3

20 5 2
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi yang membuat seluruh siswa keluar dari dalam kelas untuk pulang ke rumah. Ada yang pulang menggunakan ojek online, mobil pribadi mereke, ada juga yang jalan kaki bersama - sama.
Tapi tidak dengan Ara. Ia harus mengkayuh sepeda yang ia punya.

Walau hanya sepeda tetapi Ara tetap mensyukurinya. Ia berpikir semisal ia memiliki mobil pribadi, ia hanya harus duduk diam dan kulit - kulit nya dingin karena AC mobil. Tapi ia lebih suka naik sepeda. Ia suka menghirup udara segar sambil menikmati pemandangan ibu kota yang padat. Terkadang ia mampir ke asrama anak yatim hanya untuk sekedar bermain dan menghibur anak - anak yang tidak pernah merasakan indah nya kasih sayang dari orang tua.

"Ara gue pulang duluan"
Keira Namira sahabat Ara pulang-pergi selalu menggunakan mobil pribadi nya. Tapi sayang orangtua  nya jarang memperhatikan dia. Asal di beri uang, biaya sekolah, rumah, dan makan. Mereka pikir itu cukup untuk perkembangan seorang anak. Keira belum pernah merasakan hangat nya pelukan dari orang tua nya. Ia sangat ingin. Karena itu keira sering menginap di rumah Ara hanya untuk sekedar makan bersama atau mengerjakan tugas.

"Iya kei. Hati - hati" Ara melambaikan tangan dan mengukir senyum untuk keira.

                            ***

Disaat anak lain saat pulang sekolah bersantai - santai atau memainkan handphone. Tidak dengan Ara, ia harus melanjutkan tugas pagi nya. Yaitu, menjaga toko bunga.

Ara mengkayuh sepeda nya agar sampai tepat waktu dan tidak mendapat omelan dari pemilik toko.

Tring....tring.
Suara bel tua terdengar ketika pintu toko bunga Florist terbuka.

Setelah masuk ke dalam toko, Ara segera menggunakan celemek sebagai tanda pegawai toko. Sebelum itu ia sempat mengganti baju di dalam toilet toko tersebut.

"ARAAA" panggil pemilik toko.
"Iya bu??"
"Mana uang ganti rugi vas bunga yang sudah kamu pecahkan tadi pagi" tegas pemilik toko.

Dan yaa, Ara melupakan hal itu. Setelah kejadian bertemu cowok cuek itu, Ara seakan amnesia pada hal - hal sebelumnya.

"Maaf bu, saya belum ada uang untuk menggantinya. Tapi saya akan usahakan untuk mencari uang ganti rugi nya"
"Oke, saya rasa kamu tidak bisa mengganti vas bunga saya. Sebagai ganti nya kamu yang setiap hari nya bekerja hanya pada saat pulang sekolah sampai senja. Saya akan menambah sif kamu menjadi sampai toko ini tutup yaitu, malam hari"

Mendengar itu Ara sangat kaget, bukan nya ia tak menerima keringanan tersebut. Namun ibu Wenda, pemilik toko. Sering bahkan hampir setiap hari menyuruh nya agar membantunya membersihkan ini dan itu dan ditambah lagi waktu nya yang kurang tepat. Seperti tadi pagi Ara disuruh untuk datang ke toko bunga sebelum sekolah untuk memindahkan vas bunga ke dalam rak.

"Tapi bu—" ucap Ara yang dipotong oleh bu Wenda.
"Gak ada tapi - tapi, kalau kamu gak mau nerima apa yang saya tawarkan. Yah solusi nya kamu harus menyerahkan uang ganti rugi itu sekarang" ucap bu Wenda.

Mendengar kalimat itu kepala Ara terasa nyeri. Ia tidak ingin bekerja sampai malam karena mama nya di rumah sendirian. Dan ia sangat takut terjadi apa - apa pada mama nya. Ara sekarang sangat bingung, ia tak punya uang lebih untuk mengganti vas bunga itu.
Semisal ia menggunakan uang tabungan nya pastinya biaya kuliah ia kedepannya akan berkurang.

Ara sangat tidak ingin menyulitkan mama nya maka dari itu ia menabung dari awal masuk SMA untuk biaya kuliah nya sendiri.

Ara adalah murid yang pintar. Diselang pekerjaan nya yang jarang dilakukan oleh anak sekolah lainnya. ia masih sempat untuk belajar, mengerjakan tugas, atau kerja kelompok. Walau dia hanya bermodal dari perpustakaan sekolah atau meminjam buku - buku pelajaran milik Keira yang sangat lengkap.

please,hug meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang