Wildest Dream

3.2K 485 28
                                    

Tari tersenyum kecil setelah mobil Bima menghilang dari pandangannya. Sekarang Tari mengerti jika Bima termasuk dalam orang-orang yang suka berbicara seenaknya. Dan Tari termasuk dalam kategori orang-orang yang tidak suka berbasa-basi.

Tari juga tidak mau orang lain berkomentar tentang hidupnya. Apalagi soal mandi. Bima tidak tahu saja jika Tari sudah mandi dengan air dingin subuh tadi, hanya karena ingin tertidur tanpa harus minum obat. Karena Tari pernah membaca jika mandi dengan air dingin sebelum tidur bisa membantu penderita insomnia.

Sayangnya Tari lupa jika mandi air dingin saat subuh akan membuat tubuh seseorang terasa lebih segar. Dan pagi itu, Tari memilih membersihkan rumahnya, karena dia tidak mau lagi mendengar kata jorok dari mulut tetangga barunya yang tidak bisa memasak nasi itu.

Setelah menyiram semua tanaman di depan rumahnya. Tari menggulung selang air dan menyimpannya dengan rapi di dekat kran air di samping rumahnya. Tari juga tidak mau mendengar kata tidak rapi dari mulut tetangga barunya itu.

Selesai urusan dengan selang air, Tari berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ia tersenyum kecil setelah melihat kondisi rumahnya. Bima sama sekali tidak salah jika mengatakan kalau Tari adalah orang yang jorok. Karena pemandangan yang ia lihat saat ini, tidak heran jika dia mendapat predikat jorok hanya dalam waktu beberapa detik dari Dokter tampan itu.

Pertama-tama, Tari mulai mengambil barang-barang yang ada di ruang tamu. Lalu membawa beberapa jaketnya ke mesin cuci dan membawa tasnya ke dalam kamarnya. Tari kembali turun dengan rambut yang sudah dicepol seadanya, lalu mulai menata beberapa pasang sepatunya ke dalam rak yang terlihat kosong.

Setelah itu, Tari berjalan menuju dapur, mengambil sapu dan penebah untuk membersihkan kursi-kursinya. Dan sebelum memulai dengan kursinya, Tari berdiri diam mengamati foto-foto dalam bingkai berukuran besar yang menggantung di dinding, tepat di depannya.

Tari tersenyum manis, lalu menaiki kursi kayu dengan dudukan berwarna cokelat, lalu mendekatkan wajahnya pada sebuah foto pantai dengan langit berwarna kemerahan yang menunjukkan matahari tenggelam. Tari mengangkat tangannya, dan menyentuh kaca yang membatasi pemandangan indah itu.

"Cantik..." gumam Tari sebelum turun dari kursinya, dan mulai membersihkan ruang tamunya.

Sambil menepuk-nepuk kursi, beberapa kali Tari menarik napas panjang, setelah merasakan sakit yang tiba-tiba datang memenuhi dadanya. Tari kembali menahan dirinya sekuat tenaga agar tidak menangis.

Merasa tidak bisa menahan lagi, Tari berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya untuk memutar musik. Dan jika ada orang lain yang bertanya kenapa Tari menangis, Tari bisa menjawab kalau dia merasa sedih setelah mendengar lirik sebuah lagu. Begitulah Tari.

Selesai dengan ruang tamunya. Tari mulai beralih ke dapurnya. Tari mulai membereskan meja makan dan berlanjut dengan mencuci semua peralatan makan yang kotor.

"Say you'll remember me, standing in a nice dress, staring at the sunset babe... Red lips and rosy cheeks... Say you'll see me again even if it's just in your... Wildest dreams..."

Tari mulai berteriak-teriak mengikuti lirik lagu yang terdengar. Bernyanyi selalu berhasil membuat suasana hatinya membaik dan membuat dia tidak menangis.

Tari tersenyum manis merasa bangga pada dirinya sendiri. Dan setelah membuang semua sampah dalam rumahnya, Tari memutuskan untuk akan mandi lagi dan baru setelah itu dia bisa tidur dengan nyenyak.

"Awas aja kalau dia berani dateng lagi." gumam Tari mengingat dia punya tetangga baru yang bisa saja akan mengganggu waktu tidurnya.

***

When You Fall in Love, You Need a Double DosageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang