Fwb - Fourteen

13.1K 1.2K 81
                                    

Tak ada yang lebih menyakitkan daripada saat takdir tidak seindah yang engkau bayangkan.

Sama seperti Taehyung yang tidak akan pernah mengira bahwa dia akan memiliki dua bayi sekaligus dan sedihnya, Ayah si jabang bayi tidak tau bagaimana kabarnya.

Sudah empat bulan berlalu, itu artinya enam bulan terlewati dan Taehyung kini tidak peduli lagi dengan Jungkook.

Jadi orangtua tunggal rasanya tidak buruk juga. Tapi entah kenapa beberapa minggu ini dia bermimpi bertemu dengan Jungkook.

Entah karena memang merindukannya, atau memang Jungkook sengaja untuk datang dan menyuruhnya datang.

Si manis datang dengan sepiring mochi yang dia bawa ke ruang tengah. Sembari menonton televisi ia menyelonjorkan kakinya yang mulai membengkak karena perutnya yang buncit.

Lebih mirip mochi memakan mochi.

"Kau pegal?" Nenek datang dengan bakul berisi jagung. Baru saja pulang dari kebun dan akan membuat jagung rebus.

"Tidak, Nek. Nenek lelah? Sini aku pijit," kata Taehyung. Nenek menggeleng, lalu berlalu untuk membawa jagung ke belakang.

3 bulan lagi bayinya lahir dan Taehyung tak sabar menantikannya. Menimang si kembar dan mengajak mereka bermain. Membayangkan jika dipanggil Mama saat mereka mulai bicara. Atau saat piknik bersama dengan Yeonjun nantinya.

Tapi tetap saja, ada yang kurang.

TIN! TIN!

Klakson mobil mengagetkannya. Dia lantas berdiri pelan dan melihat siapa yang datang.

Mobil yang asing.

"Taehyung!"

"Kim Hanbin?! Bogoshipoyoo!"

Sudah empat bulan Hanbin bolak-balik untuk menjenguk si manis. Membawakan buah kesukaan, makanan, atau sekedar memberi kabar soal Yeonjun.

Tapi bukan berarti Taehyung mau menerima Hanbin meskipun ia menyukainya.

Serius, dia tidak ingin membuka hati lagi.

"Aku merindukanmu," kata Hanbin sambil memeluk Taehyung.

.
.
.

"Dia sudah stabil, tapi menolak untuk bangun sejak tiga bulan yang lalu," kata-kata itu terus terngiang dalam ingatan Seokjin.

Jungkook koma empat bulan lamanya. Karena organ dalamnya sebagian mengalami masalah dan juga tekanan dari orangtuanya. Jantungnya berdetak normal, namun kedua iris hazelnya enggan terbuka barang sedetik saja.

"Kook, ayo bangun," Seokjin hampir saja menyerah ketika telah berpuluh ribu kali membujuk putranya agar bangun. Mendoakan putranya, mengajaknya bicara, dan bahkan mengelap wajah pucat Jungkook serta mengganti pakaian yang membalut tubuh kurus berotot itu.

Namjoon menatap dalam diam.

"Joon-ah, tidakkah kau ingat janji kita saat Jungkook baru saja kita rawat?"

Ya, fakta menyedihkan adalah Jungkook bukan putra kandung Seokjin dan Namjoon. Hanya saja Jungkook tidak tahu karena memang sengaja mereka menyembunyikannya.

Jungkook adalah anak yang mereka dapatkan di rumah sakit saat mereka mengalami kecelakaan dengan sebuah mobil berisi keluarga dari Busan. Dan, Jungkook kehilangan kedua orangtuanya yang meninggal ditempat saat kejadian.

"Aku akan menyayanginya dan merawatnya seperti putraku sendiri."

"Tapi kita malah menyakitinya," Seokjin menangis lagi. Hendak menyalahkan Namjoon. "Harusnya kita tak biarkan dia hidup bersama kita," kata Seokjin dengan memeluk Namjoon.

Friend With Benefit! (S1-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang