Saya Hamil

11.3K 752 82
                                    

"Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif."
___________________________________


Dua orang laki-laki tampan sedang duduk berhadapan dengan saling melempar tatapan tajam dan seringai kecil di bibir mereka. Mereka bahkan tidak sadar jika seorang wanita cantik yang berdiri di belakang konter cafe itu sedang memperhatikan salah satu dari lelaki tampan itu dengan seksama.

"Rasa cemburu lo itu terlalu berlebihan."

"Gue tahu."

"Terus?"

"Gue percaya kalau kalian cuma temen. Tapi gue tetep nggak suka kalau lo deket-deket istri gue."

"Gue paham."

"Baguslah kalau lo udah paham."

"Sialan."

Dan setelahnya, lelaki yang baru saja mengumpat itu berdiri, "Gue balik dulu." katanya sembari mengulurkan tangannya pada pria yang sedang duduk di depannya.

Dan pria tampan yang memakai pakaian formal berwarna biru tua lengkap dengan dasi yang terlihat tidak rapi itu berdiri, menjabat tangan pria yang memakai kemeja berwarna abu-abu dan celana jeans, lengkap dengan sebuah topi kepalanya.

"Kita jangan ketemu lagi." kata pria yang memakai pakaian formal.

Si pria yang memakai pakaian lebih santai mengangguk, "Setuju."

Tepat setelah itu, pria tampan yang memakai topi berwarna putih itu meninggalkan meja berjalan keluar dari cafe, meninggalkan lelaki tampan yang sedang tersenyum manis.

Merasa tidak bisa menahan rasa penasarannya, wanita cantik yang sejak tadi sudah memperhatikan mereka berdua itu berjalan mendekati pria tampan yang memakai kacamata dengan pakaian formal itu.

"Permisi..."

"Ya?"

"Maaf mengganggu, tapi teman Mas... um... maksud saya, teman Bapak barusan itu siapa ya? Saya merasa tidak asing dengan wajahnya, tapi saya lupa pernah ketemu dia dimana." kata wanita cantik itu dengan senyuman malu.

"Saya nggak kenal." jawabnya singkat.

Wanita itu mengatupkan bibirnya kecewa, "Oh ... nggak kenal ya ... kalau begitu terima kasih. Maaf sudah mengganggu." katanya sembari berbalik berniat kembali ke tempatnya.

"Mungkin kalian pernah bertemu di rumah sakit." kata si lelaki tampan itu.

Wanita cantik itu tersenyum lalu berbalik, "Rumah sakit mana ya?"

"Dharma Hospital. Dia Psikiater, mungkin kalian pernah bertemu disana."

Senyumannya melebar, "Oh Psikiater, kebetulan sekali."

"Kebetulan?"

"Iya. Adik saya sedang butuh seorang Psikiater."

"Oh."

"Terima kasih atas informasinya."

Lelaki tampan itu menjawab dengan mengangguk pelan, lalu berjalan meninggalkan cafe. Dia ingin cepat-cepat pulang dan bertemu istrinya tercinta. Karena hal itu lebih penting daripada penasaran dengan seseorang yang tiba-tiba menanyakan Bima Cendekia Dharma.

***

Seorang Dokter tampan sedang duduk di kursi kerjanya sambil tersenyum manis menatap layar ponselnya. Dan senyuman manis itu berubah menjadi senyuman lebar setelah melihat nama seseorang yang terlihat di layar ponselnya yang mulai bergetar.

When You Fall in Love, You Need a Double DosageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang