*Dirumah*
.
.
"Yukiii!!"
Teriak ibu khawatir dan berlari membawa handuk lalu dia mengeringkan Yuki, sebelumnya dia melempar handuk juga kepadaku. Aku terdiam dan menatap wajah ibu yang khawatir sangat kepada adik ku ini, aku mengeringkan diri sambil berjalan kekamar.
.
.
Aku menangis lagi sambil tersenyum
"Padahal aku yang paling basah kuyup, padahal dia hanya kecipratan saja, tapi tetap dia yang diperhatikan"
Aku terisak, segera aku pergi mandi. Dan berganti pakaian.
.
.
Aku melihat Yuki sedang memakan makanan rebus, dia menawarkannya padaku, 'sepertinya enak'
Aku menatapnya
"Tambah lagi?"
Tanya ibu, aku hanya memperhatikan, aku tidak ditawari oleh ibu? Aku menunduk sebentar.
Aku menatap tajam kearah Yuki. Bukan karna aku kesal padanya atau lelah karna tidak dianggap. Tapi sepertinya dramaku harus kumulai sekarang..
.
.
Aku mengambil gelas besar dan mengisinya dengan air, lalu kusiramkan pada Yuki.
"Ng~"
Yuki terkejut
"Apa-apaan kau ini!!"
Teriak ibu padaku segera dia mengelapi Yuki dan bertanya-tanya khawatir,
"Ayah pulang"
Ayah ku masuk dan mendekati kami,
"Yuki kok basah?"
"Yui menyiramnya dengan sengaja, anak itu keterlaluan. Apa dia tidak menyangi adiknya?!"
*Plaakk*
Panas terasa dipipiku ketika ayahku menamparku, aku menyentuhnya dan menikmati nyeri disekitar rahngku. Aku mengambil mie cup dan membawanya kekamarku, aku berlalu tak menghiraukan mereka.
.
.
"Ayah,, aku tidak papa, tapi kenapa Yui ayah tampar?"
Yuki menggerakan tangannya, ayah terdiam.
"Sepertinya kamu berlebihan sayang"
Ucap ibuku.
-
-
-
Aku menyantap mie dalam cup yang aku ambil tadi, sembari menatap langit malam dijendela, hujan masih belum berhenti, sama seperti sakit hatiku yang masih terasa. Aku menangis lagi dan lagi, berapa kali aku menangis hari ini?
.
.
"Sepertinya tanpa drama pun, kepergianku bukan masalah besar"
Aku menangis mulai menderas
"Yang kulakukan barusan adalah kesalahan yang cukup buruk untuk orang tuaku"
.
.
Aku terisak
"Aku ini anak kalian:') perlakukan kami dengan adil:') aku juga ingin diperhatikan:') aku ingin kalian menyebut namaku bukan untuk memarahiku:')"
Aku memeluk lututku dan menenggelamkan wajahku dipelukan ku.
.
.
.
*Tok Tok Tok*
"Yuki sayang, ayah ingin bicara, maafkan ayah sudah memukulmu, ayah tidak suka kamu berbuat jahat pada adikmu, tapi ayah sadar ayah juga tidak boleh menampar mu ayah minta maaf ya sayang"
.
.
Ayah meminta maaf padaku? Dia memanggilku 'Yuki sayang'. Senang sekali hatiku ini, aku terharu baru kali ini aku merasakan kebahagiaan, hangat meraba hatiku.
Tapi...
Ingat tujuanku!!!
Aku merubah raut wajahku yang terlihat senang menjadi jijik
"Pergilah ayah, aku benci ayah ibu dan si tuli itu!!!"
Teriak, semua kata-kata yang kulontarkan itu sebenarnya berbanding terbalik dengan perasaanku.
.
.
"Sayang jangan begitu, kami menyayangimu! Adikmu perlu perhatian lebih, kau juga kan bisa mandiri"
Ucap ibuku,
"Buka pintunya sayang"
Godaan yang meluluhkan hatiku, aku tidak boleh begini..
"Oh jadi dia butuh perhatian lebih karna dia TUNARUNGU HAAAHH?! Sampai-sampai aku tidak diperhatikan! Dipedulikan! Aku ini anak kalian!!!"
Teriakku, aku merubah nada bicaraku 180°"Yui JAGA BICARAMU!"
Ayah membentaku
"Kami tidak pernah mengajarimu begitu!"
"Masa bodo!!"
"Baiklah terserah kau saja"
Ayah mendang pintu dan meninggalkan kamar begitu juga ibu.
.
.
Aku melompat kearah kasur. Perasaanku senang sedih, campur aduk. Padahal Yuki sering diperhatikan apa dia sesenang aku saat dipanggil sayang tadi? Sampai segitunya aku senang hanya dipanggil sayang dan mereka meminta maaf padaku. ^^
Tapi tiba-tiba hatiku sakit, ayah dan ibu tidak akan memperdulikan ku lagi:')
Sepertinya mereka tidak tahu kalau aku menyayangi mereka, aku pun terbangun dan berlari ke meja belajar, ku sobek beberapa lembar dan aku mulai menulis..
-Semoga sampai pada kalian ya^^-Yosh Berlanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Garden
Historia CortaAku melakukan hal jahad agar kalian tidak menangis ketika aku pergi nanti~ karna aku tidak bisa melihat kalian menangis