Sabtu pagi yang dilalui Taehyung terasa berbeda, bahkan terasa kurang malah
Sejak kejadian kemarin malam, tidak ada lagi sapaan riang yang biasa Taehyung dapatkan saat pagi hari, saat berangkat ke sekolah ataupun sapaan saat didalam kelas
Kosong, hampa
Padahal hanya sebuah hal kecil yang terlewat, tetapi mengundang segudang rasa berbeda didalam hati
Saat duduk pun terasa beda. Biasanya diatas meja sudah ada seogok tas ransel berwarna biru langit dan dua kotak bekal makan siang disisi kiri. Kadang kalau tidak ada kotak bekal, sudah ada roti sandwich dan beberapa kotak susu stroberi
Sekarang tergantikan dengan tas ransel hitam yang Taehyung yakin tidak ada isi apapun disana selain sebuah buku dan pulpen dengan segala pelengkap lainnya seperti headset, dan segala macam. Bahkan kadang pun ada sebungkus rokok lengkap dengan korek api
Tanpa disebut siapa pemiliknya pun, Taehyung tahu kalau itu milik Jimin
"Kau kenapa lagi hah? Sejak tadi malam saat kutemui lebih banyak diam." Jimin datang menyentuh pundak. "Masalah dengan Jisoo? Tadi malam aku tidak sengaja melihatnya menangis keluar dari rumahmu. Ada apa lagi?"
Bukan Jimin namanya kalau tidak bertanya dengan pertanyaan bertubi - tubi seperti itu. Apalagi kalau diingat - ingat, Jimin adalah laki - laki yang rasa ingin tahunya sangat besar, dibandingkan dengan Taehyung yang masa bodoh dengan segala hal kecuali tentang nilai!
"Ya! Tidak mau cerita?" Pundak lemas Taehyung diguncang - guncang hingga mengganggu si empu yang sedang berkonsentrasi membaca novel ditangan
Merasa diacuhkan, tangan Jimin dengan Lincah menarik si penyebab diacuhkannya Jimin yang jelas - jelas meminta perhatian dari lawan bicara
Taehyung? Tentu saja hanya mendesis lalu memberikan tatapan tajam karena merasa terganggu dengan kehadiran bantet kesayangan para gadis diluar sana
"Kembalikan buku ku." Kali ini Taehyung masih meminta dengan nada datar, yang masih dikatakan ramah
"Ani, sebelum kau bercerita apa masalahmu dengan Jisoo."
Jimin memang tipe orang yang tidak mudah menyerah. Buktinya sekarang malah balik menatap dengan tatapan menantang pada Taehyung yang masih memberikan sorotan datar namun mengintimidasi
"Masalah apa? Aku tidak punya masalah apapun dengan gadis bebal itu. Kembalikan bukuku!"
"Kalau tidak ada masalah, kenapa tidak marah ketika aku mengambil tempat duduk si 'pelawak' itu hah? Biasanya kau akan marah kalau aku menaruh tasku diatas meja itu. Lalu ditambah Jisoo yang menangis setelah keluar dari rumahmu itu memperkuat dugaan ku kalau kalian memang memiliki masalah sekarang!"
Taehyung mendecih. "Kau terlalu banyak ikut campur urusanku, bro. Jadi sebaiknya urusan kali ini tak usah ikut campur apapun. Ini urusanku dengan si bebal nan merepotkan itu." Taehyung berusaha menjangkau buku yang disembunyikan dibalik punggung. "Ya! Kembalikan bukuku sekarang!"
"Oh tidak bisa Kim Taehyung- ssi. Urusanmu adalah urusanku. Urusanku adalah urusanmu. Kau sudah lupa kalimat yang kau buat sendiri, ehe?" Jimin mendengus. "Yang ada diingatan mu hanya di bule Taiwan itu. Bahkan janji sendiripun tidak bisa ingat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Us
FanficHanya kumpulan kisah manis yang tak selalu berujung manis Hanya kumpulan kisah pahit yang kalian tahu, pahitnya obat itu menyembuhkan Well, Aku akan selalu berterima kasih pada kalian yang berminat membaca kisah Kim Jisoo dan Kim Taehyung yang tak s...