Wrong 2

2.2K 257 34
                                    

Jisoo tidak memperhatikan sekitar hari ini. Bahkan Kang ssaem, harus menegur hingga lima kali agar Jisoo kembali ke kesadaran

Tak pelak, kalimat Lisa tadi pagi menganggu pikiran Jisoo. Sangat menganggu malah. Berbagai spekulasi bercokol dikepala Jisoo


Tentang Taehyung yang Lisa kira adalah seorang gay, karena tampak tidak tertarik dengan gadis - gadis lain. Sempat Jisoo akui itu, karena memang benar adanya terbukti dengan Taehyung yang tidak pernah membawa seorang gadis kerumah, isi kontaknya bahkan hanya ada Jisoo dan sekretarisnya. Sekretarisnya bahkan sudah menikah

Juga tentang Lisa yang mengatakan kalau Taehyung menyukainya. Bukan menyukai sebagai adik, tapi sebagai seorang gadis itu yang paling ia pikirkan

Tak habis pikir, bagaimana bisa Lisa berpikir seperti itu. Sedangkan Jisoo tidak merasakan sedikitpun keanehan diantara dirinya dan Taehyung. Menurut Jisoo, ia dan Taehyung itu adalah Brother - Sister goals. Seperti pergi kemana - mana berdua bahkan Taehyung tidak masalah saat harus membawa barang belanjaan Jisoo yang cukup bayak (meskipun Jisoo memiliki phobia belanja, tapi kalau ada Taehyung, dialah yang memilihkan segala sesuatu yang Jisoo butuhkan), mengantar kesana sini, liburan berdua, bahkan tidak segan untuk memeluk Jisoo dikamar saat mati lampu dan masih banyak lagi hal yang mereka berdua lakukan. Hanya berdua, dan Jisoo tidak merasakan adanya keanehan sedikitpun diantara mereka. Lalu kenapa Lisa bisa merasakan demikian?



"Jisoo-ya? Ya! Kim Jisoo! Jangan melamun!!!"


Kepalang kaget, Jisoo sampai menjatuhkan ponsel miliknya yang sedari tadi ia pegang tanpa memiliki minat untuk memainkannya. Menoleh kearah Nayeon yang tampaknya hanya bisa mendengus sebal sambil menghisap minuman dari sedotan bewarna bening

"Kau itu kenapa sih? Dari tadi kuperhatikan hanya diam melamun, memutar ponsel dijarimu. Apa yang kau pikirkan? Hampir saja Kang ssaem menegurmu lagi dipelajaran olahraga ini."


"O-oh itu, tidak tidak. Aku tidak memikirkan apapun. Yah, i-iya benar."

Sial kenapa Jisoo menjawab dengan gagap seperti itu? Lihat! Nayeon sudah memberikannya tatapan selidik yang bearti Jisoo tidak bisa lepas ataupun kabur kalau sudah ditatap seperti itu

"Hm, yakin?" Nayeon semakin mendekatkan wajahnya, kembali menghisap minumannya lalu menaikkan sebelah alis curiga


Jisoo tetap teguh pendirian tidak akan menceritakan ini pada siapapun. Menghindari kontak mata dengan Nayeon, hingga Nayeon sindiri hanya mendengus sebal

"Yasudah kalau tidak mau cerita masalahmu. Kalau ada sesuatu yang menganggu pikiranmu, coba langsung kau tanyakan ke pihak yang bersangkutan agar kau tidak penasaran dan memikirkan hal yang tidak penting seperti ini." Kembali menyesap minuman yang tampaknya sudah habis, Nayeon melanjutkan. "Aku memang tidak tahu masalahmu. Tapi, kalau kau ingin cerita nanti kau bisa datang padaku. Ingat, kita sahabatkan? Bahkan sejak kita masih sekolah dasar aku sudah mengenalmu, hapal berbagai ekspresimu yang tampak sedang khawatir ataupun penasaran akan sesuatu, seperti saat ini. Kalau kau penasaran, langsung tanyakan ke pihak yang bersangkutan setidaknya beban mu tidak terlalu berat nanti." Nayeon menepuk bahu Jisoo pelan, beranjak berdiri untuk membuang gelas plastik yang tadinya berisi minuman dingin ditengah teriknya matahari kini

"Ta-tapi." Jisoo memegang tangan Nayeon yang mau menjauh. "Bagaimana kalau aku menyesal karena mengetahui kebenarannya? Bukannya lebih baik seperti ini, berakting seolah - olah tidak ada apapun?"

Nayeon tersenyum tipis. "Tidak apa - apa. Kalau kau mengetahui hal tersebut, setidaknya rasa penasaranmu sudah hilang. Tapi ini terserah padamu, menurutku lebih baik kau bertanya daripada penasaran terus menerus dan malah membuat hidupmu tidak tenang." Menepuk pundak Jisoo pelan. "Semua terserah padamu."

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang