1

38 8 3
                                    

"MAAF BU SAYA TERLAMBAT" dengan nafas yang terengah - engah Ara masih bisa mengatur detak jantung nya karena berlari menuju kelas.

Semua siswa menatap Ara aneh sekaligus penasaran. Terutama Keira, sohib sekaligus teman berantem Ara yang jelas - jelas sudah panik dari awal batang hidung Ara nampak dimatanya.

Sambil mengkode Ara agar untuk cepat masuk kelas. Ara masih berada di depan pintu kelas dengan satu tangan memegang pintu yang setengah terbuka.

Saat melangkahkan kaki nya masuk, teriakkan seorang ibu guru yang terlihat menahan amarah dari raut wajah nya itu.
"ARA KAMU DARI MANA SAJA?! Ini sudah jam berapa? Kenapa baru datang sekarang? Kamu mau saya kasih nilai D di mata pelajaran saya!" Deretan pertanyaan terlontar dari bibir seorang guru yang berpoleskan lipstik yang cukup tebal dan sedang berdiri di depan papan tulis sambil memandangi Ara.
Namanya Ibu Asmi salah satu guru killer di SMA Garuda ini di tambah lagi ia mengajar mata pelajaran yang tidak disukai oleh Ara. Yaitu, MATEMATIKA.

"Ma-af bu, saya terlambat" jawab Ara yang suara nya terdengar grogi.

"Saya tidak terima ala—" seketika Ibu Asmi menghentikan kalimat nya tersebut dan fokus kepada ketukan pintu kelas.

Tok....tok....tok.

"Permisi, apakah ini kelas XII IPA2?" Seorang laki - laki bertubuh tegap, suara serak basah, tubuhnya pun sangat tinggi, dan ditambah wajah nya yang tampan. Seketika seluruh siswa yang sebelumnya fokus kepada Ara kini fokus nya telah tergantikan oleh laki - laki ini.
Jangankan teman sekelasnya, Ara sendiri pikiran nya sekarang sudah campur aduk.

"Iya nak, silahkan masuk"
Seketika nada bicara bu Asmi berubah yang tadi nya seperti singa yang sedang kelaparan berubah menjadi kucing kecil yang tak penuh dosa.
Ara berbalik menghadap bu Asmi sambil mengkerutkan keningnya karena heran nada bicara bu Asmi dengan ia dan laki - laki itu perbedaan sangat drastis.

"Sini nak, berdiri di depan" ajak bu Asmi.
Laki - laki itu mulai berjalan menginjak ubin demi ubin keramik lantai kelas yang hening.
Sambil sekilas melirik perempuan yang sedang berdiri di depan papan tulis dengan raut wajah yang terlihat berantakan.

Dia cowok yang tadi nabrak gue kan?. Bantin Ara.
Serius deh ini beneran dia kan. Apa jangan - jangan dia bakal sekelas sama gue. Wahh gak boleh di biarin nih. Batin ara again.
Masih dengan raut wajah heran, manik mata Ara tak bisa lepas dari pemandangan cowok didepan nya ini.

"Kamu murid pindahan dari Bandung ya?"
"Iya bu" jawab laki - laki itu.
Seluruh siswa yang berada di dalam kelas mulai berbisik satu sama lain. Entah apa yang sedang di bicarakan nampak nya laki - laki ini tidak peduli.
"Jadi, siswa yang berdiri di depan kalian ini adalah murid baru di sekolah kita dan akan masuk di kelas ini." Tanpa pemberitahuan seluruh siswa sontak bertepuk tangan, tapi tidak dengan cewek satu ini. Entah apa yang akan diperbuatnya setelah ini.

WHAT!!? Dia bakal sekelas sama gue. Bantin Ara.

"Ibu Asmi? Ibu? Oh ibu Asmi yang cantik jelitaaa." Karena tak dihiraukan oleh ibu Asmi, Ara meninggikan nada suaranya.

"Iya kenapa?" Jawab bu Asmi yang bosan menatap Ara dan cowok ini juga ikut menatap Ara yang membuat ia salah tingkah.

Selang beberapa detik ditatap oleh dua orang yang membuatnya kesal pagi ini. Ara mulai bingung dengan tingkah nya sendiri, ia tak tau harus beralasan apa atau dengan cara apa agar terbebas dari situasi tak nyaman ini.

"Jadi hukuman buat saya apa bu?!" Hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir mungil milik Ara.

GUE BEGO BANGET SIHH! Kenapa gue malah sengaja masuk ke dalam kandang singa satu ini. Bantin Ara kesal.

"Oh, jadi kamu minta hukuman dari saya?" Jawab bu Asmi dengan nada lembut tapi bagi Ara sangatlah horror.
"Aduh bu, bukan gitu maksud saya". Sekarang Ara sangat ingin melontarkan semuaaa umpatan yang ada dipikirannya saat ini.
"Shuttt" dengan gerakan satu jari didepan mulut bu Asmi berhasil membuat Ara berhenti berpikir.
"Setelah siswa baru kita memperkenalkan diri, pada jam istirahat pertama kamu harus memperkenalkan seluruh pelosok sekolah ini kepada dia SEDETAIL MUNGKIN." Tegas bu Asmi.
"Tapi bu, sa—" kalimat Ara dipotong oleh bu Asmi.
"Gak ada tapi - tapian atau kamu mau hukuman kamu saya tambah menjadi 10 kali lipat."
Seakan - akan hanya kalimat 10 kali lipat yang terngiang dipikiran Ara. Yang sontak membuat ia mengiyakan apa yang di suruh oleh bu Asmi.

"Baiklah, sekarang perkenalkan nama kamu" perinta bu Asmi kepada laki - laki ini. Sambil memberi kode kepada Ara agar dia duduk dan tidak menggangu pemandangan di depan kelas.
"Hah?? Iya bu saya duduk." Ucap Ara. Sambil berjalan menuju kursi kosong yang tepat berada disamping jendela.

"Ara....ara..... araaa" bisik Keira yang dengan cepat di respon oleh Ara.

"Perkenalkan nama saya Revano Arta Wijaya. Panggil aja Revano.
Saya pindahan dari Bandung karena ikut orang tua saya yang pindah kerja ke sini. Terima kasih" tegas Revano yang membuat kelas yang awalnya hening menjadi gaduh layak ibu - ibu yang sedang belanja di pasar.
Ada yang bersorak, ada juga yang biasa saja, ada yang sangat kegirangan terutama para kaum hawa. Pikir mereka kapan lagi ketemu cogan tiap hari kan. But, itu semua gak berlaku buat Ara.

"Ra, cogan tuh. Gaskeunn cuy"
Ara yang masih bergulat dengan pikirannya sampai - sampai tak menghiraukan Keira.
"Ara.....araaa....woy budek ya kuping lo?" Panggil Keira kesal.
"Hah?? Sorry, emang nya lo ngomong apa?" Seakan - akan ia tak memiliki rasa bersalah kepada Keira.
"Serah lo dah" jawab Keira kesal.
"Gue ke toilet dulu" ucap Ara dan langsung berdiri dan menuju ke luar.

Revano dipersilahkan untuk mencari tempt duduk. Dan saat ingin ke meja belakang ia tak sengaja menabrak Ara yang membuat Tubuh Ara mundur beberapa langkah sampai pinggang nya terbentur meja.
"Aw" ucap Ara sambil memegang pinggang nya.
"Gue gak sengaja"

What?! Untuk yang kedua kali dia nabrak gue dan untuk yang kedua kalinya dia gak minta maaf sama gue. Batin Ara.

"Cuman itu doang?" Tanya Ara.
"Maksudnya?"
"Yaelah, lo tu pura - pura bego atau emang bego beneran sih?!"
"Gue gak ngerti maksud lo apa"
"Lo udh nabrak gue di kooridor sekolah tadi pagi, yang ngebuat gue terlambat masuk kelas dan sekarang lo nabrak gue lagi untuk yang kedua kalinya dan ya lo sama sekali gak minta maaf sama gue!" Nada suara Ara mulai meninggi dan tanpa ia sadari mata nya sekarang berkaca - kaca. Entah karena dia malu, kesal, atau marah. Tapi saat ini dia butuh waktu untuk sendiri.
"Gue pergi"

***





•Alhamdulillah part 1 ny udh mulai. Semoga kalian suka😍🙏🏻. Maaf kalau banyak yg typo. Jangan lupa vote dan komen ya supaya aku makin semangat bikin ceritanya.

Ini visual nya Ara.

•untuk visual nya Revano masih di pikiran dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•untuk visual nya Revano masih di pikiran dulu. Pasti bakal di kasih tau kok.
Terima kasih.

please,hug meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang