Selamat Tinggal

63 9 6
                                    

Aku sudah pulang setelah 3 hari dirawat. Setelah itu semua sudah seperti biasa, aku tidak terlihat terlalu pucat lagi berkat dokter clari, dia dan Eris berkerja keras untuku.
Aku pergi keladang dandelion..
*Kring kring*
Ponselku berdering, Eris?
"Halo?"-Aku
"Hai Honey"-Eris
"Apa sih?-Aku
"Yui, boleh aku bertanya?"-Eris
"Apa itu?-Aku
"Kenapa kamu ngga kasih tau mereka soal penyakitmu"-Eris
"Mereka siapa?"-aku
"Orang tuamu-_"-Eris
"Emang kenapa?"-aku
"Mereka ngga peduli karna mereka gak tau, coba kalo mereka tau"-Eris
.
.
Aku diam beberapa saat
"Saat dirumah sakit juga mereka ngga merawatku kok, mengunjungiku juga cuman sebentar itupun hanya sehari"-aku
"Tujuanmu melakukan ini apa?"-Eris
"Aku ngga tau, aku cuman gamau ganggu mereka"-Aku
..
"Menganggu gimana? Kamu melakukan hal konyol Yui"-Eris
"Aku tau kok tapi yasudahlah sudah sejauh ini"-Aku
Eris terdiam,
"Dan kamu akan ninggalin aku selamanya Yui"-Eris
"Maafkan aku, sebelum ketemu kamu aku emang udah rencanain ini. Mungkin kamu nyesel ketemu aku ya, herannya aku kenapa kamu jatuh cinta sama aku?"-aku
"Aku cinta sama kamu dari pertama ketemu, tapi ngga nyadar aja. Aku gakpernah menyesal! Enggak akan pernah. Walau cuman beberapa saat aku bersamamu. Tapi seenggaknya aku bisa menemanimu sesaat*Eris menjeda
"Harapanku adalah menemanimu berobat dan menemanimu berjuang sampai kamu sembuh. Lalu kita menikah"-Eris menangis
"Maaf"-Aku
"Aku segera kesana"-Eris
.
.
Kututup teleponku dan memandangi ladang sekeliling. Beberapa saat setelahnya.
*Pluk
Seseorang memegang bahuku, aku melihatnya, ternyata Yuki.
Dia duduk disampingku, dia memeluk lututnya dan menatapku
"Aku tau Yui berbohong"
Tanganya mulai bergerak
"Sekeras apapun kamu berbohong, batin kembar kita ngga akan menyembunyikannya"
Katanya lagi dengan isyarat. Aku terdiam.
"Yui aku bawain kamu ini"
Yuki mengeluarkan bunga ditanganya
"Selama kamu larang aku kesini, aku bawa sedikit dan kurawat dirumah"
Dia menyodorkan bunga Dandelion yang hampir mekar.
Yuki terbangun dan berjalan kedepan, dia berniat menaruhnya didepan agar bisa kami perhatikan. Namun.
*Dug
"Ahh-"
Yuki tersandung, pot itu jatuh kebawah kearah jalan raya. Yuki mengejarnya aku juga mengejarnya.
Yuki berdiam didepan jalan dan segera berlari. Dia mengambil bunganya perlahan dan..
Sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju kearahnya.
"Yukiiii"
Dia melihat mobil yang sudah sangat dekat dengannya. Aku segera berlari kearahnya dan..
-bukk
"Yui! Yuki!"
Eris berhenti tepat dibelakang mobil itu. Mobil yang menabrakku melaju kencang.
"Woyy!"
Eris berlari kearahku
"Kamu ngga papa? Yuki kamu gak papa?
Ahsialan!"
Eris memeluku dengan darah berceceran, dia berkali-kali bertanya pada Yuki dan meneriakinnya. Eris menghubungi orang tua kami.
.
.
Kami dibawa kerumah sakit dan segera ditangani. Semua panik, derai air mata menghiasi musibah yang menimpa kami.
Sialan kenapa ini terjadi..
Kenapa aku gagal.
Menyelamatkan adik ku,menjalankan semuanya? Sial sekali:')
.
.
Aku tersadar setelah 2hari coma dan disampingku ada adik ku yang masih terbaring. Orang tua ku menangis disamping ranjangnya. Aku melihat kearah seseorang yang memeluk tanganku. Dia tertidur..
Aku mengelus rambutnya lembut
"Yui"
Dia terbangun dan menggenggam tanganku, orang tua ku menghampiriku
"Yui"
Mereka memeluku, sambil menangis. Aku melihat kearah adik ku lagi bagian matanya diperban. Mereka melepaskan pelukannya
"Yuki ngga bangun juga?"
Tanyaku, ibu mengangguk sambil terus menangis.
.
.
"Dokter clarisa, kenapa Yuki ngga bangun juga?!"
Ibuku berlari kedokter saat dia masuk. Dokter clarisa memeriksanya
"Sabar dulu"
Katanya,
"Silahkan keluar, aku harus memeriksa mereka"
Semua pergi meninggalkan kami ber-3
"Kau kenapa?"
Tanya dokter kepadaku yang senyam senyum sendiri.
"Ngga papa"
Jawabku cepat
"Dok menurutmu berapa lama aku bertahan?"
Tanyaku tiba-tiba
"Kau akan sembuh Yui"
"APA?!"
"Ibu mu memaksaku menolongmu. Sebenarnya kecelakaan itu tidak parah menimpamu, tetapi adikmu. Kamu hampir mati karna tumormu. Jadi tanpa kuberitahu dia soal tumormu, aku mengoprasimu"
"Ngga dok! Ngga"
Tolak ku mendengar penjelasaanya.
"Maaf"
Aku frustasi
"Bagaimana dengan adik ku?"
"Beberapa serpihan kaca mengenai matanya dan juga sebuah besi melukai jantungnya, dia benar-benar parah. Kita tunggu saja"
..
..
..
2hari kemudian
..
..
..
Aku masih dirawat untuk pemulihan dan Yuki masih belum siuman, pagi ini sepi sekali. Tidak ada yang datang. Berkali-kali aku menggenggam tangannya. Kasihan Yuki. Aku juga ngga berhenti mikirin soal kematianku yang tertunda, ternyata rencanaku tidak disetuji tuhan.
*Tok tok tok
Suara ketuk pintu dan beberapa orang masuk dari balik pintu. Yap itu orang tuaku dan Eris bersama dokter clarisa juga.
"Kondisi Yuki sangat parah, aku harus membawanya"
"Tolong lakukan yang terbaik"
"Pasti"
Lama kami menunggu Yuki, dan terus menunggu..
Aku terdiam memikirkannya. Apa ini? Apa akan ditukar? Apa takdir melakukan sesuatu? Apa yang kupikirkan akan terjadi?
.
.
Dokter clarisa kembali keruangan rawat setelah 2jam pergi.
Orang tuaku berhamburan menghampirinya
"Bagaimana??"
Tanya mereka penuh keingin tahuan dan kekhawatiran.
Dokter clarisa tertunduk
"Tusukan besi itu berinfeksi pada jantungnya, matanya buta dan kemungkinan dia selamat hanya 3 persen itupun dari donor"
Semua terkejut
"Data jantung dan mata Yuki dan Yui cocok. Kalian akan melakukan apa?"
Lanjut dokter menjelaskan. Semua terdiam, aku terdiam. Eris semalam bercerita. Setelah aku berhasil hidup maka dia akan membahagiakanku. Tapi orang tuaku pasti akan sangat terpukul. Aku berfikir matang-matang. Ya! Mungkin takdir tidak mengijinkan aku mati konyol, tapi mengijinkanku untuk mati dengan berguna. Walau ragaku hilang, jantungku tetap berdetak didalam tubuh Yuki, mataku tetap akan melihat senyum kebahagian orang yang sangat kusayangi.
.
.
Dan dramaku sangat sempurna jalannya^^
.
.
"Aku akan mendonorkan jantung dan mataku!"
Aku berdiri dan berjalan kearah dokter
Semua terkejut.
"Tidak!"
Bantah Eris, orang tuaku menatapku tidak percaya.
"Ngga usah nak, kami mengiklaskan semua"
Ibuku tersenyum getir
"Sebelumnya aku tumor otak"
Tuturku tertunduk
"Aku merahasiakannya agar kalian ngga nangis saat aku pergi nanti, aku melakukan itu agar tidak ada kesedihan"
Orang tuaku menatapku tidak percaya,
"Kenapa kamu merahasiakannya?"
Ibuku mulai menangis
"Sudah ibu ngga usah peduliin aku, kita fokus ke Yuki. Dok bawa aku ke ruang donor"
"Ngga! Ngga! Jelasin dulu kenapa?!"
Aku terdiam, mungkin sudah saatnya aku mengeluarkan semua yang menjadi beban dihatiku, kecemburuanku dan rasa emosiku.ll
"Bu..
*Ucapku perlahan
Ahh tunggu!"
Aku berlari mengambil suratku yang kusimpan semua ditas Eris.
"Kamu membawanya?"
Tanyaku pada Eris, dia mengangguk
"Nah!!"
"Bu..
Aku senang dengan penyakitku ini*aku mulai membaca
Rasa sakitku tidak terbanding dengan hatiku yang terluka, hatiku yang terbakar api cemburu karna perlakuanmu yang membedakan kami. Maksudku aku dan Yuki. Setelah aku pergi ibu dan ayah ngga akan merindukan ku yang jahat. Monsyter kecil ini akan pergi untuk selamanya..
*Aku berhenti membaca dan mulai menangis.
Tapi aku ngga akan mati untuk itu bu! Aku akan mati untuk adik ku^^ dan kalian ngga usah sedih lagi^^ karna memang tanpaku engga ada yang berkurang diantara kalian. Ngga ada ruang yang bisa ku isi karna memang sudah full"
Aku terisak. Perih sekali hatiku
Ibu ku memeluku
"Sayang ibu...
Ahhhrrrhh ibu mengiklaskan adikmu, ayo perbaiki semua! Maaf ibu tidak sadar atas apa yang ibu lakukan, dan maafkan ibu. Ayo perbaiki bersama sayang. Kalo bisa menyembuhkan adikmu tidak dengan mengorbankan dirimu"
Ibu terisak..
"Sayang maafkan kami"
Ayah ikut memeluku.
Kami menangis berpelukan hingga terduduk
"Bu..
Aku senang mendengarnya..
Itu cukup membuatku bahagia bu ayah! Tapi adik ku benar-benar harus cepat ditangani"
Aku melepas pelukan ku dan mulai berlari, eh Eris. Aku melupakannya. Aku berlari dan memeluknya.
Segera aku memberikan seluruh cintaku untuk yang terakhir kalinya.
.
.
"Sayangku! Aku rasa ini terakhir kita bersama! Maafkan aku maaf ya. Maafkan aku kita harus membatalkan semua rencana kita sayang^^ *berusa tersenyum.
Maafkan aku yang membuatmu susah. Maaf kan aku yang hanya membebanimu..*tidak tahan lagi
Maafkan aku malah memberikan perpisahan. Maafkan aku karna-
*Cuuupppp
Eris memotongku dengan ciuman lembut tepat diarah bibir. Lama kami berciuman dengan tangis. Mungkin itu kenangan terpait untuk Eris.
"Jangan meminta maaf! Kumohon"
Dia menyatukan kening kami bersama. Tangan yang saling menggenggam.
"Kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat aku syukuri, kamu adalah orang yang mengubah cara pandangku. Aku harusnya berterimakasih untuk itu. Kamu malah minta maaf! Kamu bodoh! Idiot!"
Eris mengata-ngataiku
"Aku ngga bisa apa-apa kalo kamu memang berkeinginan untuk mati. Aku hanya berterimakasih untuk semua yang kamu berikan^^"
Dia tersenyum lagi, senyum yang menyakiti hatiku. Aku mencium pipinya dan segera berlari.
"Selamat tinggal"
Ucapku.
"Yui engga!"
Ibu dan ayah ingin menahanku, Eris menahan mereka. Eris mengerti bahwa ini keinginan terbesarku.
.
.
.
Oprasiku berjalan lancar, ya semua sudah normal lagi. Yuki sudah sembuh dan hidup dengan jantung dan mataku. Semua senyum itu sudah bangkit lagi, semua kesakitan sudah terobati. Dan mereka ngga melupakan aku yang sudah tenang disini^^
Yuki dan Eris engga jarang mendatangiku, orang tuaku juga.
Senang rasanya.
Maafkan keegoisanku^^.
-Selamat tinggal-

Tamat...
Uuuuuu GJ heheh tepuk tangan untuk author
*Plak!
Ditampar readder
(T_T Uuuuu)
Nih untuk kesan terakhir dari the ending story. Surat dari Yui. Kita baca yu!
Prok prok*tepuk tangan:v
Makasih eyT^T
Surat pertama:
Untuk ayah&Ibu.. udah dibacain sama Yui tadi
For : Yuki
Untuk adiku tersayang^^ maafkan aku ya. Maafkan aku yang ngga bisa menghargai waktu.
Agak menyesal sih aku melakukan ini. Harusnya kita habiska waktu kita bersama. Tapi nanti kamu malah ngga bisa lupain aku. Masih banyak yang ingin aku katakan. Tapi makasih sudah mau menjadi adiku, adik kembarku^^
For Eris:
Singkat saja untuku mu..
Aku mencintaimu.
Untuk Yuki:
Bahagiakan aku dengan menikahi Eris. Tolong jaga dia ya^^
Hiduplah bahagia dan jangan lupakan aku^^

.
.
Terimakasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang