Gita bayangkan. Sungguh, ini sangat menyiksanya.
Gita pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Namun saat ia baru saja berdiri tiba-tiba ada suara yang memanggilnya. Gita sangat mengenal suara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang bingung dengan perasaannya sendiri? -------- "Lo harus milih diantara mereka berdua Git." "Gue gatau perasaan gue buat siapa. Tapi yang jelas gue gamau kehilangan salah satu dari mereka. Gue gabisa," lirih Gita. "Tap...