FWB - Three

20.2K 1.5K 147
                                    

Taehyung mengelap meja kosong dengan telaten, namun pikirannya penuh dengan penawaran Jungkook semalam.

.
.

"Kau pikir aku murahan?"

"Ya, aku hanya menawarkan. Tidak apa kalau kau menolak. Lumayan juga, gajinya sesuai dengan kebutuhanmu. Dengan kata lain, aku ikut menjadi sugar daddymu," kata Jungkook.

Taehyung menghela nafas, mendorong pelan tubuh Jungkook. "Nafasmu bau rokok. Sebaiknya kau pulang dan segera menyikat gigimu," kata Taehyung.

Jungkook terkekeh, "Baiklah, jika kau berubah pikiran kau bisa hubungi aku. Kemarikan ponselmu."

"Untuk apa?"

"Menyimpan nomormu."

"Tidak mau."

"Oke, oke. Aku pulang. Sampai jumpa, manis?" Jungkook menghilang dari depan flatnya dengan cengiran idiot yang mulai saat ini akan selalu Taehyung hindari.

Sudah mesum, tukang paksa, bau lagi. "Lebih baik aku kawin lari dengan Hanbin," katanya sambil bergidik dan masuk ke dalam flat.

Tapi, Tae, memang Hanbin mau kawin lari denganmu?

.
.

"Pagi, Taehyung. Rajin sekali?" Hanbin tiba dengan beberapa karung biji kopi. Diikuti Jimin dan Jaehyun yang membantunya membawa ke dapur. Sepertinya mereka baru membeli persediaan baru.

"Aku selalu rajin," kata Taehyung. Dia ikut ke dapur, mengikuti teman-temannya dan lalu membantu menata karung itu sebelum di cek.

"Sudah semua, nah. Mari bekerja!" teriak Jimin menyemangati kawan-kawannya yang lain. Ada sembilan orang yang masuk hari itu. Sebenarnya pegawai disini ada banyak, tapi terbagi beberapa sift.

Taehyung, Hanbin, Jimin, Mark, Jackson, June, Lisa, Mina, dan Sowon kebagian sift sejak pagi hingga siang. Tapi bagi yang mau bisa bekerja sampai malam.

"Bagaimana keadaan ibu?" tanya Taehyung mendekati Hanbin yang sedang mengelap gelas.

Hanbin menoleh, tersenyum tipis, "Syukur mereka sudah sembuh."

"Bin?"

"Hm?"

"Mukamu pucat," tangan berjemari lentik itu memegang kening Hanbin. "Kau demam, apa angin malam kemarin kau hirup semua?" tanya Taehyung.

"Aku hanya kelelahan. Tidak apa," pipi Hanbin memerah tipis, kemudian memalingkan wajahnya dan terbatuk. Namun Taehyung menarik tangannya untuk duduk, mengambil gelas berisi air hangat, dan juga kotak P3K.

"Kau sakit, jangan memaksa bekerja, oke?" ia menyerahkan obat penurun panas. Suhu tubuh Hanbin lebih hangat dari biasanya.

"Terima kasih."

"Apa perlu kuantar pulang?"

"T-tidak usah."

"Baiklah, diam disini," Taehyung kemudian menemui bosnya, Pak Siwon. Mengatakan jika Hanbin sakit, dan izin untuk pulang. Hanbin menggelengkan kepalanya. Taehyung jadi mirip dengan Ibunya.

"Terima kasih, Taehyung. Aku pulang dulu, ya?" Hanbin mengecup puncak kepala Taehyung, disaksikan Jimin serta Jackson yang kemudian meledek keduanya.

"CIEEEEE, Jimin cium aku dong~"

"Jijik bangsat," kata Jimin dengan bergidik dan segera menjauh dari Jackson.

Taehyung memerah, sementara Hanbin terkekeh. "Kau, semangat kerjanya, ya?" kata Hanbin.

"T-tentu," kata Taehyung dengan anggukan lucu.

.
.
.

Jungkook baru saja pulang dari perusahaan, merebahkan dirinya di sofa dan membuka kancing kemejanya. Ia ingin sekali ke kafe tempat Taehyung bekerja. Tapi malas, malas gerak maksudnya.

Friend With Benefit! (S1-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang