FWB - Two

21.7K 1.6K 130
                                    

Jungkook sepertinya tidak main-main dengan ucapannya. Terbukti jika sore ini dia nangkring dengan dalih makan malam, padahal di kafe tidak menyediakan menu berat. Hanya sekedar kue kecil-kecilan dan kopi-kopian.

Matanya menangkap pinggang ramping yang terus mengganggu pikirannya, ya. Jungkook adalah tipe orang yang mudah jatuh cinta, namun mudah melepaskan.

Catat itu, garis bawahi.

Dia brengsek.

Ya, tertutupi oleh kekayaan dan sikap yang bagus dikalangan petinggi perusahaan lain. One night stand? Hal wajar dan biasa. "Hei, kau!" Jungkook dengan lancang memanggil Taehyung yang baru saja selesai membersihkan meja nomor 09.

"Saya?" tanya Taehyung.

"Ya, kemarilah!" kata Jungkook.

Taehyung menyerahkan piring kotor dan bawaannya pada rekannya, berganti mengambil pulpen dan kertas untuk mencatat pesanan Jungkook.

"Ingin pesan sesuatu?"

"Aku ingin kau."

Taehyung mengernyit, "Maaf, Tuan. Jika Anda hanya berniat menggoda, saya tidak—" baru dia akan berbalik, tangan kekar Jungkook menahannya. Menariknya hingga jarak semakin tipis diantara keduanya.

"Aku serius, Taehyungie? Kau percaya cinta pandangan pertama?" bisik Jungkook.

Taehyung menahan nafasnya. Bau mint dari mulut Jungkook membuatnya mabuk. Ia tidak suka bau itu. Serta, jarak keduanya sangat dekat. Mungkin sedikit lagi ia akan mencium bibir Jungkook. "Aku sedang merasakannya," lirih Jungkook dengan senyum.

"A-aku ke dapur, jika ada apa-apa ada pelayan yang lain," kata Taehyung.

Jungkook terkekeh, Taehyung benar-benar lucu. Dan, ini pertama kalinya dia jatuh cinta dengan lelaki. Ia awalnya berpikir selamanya dia akan lurus.

"Kenapa kau?" tanya Jimin. Taehyung mengipasi wajahnya yang panas. Ia menggeleng, kemudian mengambil cucian dan mulai mencucinya.

"Kau demam?" tanya Jimin.

"Tidak, Jim. Sudah sana aku mau mencuci piring dan segera pulang," kata Taehyung. Jimin menggeleng heran, kemudian dia segera ke depan untuk mengambil alih kasir.

Yeonjun pasti sudah pulang dari les, pikir Taehyung. Ia tak mengecek ponsel sedari tadi. Terlalu sibuk karena hari ini pengunjung 2 kali lebih banyak karena menjelang weekend.

"Tae?"

"Ya, Hanbin?" tanya Taehyung melihat Hanbin mendekat padanya. "Maaf, hari ini sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang. Jadi, tidak apa?" tanya Hanbin.

Taehyung terkekeh, "Astaga, kau ini. Tidak masalah, oke? Aku bisa naik bus dan kau urus saja urusanmu. Ada apa?"

"Ibu sakit, Tae. Aku harus pulang dan hari ini Hanbyul juga sakit."

"Oh, turut berduka. Semoga mereka cepat sembuh, sampaikan salamku!"

"Tentu, Ibu pasti senang mendengarnya!" Hanbin kemudian membantu Taehyung menata piring yang telah dicuci. Mata Taehyung tak bisa lepas dari Hanbin yang kini memakai plester bermotif dinosaurus di pipi kirinya.

"Huh, kenapa pipimu?" tanya Taehyung.

"Oh, ini? Biasa, kecelakaan kecil. Tidak usah khawatir," jawab Hanbin. Hanbin hampir sama seperti Taehyung. Bekerja banting tulang demi ibu dan adiknya, jadi mereka klop dan bersahabat sejak menjadi pegawai disini.

Taehyung pikir, dia mulai jatuh cinta dengan Hanbin. Sejak awal, dia nyaman dengan pria itu. Dewasa dan penuh dengan berbagai cerita. "Tae? Kau memikirkan sesuatu?" tanya Hanbin.

"Tidak, Bin. Sudah sana, katanya Ibu sakit? Kenapa tidak buru-buru pulang?"

"Ada bibi dan juga paman, Tae. Buat apa aku buru-buru kalau pekerjaanku masih sedikit lagi? Nanggung," jawab Hanbin.

"Naik apa?"

"Karpet aladin," jawab Hanbin.

"Serius, Bin."

"Aku selalu serius denganmu."

Deg.

"Haha, bercanda. Aku barusan bercanda. Tentu saja naik motorku."

Taehyung tersenyum simpul, "Kau selalu membuat kejutan," jawab Taehyung. Hanbin itu humoris, beda dengan Jackson maupun Jimin yang bisa membedakan mana serius dan mana santai.

"Aku duluan, ya? Bilang pada yang lain," Taehyung melepas celemeknya dan mulai mengambil tasnya. Ia berjalan keluar lewat pintu belakang, ketika mencium aroma asap rokok yang sangat sensitif di hidungnya.

"Sudah pulang?" tanya seseorang. Taehyung menoleh ke belakang, menemukan Jungkook sedang merokok dan tersenyum padanya, menyeramkan.

"Jika kau berniat memperkosaku, lebih baik kau pulang," kata Taehyung.

"Hei, mana ada? Aku hanya berniat menawarkanmu tumpangan?"

"Tidak, kau orang asing."

"Baiklah, ayo berkenalan, namaku Jeon Jungkook dan umurku 23 tahun, aku ini anak tunggal dari keluarga Jeon dan saat ini pekerjaanku—"

"Kau pikir aku peduli?" tanya Taehyung.

Jungkook menghela nafas, "Ayolah, aku bisa saja membuatmu hemat uang untuk transportasi. Motorku luas, kok. Jadi kalau tidak mau berdempetan kau bisa mundur."

Taehyung menoleh, "Kepala batu."

"Hei, manis! Ini jam delapan malam dan bus rawan sekali, loh. Lebih baik aku yang memperkosamu atau om-om hidung belang yang menggerayai tubuhmu didalam bus?" tanya Jungkook. Taehyung mencebik, "Tidak keduanya."

"Ayolah, sekali saja."

"Ish, baiklah! Hanya sekali dan besok kau pergilah jauh-jauh!"

"Kenapa?"

"Pertama, kau mesum. Kedua, kau bau daun mint. Ketiga, aku bahkan tidak kenal kau siapa," kata Taehyung melipat tangannya di depan dada. Persetan Jungkook bos besar. Kelakuannya tidak mencerminkan dia bos disini.

"Baiklah, baik. Naiklah," kata Jungkook.

Taehyung naik, memegang kaos Jungkook dan motor mulai melaju. Jungkook tidak ngebut, tapi tidak juga pelan. Standar.

"Dimana rumahmu?"

"Gang XX," jawab Taehyung.

"kau tinggal di flat pasti?" tanya Jungkook.

Taehyung tak menjawab, hingga hening sampai mereka tiba di flat Taehyung.

"Mau mampir?" sebenarnya Taehyung enggan, tapi namanya sudah diberi tumpangan ada kalanya baik sedikit.

"Tidak. Kau, tinggal disini?" tanya Jungkook melihat flat sederhana Taehyung. Taehyung mencebik, "kau mau mengejekku?"

"Tidak. Makan yang banyak, kau kurus kering," jawab Jungkook.

"Uangku tidak sebanyak itu."

"Aku bisa beri kau uang."

"Aku bukan pengemis."

"Tidak, kau juga bekerja untukku jadi aku akan memberimu gaji."

"Mana bisa aku bekerja dua profesi dalam sehari bersamaan?" tanya Taehyung. Jungkook terkekeh, "Kerjamu mudah, dan kau bisa mengerjakannya hanya jika aku ingin."

"Memang apa?"

"Jadi fwbku."

"Huh?"

"Kita teman—"

Jungkook meraih pinggang ramping Taehyung. Menyelipkan anak rambut Taehyung dan berbisik, "—tapi kau harus izinkan aku menikmati tubuhmu. Deal?"

Taehyung rasanya ingin mati saja.

.

.

.

Tbc lagi.
Ff ini bakalan fast update. Hehe, votement terus ya.

Untuk hanbin sebagai pelakor KOOKV, aku pilih karena aku kangen Hanbin.:( dan dia cocok jg karena karakternya humoris tapi dewasa juga. Gitu. ❤

Friend With Benefit! (S1-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang