24 - Maaf

27 5 2
                                    

" BTS - Butterfly ( prologue mix ) "

***

"PAPA!"

Zahra berlari menghampiri papanya yang sedang menahan sakit. Bahkan Zahra tidak tahu papanya sakit apa. Biasanya saja tidak seperti ini sebelumnya. Ini sangat membuat Zahra panik. Rasa was-was selalu mengiringinya.

"Papa!" Teriak Zahra lagi. Zahra makin panik di buatnya.

"Rinda, kamu anak yang baik. Kebanggaan papa dan mama." Ucap papanya lemah. Matanya sayu. Bibirnya telah mulai memucat.

"Maaf belum bisa jadi papa yang terbaik buat kamu." Zahra menangis sesegukan.

"Papa sayang banget sama kamu, walaupun kamu bukan anak kandung papa." Zahra tau itu. Tapi tolong jangan diingatkan lagi tentang hal itu.

"Papa adalah papa terbaik yang pernah Rinda punya." Ayah Bisma iri mendengar penuturan itu dari Zahra sendiri. Dimana ia adalah orang tua kandung dari Zahra sendiri.

"Jadilah anak berbakti Rin, papa pengen kamu jagain mama. Temani mama kamu sampai akhir hayatnya." tutur Julian, papa angkat Zahra. Zahra menangis kencang. Hatinya bergemuruh saat ini. Ia berulang kali menghapus kedua air matanya.

"Papa mau kemana? Papa gak pergi kan?" Zahra yakin papanya tak akan pergi kemana-mana. Zahra tak mau hal itu terjadi pada papanya.

"Sudah saatnya papa pergi Rin."

"Papa ngomong apa sih?" Papa angkat Zahra mulai kehilangan suaranya. Sesak yang ia rasakan. Matanya mulai menutup

"Pa...pa sa...yang.. Ka.. Mu..." Mata Julian tertutup sempurna. Tangannya yang dipegang Zahra sudah lemas. Nafas sudah tak ada lagi.

Zahra menangis sekencang mungkin. Bisma menghampiri dan memegang kedua bahu Zahra berusaha menenangkan.

Sedangkan ayah Bisma hanya diam menatap Julian yang sudah tak bernyawa. Mungkin raga nya disini, tapi jiwanya pasti masih membencinya. Dia tak bisa bohong kalau dirinya juga merindukan Zahra anaknya.

***

Berita meninggalnya papa Zahra menggemparkan seisi sekolah. Tentu saja ia tak masuk hari ini. Dia sedang tak mood berbuat apapun.

Aidan memang tak masuk sekolah karena sudah duluan melayat ke rumah Zahra. Ia tak bisa masuk sekolah kalau hatinya selalu memikirkan nama Zahra.

Keyna hanya tau papa Zahra meninggal karena berita itu saja. Karena rumah Keyna dan Zahra sekarang tidak berdekatan seperti dulu. Masih bersyukur mereka bisa satu sekolah dan diizinkan satu kelas lagi dengan Zahra.

Keyna masih prihatin di dalam kelas, kelas tak seramai dulu. Biasanya selalu ada keributan yang diawali dengan kerusuhan Zahra dan Aidan terkadang Bisma datang melerai. Semua berubah. Dan keyna merindukan masa itu.

***

Set

Set

Onni menutup Bakafe dulu karena akan berangkat ke kediaman Zahra dan Zidan. Satu persatu ia rapikan lagi.

Oven sudah mati.

Cuci piring sudah.

Sudah beli semua bahan.

Akhirnya komplit sudah semuanya. Onni pun sudah tenang. Ia takut masih kurang. Jadinya ia mengabsen lagi semuanya satu-persatu.

Setelah mengecek semua itu. Ia pun mengambil kunci motor yang tergeletak di atas meja. Tak lupa ia mengambil helm juga.

Pintu kafe ia buka. Kemudian berbalik lagi untuk mengunci pintu Bakafe. Takut terjadi apa-apa. Karena Bakafe sudah seperti jantungnya sendiri.

COSINUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang